NAMA : KELPIN DWI AMANDA
KELAS : 1 A6
PRODI : D3 AKUNTANSI UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Resume
#1
Pengantar Manajemen
Penulis : T Hani HandokBab 1
Pengertian manajemen
Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan manajemen yang berguna
untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya dalam proses produksi untuk mencapai tujuan
organisai.
Pengertian manajemen menurut James AF Stoner, yang dialih bahasakan oleh
T.Hani Handoko, sebagai berikut :
“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.”
Dari pengertian manajemen di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
suatu proses bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
secara efektif dan efisien dengan menggunakan orang-orang melalui fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan memanfaatkan
sumber daya-sumber daya yang tersedia.
Mengapa Manajemen Dibutuhkan?
Ada
tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan :
1.
Untuk mencapai tujuan.
2.
Untuk menjaga
keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
3.
Untuk mencapai
efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
benar, sedangkan Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut ahli
manajemen Peter Drucker efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar
(doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan
benar (doing things right).
Aplikasi-aplikasi yang berbeda dari istilah Manajemen
Ada empat
aplikasi yang berbeda dari istilah manajemen. Istilah manajemen dapat digunakan
untuk hal-hal yang berhubungan dengan :
1. Pengelompokan Pekerjaan. Manajemen berarti suatu kelompok
orang yang melaksanakan tugas-tugas atau fungsi-fungsi manajerial.
2. Seorang Individu. Individu yang melaksanakan
fungsi-fungsi manajerial atau bagian dari kelompok secara keseluruhan dapat
disebut bagian manajemen.
3. Suatu disiplin akademik. Manajemen adalah suatu bidang
spesialisasi akademik, atau suatu bidang studi.
4. Suatu proses. Manajemen juga merupakan suatu proses;
karena mencakup pelaksanaan suatu rangkaian tipe-tipe khusus kegiatan atau fungsi.
Bab2 Manajemen dan Manajer
Secara umum “manajer” berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab
atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya.
Manajer dapat diklasifikasi dengan dua cara : menurut tingkatan mereka
dalam organisasi (rendah, menengah dan tinggi). Dan kegiatan-kegiatan
organisasi untuk mana mereka bertanggung jawab (manajer umum dan fungsional).
Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga
golongan yang berbeda :
1. Manajer Lini (pertama). Tingkatan paling rendah dalam
suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, disebut
manajemen lini / garis pertama (first line atau first level). Para manajer ini
sering disebut dengan kepala atau pemimpin, mandor (foremen), dan penyelia (supervisors).
2. Manajer Menengah. Manajemen menengah dapat meliputi
beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga
karyawan operasional.
3. Manajer Puncak. Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri
dari sekelompok kecil eksekutif. Manajemen puncak bertanggung jawab atas
keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas manajer puncak adalah direktur,
presiden, kepala divisi, wakil presiden senior, dan sebagainya.
Perbedaan tingkatan manajemen akan membedakan pula fungsi-fungsi manajemen yang
dilaksanakan. Ada dua fungsi utama manajemen, yaitu manajemen administratif dan
manajemen operatif. Manajemen administratif lebih berurusan dengan penetapan
tujuan dan kemudian perencanaan, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan
kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan. Sedangkan manajemen
operatif lebih mencakup kegiatan memotivasi, supervisi, dan komunikasi dengan
para karyawan untuk mengarahkan mereka mencapai hasil-hasil secara efektif.
Manajer-manajer Fungsional dan Umum
Atas dasar ruang lingkup kegiatan yang dikelola, para manajer dapat pula
diklasifikasi sebagai manajer fungsional dan manajer umum. Manajer fungsional
mempunyai tanggung jawab hanya atas satu kegiatan organisasi, seperti produksi,
pemasaran, keuangan, kepegawaian, atau akuntansi.
Fungsi-fungsi yang dilaksanakan Manajer
Salah satu klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial dibuat
oleh Henri Fayol, yang menyatakan bahwa perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pemberian perintah, dan pengawasan adalah fungsi-fungsi utama.
1.
Perencanaan
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metoda, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan organisasi memiliki tujuan yang memungkinkan diantaranya :
a. Organisasi
bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan-tujuan.
b. Para anggota organisasi untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih.
c. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga
tindakan korektif dapat diambil bila tingkatan kemajuan tidak memuaskan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah 1) penentuan sumber daya-sumber daya
dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2)
perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan
dapat membawa hal-hal tersebut kea rah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab
tertentu dan kemudian, 4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu-individu untuk melaksanakan tugas-tuganya.
3. Penyusunan Personalia
Adalah penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan, serta penempatan
dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan
dan produktif.
4.
Pengarahan
Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana adalah untuk membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka
lakukan.
5. Pengawasan
Pengawasan (controlling), adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsure, yaitu : 1) penetapan
standar pelaksanaan, 2) penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, 3) pengukuran
pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan,
4) pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang
dari standar.
Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus dilaksanakan oleh manajer kapan
saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun ada perbedaan
tekanan untuk tipe organisasi, jabatan-jabatan fungsional, dan tingkatan
manajemen yang berbeda.
Kegiatan-kegiatan Manajer
Agar konsep
tentang manajer menjadi lebih jelas, berikut ini akan diuraikan secara terinci
apa tugas-tugas penting yang dilaksanakan manajer :
1.
Manajer bekerja
dengan dan melalui orang lain.
2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang
saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas.
3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.
4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konsepsual.
5. Manajer adalah seorang
mediator.
6. Manajer adalah seorang
politisi.
7.
Manajer adalah
seorang diplomat.
8. Manajer mangambil keputusan-keputusan sulit.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer
Pada
dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para manajer dapat
diklasifikasi ke dalam empat kelompok, yaitu :
1.
Pribadi.
2.
Teknis.
3. Administratif.
4. Interaksional.
BAB3
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
Dalam bab ini akan dibicarakan tiga aliran pemikiran manajemen yang ada :
Aliran Klasik (yang akan dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori
organisasi klasik), aliran hubungan manusiawi (sering disebut aliran
neoklasik), dan aliran manajemen modern.
1. Teori
Manajemen Klasik
Perkembangan awal teori
manajemen
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen Ilmiah, yang
akan dibahas disini, yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.
Robert Owen (1771 - 1858). Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen,
seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia,
menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat
perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja,
seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak di bawah umur yang
bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan
toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia mengemukakan bahwa
melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikan produksi dan
keuntungan (laba), dan investasi yang
paling menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”.
Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan
peningkatan produktivitas.
Charles Babbage (1792 - 1871). Charles Babbage, seorang professor
matematika dari Inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat
operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui
spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan keterampilan yang sesuai
dengan setiap operasi pabrik. Sebagai kontribusinya yang lain, Babbage
menciptakan alat penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan
program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerjasama yang saling
menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta
merencanakan skema pembagian keuntungan.
2. Manajemen
Ilmiah
Aliran manajemen Ilmiah (scientific management) ditandai
kontribusi-kontribusi dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth,
Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu-satu.
Frederick W. Taylor (1856 – 1915)
Manajemen Ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor
sekitar tahun 1900-an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut sebagai “bapak
manajemen Ilmiah”.
Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan
pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya
untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :
1. Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat
diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4.
Kerjasama yang baik
antara manajemen dan tenaga kerja.
Frank
dan Lillian Gilberth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972)
Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami
isteri Frank Bunker Gilberth dan Lillian Gilberth. Frank Gilberth, seorang pelopor
pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang
diilhami Taylor. Sedangkan Lillian Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek
manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia
mengemukakan gagasannya dalam bukunya yang berjudul The Psychology of
Management. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir : membantu
para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
Henry L. Gantt (1861
– 1919). Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan (1)
kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2)
seleksi ilmiah tenaga kerja, (3) sistem insentif (bonus) untuk merangsang
produktivitas, (4) penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal
sebagai “bagan Gantt”, untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
Harrington Emerson (1853 –
1931).
Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal,
yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan-tujuan
dirumuskan dengan jelas.
2.
Kegiatan yang
dilakukan masuk akal.
3.
Adanya staf yang cakap.
4.
Disiplin.
5.
Balas jasa yang
adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, dan ajeg
sistem informasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja.
8.
Adanya
standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan.
9.
Kondisi yang distandarisasi.
10. Operasi yang distandarisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi – rencana insentif.
3. Teori
Organisasi Klasik
Henry Fayol (1841 – 1925), seorang industrialis perancis, mengemukakan
teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, Administration
Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan umum).
Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam kegiatan, yang
semuanya saling tergantung satu dengan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut
adalah (1) teknik - produksi dan manufacturing produk, (2) komersial –
pembelian bahan baku dan penjualan produk, (3) keuangan (finansial) – perolehan
dan penggunaan modal,
(4) keamanan – perlindungan karyawan dan kekayaan, (5) akuntansi –
pelaporan dan pencatatan biaya, laba dan hutang, pembuatan neraca, dan
pengumpulan data statistic, dan (6) manajerial.
Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip-prinsip manajemen
yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan meningkatkan
efisiensi pelaksanaan kerja.
2. Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3. Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada
peranan-peranan dan tujuan- tujuan organisasi.
4. Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima
instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
5. Kesatuan pengarahan – operasai-operasi dalam organisasi
yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan
penggunaan satu rencana.
6. Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum.
7. Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan
harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.
Sentralisasi.
9.
Rantai skalar.
10. Order – bahan-bahan (Material).
11. Keadilan.
12. Stabilitas staf organisasi.
13. Inisiatif.
14. Esprit de corps (semangat korps).
James D Mooney, menurutnya untuk merancang organisasi perlu diperhatikan 4
kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi – syarat-syarat adanya koordinasi meliputi
wewenang, saling melayani, doktrin dan disiplin, (2) prinsip skalar, (3) prinsip
fungsional, (4) prinsip staf.
Mary Parker Follett (1868 – 1933), Follett adalah seorang ahli ilmu
pengetahuan social pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri
dan pemerintah. Follett memberikan sumbangan besar pada manajemen yaitu tentang
(1) kreativitas, (2) kerjasama antara manajer dan bawahan,
(3) koordinasi dan pemecahan konflik.
Chaster I. Barnard (1886 – 1961), adalah presiden perusahaan Bell Telephone
di New Jersey. Dia memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan
pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen menurur pandangan Barnard, adalah
perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
4. Aliran
Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi (prilaku manusia atau neoklasik) muncul karena
ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya
menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba
melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Hugo Munsterberg (1863 – 1916). Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo
Munsterberg sering disebut sebagai bapak psikologi industri. Dia mengemukakan
bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan tiga
cara,
(1) penemuan Best Possible Person, (2) penciptaan best
possible work, dan (3) penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.
Elton Mayo (1880 – 1949) mengadakan suatu percobaan untuk menemukan bahwa
kelompok kerja informal – lingkungan social karyawan – juga mempunyai pengaruh
besar pada produktivitas, kemudian konsep mahluk sosial – dimotivasi oleh
kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan
lebih responsif terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen – telah
menggantikan konsep mahluk rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan
phisik manusia.
5. Aliran
Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur
pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal
sebagai perilaku organisasi, dan yang lain di bangun atas dasar manajemen
ilmiah, dikenal dengan aliran kuantitatif.
Perilaku
Organisasi
Prinsip-prinsip
dasar Perilaku Organisasi :
Produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan
sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya.
Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan
pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan manajemen science biasanya adalah sebagai
berikut :
1. Perumusan masalah.
2.
Penyusunan suatu
model matematis.
3.
Mendapatkan
penyelesaian dari model.
4.
Pengujian model dan
hasil yang didapatkan dari model.
5.
Penetapan
pengawasan atas hasil-hasil.
6.
Pelaksanaan hasil
dalam kegiatan implementasi.
Perkembangan Teori Manajemen Di Masa Mendatang
Ada
lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa
mandatang, yaitu :
1.
Dominan (paling berguna).
2.
Divergence
(jalurnya sendiri).
3.
Convergence ( batasan-batasan).
4.
Sintesa (berintegrasi).
5.
Proliferation.
Bab 4
Manajer dan
Lingkungan Eksternal Organisasi
Faktor-faktor lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang
sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan
oleh manajer. Organisasi mendapatkan masukan-masukan yang dibutuhkan, seperti
bahan baku, dana tenaga kerja, dan energi dari lingkungan eksternal,
mentransformasikan menjadi produk dan jasa, dan kemudian memberikan sebagai
keluaran-keluaran kepada lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal mempunyai baik unsur-unsur yang berpengaruh lansung
(lingkungan ekstern mikro) dan berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern
makro). Lingkungan ekstern mikro terdiri dari para pesaing, penyedia,
langganan, lembaga-lembaga keungan, pasar tenaga kerja, dan
perwakilan-perwakilan pemerintah. Unsur-unsur lingkungan ekstern makro mencakup
teknologi, ekonomi, politik dan sosial yang mempengaruhi iklim di mana
organisasi beroperasi dan mempunyai potensi menjadi kekuatan-kekuatan sebagai
lingkungan ekstern mikro.
Organisasi Dan Lingkungan
Lingkungan ekstern mempengaruhi manajer-manajer bervariasi menurut tipe dan
tujuan organisasi. Ha ini berbeda di antara posisi-posisi dan fungsi-fungsi
dalam suatu organisasi dan bahkan antara tingkatan-tingkatan hirarki di dalam
organisasi. Jadi, manajer pada perusahaan A mungkin lebih dipengaruhi
faktor-faktor dalam lingkungan ekstern dibanding manajer pada perusahaan B, eksekutif
dipengaruhi lebih daripada pekerja klerikal, dan pegawai administrasi kantor
dibanding manajer divisi penjualan.
Tanggung jawab sosial Manajer
Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak
sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Dengan demikian manajer
sekarang dituntut untuk mengimplementasikan etika berusaha, terutama dalam
hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga
pendidikan, perusahaan- perusahaan lain, para penyedia, kreditur, pemegang
saham, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika,
yaitu : (1) hukum, (2) peraturan-peraturan pemerintah, (3) kode etik industri
dan perusahaan, (4) tekanan-tekanan sosial, dan (5) tegangan antara standar
perorangan dan kebutuhan organisasi. Faktor-faktor ini mempengaruhi etika
manajer dengan tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi yang berbeda-beda.
Bab 5
Proses Perencanaan
Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya
apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang
baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang
dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana dibuat.
Empat Tahap dasar Perencanaan
1.
Menetapkan tujuan
atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini.
3.
Mengidentifikasi
segala kemudahan dan hambatan.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan.
Alasan-alasan
perlunya perencanaan
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk
mencapai (1) “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan (2)”positive benefits”
dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Manfaat perencanaan, (1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan, (2) membantu dalam kristalisasi persesuaian
pada masalah-masalah utama, (3) memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasi lebih jelas, (4) membantu penempatan tanggung jawab lebih
tepat, (5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, (6) memudahkan
dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi, (7) membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami, (8) meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti, dan (9) menghemat waktu, usaha dan dana.
Kelemahan perencanaan, (1) pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
mungkin berlebihan pada kontribusi nyata, (2) perencanaan cenderung menunda
kegiatan, (3) perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk
berinisiatif dan berinovasi, (4) kadang-kadang hasil yang paling baik
didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah
pada saat masalah tersebut terjadi, (5) ada rencana-rencana yang diikuti
cara-cara yang tidak konsisten.
Tipe-tipe Perencanaan dan
Rencana
Ada
paling sedikit lima dasar pengklasifikasian rencana-rencana, sebagai berikut :
1. Bidang Fungsional, mencakup rencana produksi, pemasaran,
keuangan, dan personalia.
2. Tingkatan Organisasional, termasuk keseluruhan organisasi
atau satuan-satuan kerja organisasi.
3. Karakteristik-karakteristik (sifat) rencana, meliputi
faKtor-faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya,
rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.
4.
Waktu, menyangkut
rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
5. Unsur-unsur rencana, dalam wujud anggaran,program,
prosedur, kebijaksanaan, dan sebagainya.
Dalam organisasi rencana diperinci melalui tingkatan-tingkatan yang
membentuk hirarki dan paralel dengan struktur organisasi. Ada dua tipe utama
rencana : (1) rencana-rencana strategik (strategik plans), yang dirancang
memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas. (2) rencana-rencana
operasional (operational plans), ada dua tipe-tipe rencana operasional. Rencana
sekali pakai (single use plans), rencana tetap (standing plans). penguraian lebih
terperinci bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai.
1. Rencana-rencana Strategik
Sebelum strategi dapat diuraikan, organisasi perlu menetapkan suatu
komponen vital : tujuan-tujuan organisasi. Tujuan organisasi memberikan dasar
pengarahan kegiatan-kegiatan.
Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi
dalam pelaksanaan misi. Strategi juga dapat didefinisikan sebagai pola
tanggapan organisasi
terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Strategi menghubungkan sumber daya
manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus
dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.
2. Rencana-rencana Sekali
Pakai
Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci yang
kemungkinan tidak berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. Sebagai
contoh, perencanaan perusahaan untuk membangun gudang baru karena adanya
perluasan usaha akan memerlukan rencana sekali pakai khusus bagi proyek
tersebut, walaupun perusahaan telah membangun sejumlah gudang lain di waktu
yang lalu.
3.
Rencana-rencana Tetap
Wujud umum rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, prosedur dan aturan.
Rencana-rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu diubah
(modifikasi) atau dihapuskan. Sekali ditetapkan, rencana tetap memungkinkan
para manajer menghemat waktu yang digunakan untuk perencanaan dan pembutan
keputusan karena situasi-situasi yang sama ditangani secara konsisten.
Perencanaan Strategik
Perencanaan Strategik (Strategic Planning) adalah proses pemilihan
tujuan-tujuan organisasi; penentuan strategi, kebijaksanaan dan program-program
strategik yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut; dan penetapan
metode-metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi kebijaksanaan telah diimplementasikan.
Perencanaan Strategik tidak hanya merupakan kegiatan perencanaan suatu
organisasi; tetapi perencanaan strategik lebih merupakan salah satu peranan
manajemen yang paling kritis. Sedangkan perencanaan yang dilakukan pada
tingkatan bawah disebut perencanaan operasional (operational planning), yang
memusatkan perhatiannya pada operasi-operasi sekarang dan terutama berkenaan
dengan efisiensi, bukan efektivitas.
Proses Perencanaan Strategik
Secara
singkat langkah-langkah proses penyusunan strategik dapat diuraikan sebagai berikut
: (1) Penentuan Misi dan Tujuan, (2) Pengembangan Profil Perusahaan, (3)
Analisa Lingkungan Eksternal, (4) Analisa Internal
Perusahaan,
(5)
Identifikasi
Kesempatan
dan
Ancaman
Strategik, (6) Pembuatan Keputusan Strategik, (7) Pengembangan strategi
Perusahaan, (8) Implementasi Strategi, dan (9) Peninjauan kembali dan evaluasi.
Lima variabel yang biasanya
merupakan faktor-faktor kritis implementasi strategi : (1) tugas,
(2)
orang, (3)
Struktur, (4) teknologi, dan (5) sistem balas
jasa.
Kebaikan-kebaikan perencanaan strategik adalah dalam memberikan pedoman
yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan organisasi. Kebaikan penting perencanaan
strategi lainnya adalah membantu para manajer dalam pembuatan keputusan.
Kelemahan-kelemahan perencanaan strategi adalah bahwasannya hal itu
memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar. Kelemahan
selanjutnya adalah bahwa perencanaan strategik kadang-kadang cenderung
membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang paling rasional dan bebas
resiko.
Hambatan-hambatan Perencanaan Efektif
Ada sejumlah alasan mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan
tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok / satuan kerja mereka,
yaitu :
1.
Kurang Pengetahuan Tentang
Organisasi.
2.
Kurang Pengetahuan
Tentang Lingkungan.
3. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif.
4. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
5. Biaya.
6.
Takut Gagal.
7. Kurang Percaya Diri.
8.
Ketidaksediaan.
Kriteria Penilaian Efektivitas Rencana
Beberapa kriteria dapat
digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup
(1)
kegunaan,
(2) ketepatan dan obyektivitas, (3) ruang lingkup, (4) efektivitas Biaya, (5)
akuntabilitas, dan (6) ketepatan waktu.
Bab 6
Penetapan Tujuan Organisasi
Misi dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus
menetapkan misi atau maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan
abadi tentang maksud organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas
(unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi
lainnya dan mengindentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan
pasar. Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan
strategik perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukan
bidang-bidang produk atau jasa pokok dan kebutuhan-kebutuhan langganan utama
yang akan dipuaskan perusahaan.
Tujuan organisasi ialah suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di
mana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang
keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas
mencoba untuk menimbulkannya. Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang
keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk
dicapai di waktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi.
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi
penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan
antara lain sebagai berikut :
1.
Pedoman bagi kegiatan.
2.
Sumber legitimasi.
3. Standar pelaksanaan.
4. Sumber motivasi.
5.
Dasar rasional pengorganisasian.
Tipe-tipe Tujuan
1.
Tujuan
kemasyarakatan (Societal goals).
2.
Tujuan keluaran
(Output goals).
3.
Tujuan sistem
(Sistem goals).
4. Tujuan produk (Product
goals).
5. Tujuan turunan (Derived
goals).
Proses
Penetapan Tujuan
Proses penatapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai
tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Beberapa
unsur dasar yang melatar- belakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk
menciptakan nilai-nilai tersebut adalah :
1. Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan
dapat memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya.
2.
Bahwa barang dan
jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen / langganan.
3. Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan
menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
4. Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber
dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan lebih baik dari sekedar menjaga
kelangsungan hidup (survive), yaitu untuk pertumbuhan (growth) dan dapat
menghasilkan laba (profitable).
5. Bahwa pelayanan manajemen akan memberikan public image
yang menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya dan
menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses
organisasi.
6. Bahwa perusahaan mempunyai konsep diri (self concept)
yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang
saham organisasi.
Bidang-bidang Tujuan
Peter Drucker, selama bekerja sebagai konsultan untuk GE,
mengidentifikasikan secara terperinci 8 bidang pokok dimana perusahaan harus
menetapkan tujuan. Bidang-bidang itu adalah :
1. Posisi pasar. Perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai
bagian pasar yang akan “direbut”.
2. Produktifitas. Adalah rasio antara masukan dengan
keluaran organisasi.
3. Sumber daya phisik dan
keuangan.
4.
Profitabilitas.
Tujuan-tujuan laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
5. Inovasi. Ada kebutuhan terus menerus akan produk atau
jasa baru dan inovatif.
6. Prestasi dan pengembangan manajer. Kelangsungan hidup
banyak organisasi tergantung pada kekuatan manajemen yang inovatif.
7. Prestasi dan sikap karyawan. Karyawan operatif
melaksanakan sebagian besar pekerjaan normal dan rutin di setiap organisasi.
8. Tanggung jawab sosial dan publik. Tujuan-tujuan ini
ditetapkan perusahaan untuk “menangani” boikot publik, kegiatan-kegiatan
hukum, kegiatan-kegiatan pemerintah,
kelompok-kelompok berkepentingan, dan sebagainya.
Management By Objectives (MBO)
Management By Objectives atau MBO pertama kali diperkenalkan oleh peter
Drucker dalam bukunya The Practice of Management pada tahun 1954. Prosesnya
juga berjalan dengan nama-nama lain, termasuk “manajemen berdasarkan sasaran”,
“manajemen berdasarkan hasil”, atau “management by results”, “goals
management”, “work planning and review”, “goals and controls”, “joint target
setting”, dan sebagainya. Walaupun menggunakan nama- nama yang berbeda
prosesnya adalah sama. MBO telah berkembang sangat terkenal, terutama
dalam-organisasi-organisasi besar. Pada hakekatnya MBO menekankan pentingnya
peranan tujuan dalam perencanaan efektif.
Sistem MBO
Berikut ini
akan diuraikan unsur-unsur umum yang selalu ada dalam berbagai sistem MBO yang
efektif :
1.
Komitmen pada program.
2. Penetapan tujuan manajemen puncak.
3. Tujuan-tujuan perseorangan.
4.
Partisipasi.
5.
Otonomi dalam
implementasi rencana.
6. Peninjauan kembali prestasi.
Kekuatan dan kelemahan MBO
Dalam suatu
survey terhadap para manajer, Tosi dan Carroll mengemukakan kebaikan- kebaikan
berbagai program MBO, yang dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Memungkinkan para
individu mengetahui apa yang diharapkan dari
mereka.
2. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer
menetapkan tujuan dan sasaran.
3. Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.
4. Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada
tujuan organisasi.
5. Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui
pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu. Ini juga memungkinkan para bawahan
mengetahui kualitas pekerjaan mereka dalam hubungannya dengan tujuan organisasi.
Ada dua kategori kelemahan–kelemahan khas untuk organisasi yang mempunyai
program- program MBO formal. Dalam kategori pertama adalah kelemahan-kelemahan
yang melekat pada proses MBO. Ini mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup
besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta biasanya
meningkatkan banyaknya kertas kerja. Dalam kategori kedua, kelemahan-kelemahan
seharusnya tidak ada tetapi sering dijumpai dalam pengembangan dan implementasi
program-program MBO. Kategori kedua ini menyangkut beberapa masalah pokok yang
harus dikendalikan agar program MBO sukses :
1.
Gaya dan dukungan manajemen.
2. Penyesuaian dan perubahan.
3. Ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
4.
Deskripsi jabatan.
5. Penetapan dan pengkoordinasian tujuan.
6. Pengawasan metoda pencapaian tujuan.
7.
Konflik antara
kreativitas dan MBO.
Membuat MBO Efektif
Unsur-unsur penting yang
diperlukan bagi efektivitas MBO.
1.
Mendidik dan
melatih manajer.
2. Merumuskan tujuan secara
jelas.
3. Menunjukan komitmen manajemen puncak secara kontinyu.
4.
Membuat umpan balik efektif.
5. Mendorong partisipasi.
Bab 7 Pembuatan Keputusan
Pembuatan
keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan
penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan.
Pembuatan
keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian
kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Tipe-tipe keputusan
Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan
kondisi dan situasi yang ada. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara
keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko, dan ketidak pastian.
Keputusan-keputusan yang di program (programmed decisions) adalah keputusan
yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan-keputusan ini
rutin dan berulang-ulang.
Keputusan-keputusan yang tidak di program (non-Programmed decisions), di
lain pihak, adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus,
khas, atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh
kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus
diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak di program.
Proses Pembuatan keputusan
Banyak manajer yang harus membuat keputusan dengan metoda-metoda pembuatan
keputusan informal untuk memberikan pedoman bagi mereka. Tidak ada pendekatan
pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajemen akan selalu membuat
keputusan yang benar, tetapi bagaimanapun juga, para manajer yang menggunakan
suatu pendekatan yang rasional, intelektual dan sistematik akan lebih berhasil
dibanding para manajer yang menggunakan pendekatan informal.
Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses
perencanaan strategik formal yang di bahas dalam bab 5. Ini mencakup
identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan,
pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian,
pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap
hasil-hasil.
Pohon Keputusan dan Pembuatan
Keputusan
Pohon keputusan (decision tree) dikembangkan untuk membantu para manajer
membuat serangkaian keputusan yang melibatkan peristiwa-peristiwa ketidak
pastian. Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara
grafik berbagai kegiatan yang dapat diambil dan hubungan kegiatan-kegiatan ini
dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang yang dapat terjadi. Seperti
teknik-teknik riset operasi lainnya, pohon keputusan tidak akan membuat
keputusan bagi manajer – kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimanapun juga,
dalam berbagai situasi yang tepat, penggunaan pohon keputusan akan mengurangi
kekacauan potensial dalam suatu masalah kompleks dan memungkinkan manajer untuk
menganalisa masalah secara rasional.
Keterlibatan Bawahan Dalam
Pembuatan Keputusan
Para manajer akan sulit untuk membuat keputusan-keputusan tanpa melibatkan
para bawahan. Keterlibatan ini dapat formal, seperti penggunaan kelompok dalam
pembuatan keputusan; atau informal, seperti permintaan akan gagasan-gagasan.
Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan.
Karakteristik-karakteristik Berbagai Situasi Keputusan
Perihal keterlibatan para bawahan dalam pembuatan keputusan telah
dipelajari beberapa teoritis dan konsultan. Dua peneliti, Vroom dan Yetton,
telah mengembangkan suatu pendekatan pohon keputusan (decision tree approach)
untuk mengidentifikasi gaya keputusan “optimum” tertentu yang sesuai dengan
situasi tertentu. Karakteristik- karakteristik pokok suatu situasi keputusan
yang dikemukakan Vroom dan Yetton adalah sebagai berikut :
1. Adakah persyaratan kualitas dimana suatu penyelesaian
lebih rasional dibanding yang lain?
2. Apakah manajer mempunyai informasi cukup untuk membuat
keputusan berkualitas tinggi?
3. Apakah situasi keputusan
terstruktur?
4. Apakah penerimaan keputusan oleh para bawahan manajer
merupakan faktor kritis implementasi efektif
keputusan?
5. Adakah kepastian yang layak bahwa keputusan akan diterima
para bawahan bila manajer mebuat keputusan sendiri?
6. Apakah para bawahan manajer menyebarkan tujuan organisasi
untuk dicapai bila masalah dipecahkan?
7. Apakah penyelesaian yang disukai akan menyebabkan konflik
di antara para bawahan?
Ciri-ciri Riset Operasi
Ada tujuh ciri utama riset
operasi, yang dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Terpusat pada
pembuatan keputusan.
2. Penggunaan metoda ilmiah.
3. Penggunaan model matematik.
4.
Efektivitas ekonomis.
5. Bergantung pada Komputer.
6.
Pendekatan tim.
7. Orientasi sistem.
Tahap-tahap Pendekatan Riset
Operasi
Pendekatan
riset operasi untuk pemecahan masalah mempunyai 5 tahap :
1.
Diagnosa masalah.
2. Perumusan masalah.
3. Pembuatan model.
4.
Analisa model.
5. Implementasi penemuan.
Berbagai
Model dan Teknik Riset Operasi
Ada sejumlah cara pengelompokan model-model yang digunakan dalam riset
operasi. Pembedaan yang biasa dibuat adalah antara model normatif dan
deskriptif. Model normatif menggunakan apa yang seharusnya dilakukan. Model
deskriptif menggambarkan segala sesuatu sebagaimana adanya.
Programasi Linear adalah suatu peralatan riset operasi yang digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah “optimasi” atau masalah-masalah di mana ada satu
jawaban “paling baik” dari serangkaian alternatif. Model ini banyak digunakan
untuk menentukan cara terbaik pengalokasian sumber daya-sumber daya yang
terbatas guna mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Model-model programasi linear dapat diterapkan pada berbagai operasi bisnis
dan industri di mana dapat diperoleh nilai maksimum atau minimum, seperti
penetapan keluaran mesin maksimum, tingkat persediaan ideal, campuran produk
terbaik, masalah transportasi, masalah penugasan (Assignment problem),
penganggaran modal, pemilihan media pengiklanan, dan sebagainya.
Beberapa
model dan teknik riset operasi akan dibahas berikut ini :
1.
Teori antrian.
2. Model garis tunggu.
3.
Analisa network.
4. Teori permainan.
5.
Model rantai Markov.
6.
Programasi dinamik.
7. Simulasi.
Aplikasi
Teknik-teknik Riset Operasi
Paling tidak ada delapan jenis masalah praktek manajerial dimana
teknik-teknik riset operasi sering diterapkan, diantaranya sebagai berikut :
1.
Masalah-masalah persediaan.
2.
Masalah-masalah Alokasi.
3. Masalah-masalah Antrian (garis tunggu).
4. Masalah-masalah pengurutan.
5.
Masalah-masalah
routing atau scheduling).
6. Masalah-masalah pergantian.
7. Masalah-masalah persaingan.
8. Masalah-masalah pencarian.
Kebaikan
dan keterbatasan penggunaan riset Operasi
Teknik-teknik riset operasi mempunyai satu maksud, yaitu untuk membantu
para manajer membuat keputusan-keputusan yang lebih baik. Maksud ini dapat
terpenuhi karena teknik- teknik riset operasi mempunyai tiga kebaikan pokok :
1.
Memungkinkan
untuk memerinci suatu masalah kompleks dan berskala besar menjadi bagian-bagian
lebih kecil sehingga dapat lebih mudah didiagnosa dan dianalisa.
2.
Dalam
penyusunan dan analisa model-model riset operasi, para peneliti harus
memperhatikan perincian dan mengikuti berbagai prosedur logik dan sistematik.
3.
Teknik-teknik riset
operasi sangat membantu dalam penilaian alternatif-alternatif.
Di samping kebaikan-kebaikan di atas, teknik-teknik riset operasi juga
mempunyai berbagai keterbatasan :
1.
Proyek-proyek
riset operasi sering terlalu mahal bagi banyak organisasi atau banyak jenis
masalah, sehingga sebelum keputusan untuk menggunakannya dibuat perlu dilakukan
analisa biaya kegunaan.
2.
Riset operasi tidak
dapat diterapkan secara efektif dalam banyak
situasi.
3.
Riset
operasi dapat dengan mudah menjadi teknik-teknik yang terpisah dari kenyataan,
mungkin karena kesalahan dalam anggapan-anggapan tentang masalah atau karena
variabel-variabel tertentu diabaikan.
Masalah-masalah Penggunaan
Pendekatan Riset Operasi
Grayson
mengemukakan beberapa alasan mangapa bannyak manajer tidak menggunakan
teknik-teknik riset operasi :
1.
Kekurangan waktu.
2. Ketiadaan data.
3. Penolakan terhadap perubahan.
4. Waktu tanggapan lama.
5.
Penyederhanaan yang berlebih-lebihan.
Pedoman Penggunaan Efektif Riset Operasi
Para manajer akan memperoleh keuntungan dengan meningkatkan kegunaan riset
operasi dan membuat lebih mungkin untuk menerapkan bantuan saran-saran riset
operasi. Wagner telah mengemukakan bahwa program-program riset operasi akan
paling berguna dengan meliput delapan unsur berikut :
1. Dukungan manajemen puncak.
2.
Tanggung jawab
manajerial bagi program.
3.
Partisipasi manajer.
4. Penggunaan kebijakan manajerial.
5.
Pengumpulan data
secara cepat.
6. Aspek-aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi.
7. Persiapan untuk kesulitan-kesulitan awal.
8.
Penyimpanan laporan
secara akurat.
BAB 8
Pengorganisasian dan Struktur
Organisasi
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur
organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi
merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar
kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang
terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan- hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian,
maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan , tugas wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
adalah sebagai berikut :
1.
Strategi organisasi
untuk mencapai tujuannya.
2.
Teknologi yang
digunakan.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
4. Ukuran organisasi.
Unsur-unsur
Struktur Organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi
tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi dan penyatuan
tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja.
2. Standardisasi kegiatan.
3. Koordinasi kegiatan.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja.
Bagan Organisasi Formal
Bagan
organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3.
Pengelompokan
segmen-segmen pekerjaan.
4. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan.
5. Tingkatan manajemen.
Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama atau
kegiatan- kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Kebaikan
pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan
kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan
keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat
terhadap fungsi-fungsi. Kelemahan struktur fungsional dapat menciptakan konflik
antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya
memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota
berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
Departementalisasi Divisional
Departementalisasi dibagi menjadi
4 bagian divisi-divisi, yaitu :
1.
Struktur organisasi
divisional atas dasar produk.
2.
Struktur organisasi
divisional atas dasar wilayah.
3. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan.
4. Struktur organisasi divisional atas dasar proses atau peralatan.
Kebaikan
struktur divisional yaitu :
1. Meletakan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada
tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat
dengan lingkungan divisi yang khas.
3. Merumuskan tanggung jawab secara jelas dan memusatkan
perhatian pada pertanggung jawaban atas prestasi kerja, yang biasanya diukur
dengan laba atau rugi divisi.
Kelemahan
struktur divisional yaitu:
1.
Menyebabkan
berkembangnya persaingan “dysfunctional” potensial antar sumber daya-sumber
daya perusahaan dan konflik antara tugas-tugas dan prioritas-prioritas.
2.
Masalah
seberapa besar delegasi wewenang yang diberikan kepada manajer- manajer divisi.
3.
Masalah
kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya overhead perusahaan.
Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi
campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau
lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dan matriks
bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe desain fungsional
dan divisional dengan menghindarkan kekurangan-kekurangannya.
Struktur organisasi proyek. Departementalisasi proyek menyangkut pembentukan
tim-tim spesialis yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan khusus. Sedangkan
struktur organisasi matriks. Departementalisasi matriks adalah sama dengan
departementalisasi proyek dengan satu perbedaan pokok. Dalam sturktur matriks,
para karyawan mempunyai dua atasan sehingga mereka berada di bawah dua
wewenang.
Kebaikan organisasi matriks
dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Memaksimumkan
efisiensi penggunaan manajer-manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan karyawan dan
merupakan tempat latihan yang baik bagi manajer-manajer strategic.
3. Melibatkan, memotivasi dan menantang karyawan serta
memperluas pandangan manajemen menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan.
Kelemahan organisasi matriks
dapat diperinci sebagai berikut :
1. Pertanggung jawaban ganda dapat menciptakan kebingungan
dan kebijaksanaan- kebijaksanaan yang kontradiktif.
2. Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical.
3.
Memerlukan lebih
banyak ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
Kelompok-kelompok kerja formal
organisasi
Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal :
kesatuan tugas khusus, panitia, dan dewan atau komisi.
Kesatuan tugas khusus (task forces). Kesatuan tugas khusus atau tim proyek
dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas khusus.
Panitia tetap (standing committees) dan panitia Ad hoc. Adalah bagian tetap
dari struktur suatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang terus
menerus ada dalam organisasi.
Tujuan dibentuknya panitia manajemen terutama adalah untuk
mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen puncak,
atau bahkan membuat keputusan-keputasan sendiri.
Kegunaan panitia
1.
Keputusan-keputusan
dengan kualitas lebih baik.
2.
Meningkatkan penerimaan.
3. Memperbaiki koordinasi.
4.
Tempat latihan bagi manajer.
5.
Penyebaran kekuasaan.
6. Menghindarkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Kerugian
panitia
1.
Pemborosan waktu
dan uang.
2. Dominasi individu.
3.
Adanya persetujuan
dan kompromi terlebih dahulu.
4. Kurangnya tanggung jawab.
BAB 9
Koordinasi Dan Rentang
Manajemen
Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan
kegiatan- kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau
bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen
akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan
mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara
satuan- satuan organisasi, yaitu :
1.
Saling
ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence).
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence).
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence).
Mekanisme-mekanisme
Pengkoordinasian Dasar
Mekanisme-mekanisme
dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital manajemen yang
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Hirarki Manajerial,
2. Aturan dan prosedur.
3.
Rencana dan
penetapan tujuan.
Meningkatkan
Koordinasi Potensial
Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam
mekanisme- mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat
ditingkatkan dalam dua cara vertikal dan horizontal :
1. Sistem Informasi Vertikal. Peralatan melalui mana data
disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
2. Hubungan-hubungan lateral (horizontal), ada beberapa
hubungan lateral, yang dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Kontak
langsung antara individu-individu yang dapat maningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja.
2.
Peranan hubungan.
3.
Panitia dan satuan tugas.
4.
Pengintegrasian peranan-peranan.
5.
Peranan penghubung manajerial.
6.
Organisasi matriks.
BAB 10
Wewenang, Delegasi dan
Desentralisasi
Wewenang dapat diperbandingkan dengan sistem syaraf pada manusia. Tanpa
otak dan syaraf, tubuh manusia tidak dapat berfungsi. Tampa suatu sistem
wewenang, suatu organisasi juga tidak dapat berfungsi. Wewenang (authority)
adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Meskipun
kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila
wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk
melakukan hak tersebut. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu,
kelompok, keputusan atau
kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi.
Ada banyak sumber kekuasaan. Yaitu :
1.
Kekuasaan balas
jasa (reward power).
2. Kekuasaan paksaan (coercive power).
3. Kekuasaan sah (legitimate power).
4.
Kekuasaan
pengendalian informasi (control of information
power).
5. Kekuasaan panutan (referent power).
6.
Kekuasaan ahli
(expert power).
Delegasi Wewenang
Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi
wewenang adalah proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah
kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi
dilakukan :
1. Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas
kepada bawahan.
2. Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan atau tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit,
menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.
4. Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk
hasil-hasil yang dicapai.
Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses
dan manajer tidak sukses.
Sentralisasi Versus Desentralisasi
Faktor penting lainnya yang menentukan efektivitas organisasi adalah
derajat sentralisasi atau desentralisasi wewenang. Konsep sentralisasi, seperti
konsep delegasi, berhubungan dengan derajat di mana wewenang dipusatkan atau
disebarkan. Bila delegasi biasanya berhubungan dengan seberapa jauh manajer
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan yang secara langsung
melapor kepadanya, desentralisasi adalah
konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen
puncak mendelegasikan wewenangke bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang atau
satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya.
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas
suatu organisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara
meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang
lebih rendah.
Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama dengan
keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak,
memperbaiki pembuatan keputusan karena dilakukan dekat dengan permasalahan,
meningkatkan latihan, moral dan inisiatif manajemen bawah, dan membuat lebih
fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatan keputusan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Derajat Desentralisasi
1. Filsafat manajemen.
2. Ukuran dan tingkat
pertumbuhan organisasi.
3.
Strategi dan lingkungan
organisasi.
4. Penyebaran
geografis organisasi.
5.
Tersediannya peralatan pengawasan yang efektif.
6.
Kualitas manajer.
7.
Keaneka-ragaman produk dan jasa.
8.
Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya.
BAB 11
Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan
penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota
organisasi. Kegiatan- kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya
dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga
pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan.
Proses penyusunan personalia
Langkah-langkahnya yaitu :
1. Perencanaan sumber
daya manusia.
2.
Penarikan.
3.
Seleksi.
4. Pengenalan dan orientasi.
5.
Latihan dan pengembangan.
6. Penilaian
pelaksanaan kerja.
7. Pemberian balas
jasa dan penghargaan.
8.
Perencanaan dan pengembangan karier.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian
tujuan organisasi. Ada tiga bagian perencanaan personalia : (1) penentuan
jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutukan; (2)
pemahaman pasar tenaga kerja di mana karyawan potensial ada; dan (3)
pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
Penarikan Dan Seleksi Karyawan
Penarikan
berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan
diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.
Seleksi
adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial
untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.
Prosedur seleksi.
Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah :
1. Wawancara
pendahuluan.
2. Pengumpulan
data-data pribadi.
3. Pengujian.
4.
Wawancara yang lebih dalam.
5.
Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
6. Pemeriksaan kesehatan.
7.
Keputusan pribadi.
8. Orientasi jabatan.
Pemberian Kompensasi Kepada Karyawan
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial
sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator
untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan
datang.
Penentuan Kompensasi
1. Kesediaan membayar.
2. Kemampuan membayar.
3.
Persyaratan-persyaratan pembayaran.
Pemeliharaan
Kesehatan Dan Keamanan
Bidang manajemen yang semakin penting adalah pemeliharaan kesehatan dan
keamanan karyawan. Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kepada
karyawan, kondisi kerja yang kebih sehat dan lebih aman serta menjadi lebih
bertanggung jawab atas kegiatan- kegiatan tersebut, terutama bagi
perusahaan-perusahaan yang mengalami tingkat kecelakaan yang tinggi. Program
ini dapat dilakukan dengan penyediaan dokter dan klinik kesehatan perusahaan,
pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat pengamanan.
BAB 12
Motivasi
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer,
karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain.
Manajer perlu memahami orang-orang berprilaku tertentu agar dapat
mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi.motivasi
adalah juga subyek membingungkan, karena motif
tidak
dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari
perilaku orang yang tampak.
Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan
pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang
tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan
adalah saling berhubungan. Jadi salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi
akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.
Teori-teori Motivasi
Teori-teori Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu
petunjuk, isi dan proses.
Teori-teori petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana
memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.
Teori-teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori-teori
kebutuhan (need theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa
penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi.
Teori-teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku
dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.
Motivasi Adalah Lebih Dari
Sekedar Teknik-Teknik
Motivasi adalah lebih inklusif dari sekedar aplikasi berbagai peralatan
atau cara tertentu untuk mendorong peningkatan keluaran. Motivasi juga adalah
filsafat, atau pandangan hidup yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan
keinginan karyawan. Jadi, penting diperhatikan oleh manajer bahwa teori-teori
motivasi harus digunakan secara bijaksana.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai sistem, yang mencakup
sifat-sifat individu, pekerjaan, dan situasi kerja; dan memahami hubungan
antara insentif, motivasi dan produktifitas, mereka akan mampu memperkirakan
perilaku bawahan. Hanya manajer yang mengetahui hal ini dan mengetahui
bagaimana menerapkannya dapat mengharapkan realisasi peningkatan produktifitas
dari para karyawan.
BAB 13
Komunikasi Dalam Organisasi
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal
komunikasi yang efektif adalah penting bagi para manajer, paling tidak untuk
dua alasan. Pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi
manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat
dicapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk mana para manajer mencurahkan
sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka. Jadi, manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut
melibatkan lebih dari sekedar kata-kata
yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik
putus vokal dan sebagainya.
Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud
memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis,
dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan
bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran iniformasi.
Konsep ini mempunyai unsur-unsur :
1)
suatu
kegiatan untuk membuat seseorang mengerti, 2) suatu sarana pengaliran informasi
dan 3) suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.
Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
1.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai
rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward communication) dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke
bawah melalui tingkatakan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan
personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi
pengarahan, informasi, instruksi,
nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi
kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
Fungsi utama komuniksasi ke atas (upward communication) adalah untuk
mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi
pada tingkatan bawah.
2. Komunikasi Lateral atau
Horizontal
Komunikasi
lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut ini :
A. Komunikasi di antara para anggota dalam kelompok kerja
yang sama.
B. Komunikasi yang terjadi antara dan di antara
departemen-departemen pada tingkatan organisasi yang sama.
3. Komunikasi Diagonal
Merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai
perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan
departemen lini dan staf.
Pedoman komunikasi yang baik
1.
Cari kejelasan
gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan
kapan saja komunikasi akan dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam
perencanaan komunikasi.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi
dasar berita selama berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala
sesuatu yang membantu atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya
untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.
BAB 14
Kepemimpinan
Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan
kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu
organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu
kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan
adalah faktor penting efektifitas manajer.
Pengertian Kepemimpinan
Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan
berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut
Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari
definisi tersebut :
Pertama,
kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok.
Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan
manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Fungsi-fungsi kepemimpinan
Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek
pertama pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang
dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang
harus melaksanakan dua fungsi utama : (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
tugas (“task- related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi
pemeliharaan kelompok (“group-
maintenance”) atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran
penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang
dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok
lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.
Pentingnya Fleksibilitas
Dalam organisasi, seperti juga dalam kehidupan lainnya, dibutuhkan
fleksibilitas. Ini membantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan
situasi-situasi secara tepat dan membuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan
dari antisipasi. Sebagai manajer, semua orang harus berhati-hati terhadap
berbagai macam gaya kepemimpinan yang tersedia. Pengetahuan tentang teori-teori
yang telah dibahas di muka dalam bab ini, akan membantu untuk
mengidentifikasikan, perilaku kepemimpinan yang paling tepat.
BAB 15
Perubahan dan Pengembangan
Organisasi
Manajer senantiasa harus mengantisipasi perubahan-perubahan dalam
lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian design organisasi di
waktu mendatang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan dapat berwujud
perkembangan teknologi, perubahan kondisi ekonomi dan politik, perubahan
kualitas dan sikap karyawan, semakin pentingnya tanggung jawab sosial
organisasi, dan sebagainya. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya
diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi tetapi juga sebagai tantangan
pengembangan.
Peranan Pengantar Perubahan
Pengantar perubahan (change agent) adalah individu yang bertanggung jawab
atas peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Individu,
kelompok atau organisasi yang merupakan sasaran perubahan disebut sistem klien.
Pengantar perubahan dapat berasal dari para anggota organisasi atau dapat
sebagai konsultan dari luar organisasi. Program-program perubahan yang kompleks
dan jangka panjang biasanya memerlukan pengantar perubahan dari luar, mungkin
karena ketrampilan atau keahlian khusus
diperlukan, atau tidak mengganggu operasi harian. Konsultan dari luar yang
tanpa vested interest dalam organisasi sering lebih dipercaya, didengarkan dan
dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan obyektif.
Proses Pengelolaan Perubahan
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar bila
perubahan adalah mengarah pada efektifitas organisasi. Pertama, ada
redistribusi kekuasaan dalam struktur organisasi. Kedua, redistribusi ini dihasilkan
dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Tahap-tahap Proses perubahan
Tahap 1 : tekanan dan desakan. Proses mulai ketika manajemen puncak mulai
merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan.
Tahap 2 : intervensi dan reorientasi. Konsultan atau pengantar perubahan
dari luar sering digunakan untuk merumuskan masalah dan memulai proses dengan
membuat para anggota organisasi untuk memusatkan perhatiannya pada masalah
tersebut.
Tahap 3 : diagnosa dan pengenalan masalah. Informasi dikumpulkan dan
dianalisa oleh pengantar perubahan dan manajemen.
Tahap 4 : penemuan dan komitmen pada penyelesaian. Pengantar perubahan
hendaknya merangsang pemikiran dan mencoba untuk menghindari penggunaan
“metoda-metoda lama yang sama”. Penyelesaian-penyelesaian diketemukan melalui
pengembangan secara kreatif, alternative-alternatif baru dan masuk akal.
Tahap 5 : percobaan dan pencarian hasil-hasil. Penyelesaian-penyelesaian
yang dikembangkan pada tahap 4 biasanya diuji dalam program-program percobaan berskala
kecil dan hasil-hasilnya dianalisa.
Tahap 6 : penguatan dan penerimaan. Bila serangkaian kegiatan telah diuji
dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela.
Berbagai Kondisi bagi Keberhasilan Program-Program PO
French dan
Bell telah mengidentifikasi sekumpulan kondisi yang diperlukan bagi sukses
program PO, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa
organisasi mempunyai berbagai masalah.
2.
Penggunaan ahli keperilakuan dari luar organisasi sebagai konsultan.
3.
Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas.
4.
Keterlibatan para pemimpin kelompok kerja.
5.
Pencapaian sukses awal dengan usaha PO.
6.
Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO.
7.
Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer.
8.
Keterlibatan para manajer departemen personalia.
9.
Pengembangan sumber daya PO internal.
10. Manajemen efektif
program PO.
11.
Pengukuran hasil-hasil.
PO adalah bukan “obat mujarab” yang akan memecahkan semua masalah
organisasi. Hal ini memerlukan dukungan manajemen puncak dan telah terbukti
bekerja lebih baik dalam lingkungan dengan kondisi-kondisi diatas di banding
lainnya.
BAB 16
Manajemen Konflik
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya
masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Secara
ringkas penyebab-penyebab tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Komunikasi
: salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti,
atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang
tidak konsisiten.
2.
Struktur
: pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian
yang bertentangan, persaingan
untuk
memperebutkan sumber daya-sumber daya yang terbatas, atau saling
ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai
tujuan mereka.
3.
Pribadi
: ketidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan
perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai
atau persepsi.
Definisi Konflik
Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan
atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik organisasi
(organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih
anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul Karena adanya
kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau
kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Jenis-jenis Konflik
Ada
lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu.
2.
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama.
3.
Konflik antara individu dan kelompok.
4. Konflik antar
kelompok dalam organisasi yang sama.
5. Konflik antar organisasi.
Metoda-metoda
Pengelolaan Konflik
Ada tiga bentuk manajemen konflik : (1) stimulasi konflik dalam
satuan-satuan organisasi di mana pelaksanaan kegiatan lambat karena tingkat
konflik terlalu rendah. (2) pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu
tinggi atau menurunkan produktifitas; dan (3) penyelesaian konflik.
BAB 17
Dasar-Dasar Proses Pengawasan
Pengertian Pengawasan
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa
tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara
membuat kegiatan- kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukan
adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini
telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan :
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merangcang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.
Tahap-tahap Dalam Proses
Pengawasan
1. Tahap penetapan satandar.
2. Tahap penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan.
3.
Tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan.
4. Tahap pembandingan pelaksanaan
dengan standard an analisa penyimpangan.
Karakteristik-karakteristik
pengawasan yang efektif
Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi Kriteria tertentu.
Kriteria- kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya 1) mengawasi kegiatan-kegiatan
yang benar, 2) tepat waktu, 3) dengan biaya yang efektif, 4) tepat-akurat, dan
5) dapat diterima oleh yang bersangkutan. Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria
tersebut semakin efektif sistem pengawasan.
BAB 18
Berbagai Teknik dan Metoda
Pengawasan
Pengawasan sebenarnya mengandung arti penjagaan stabilitas dan
equilibirium. Untuk mencapai keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus
selalu merubah apa yang dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan
sekarang untuk mengukur pelaksanaan. Dan teknik-teknik serta metoda-metoda
pengawasan hendaknya digunakan secara simultan, tidak berdiri sendiri-sendiri.
Teknik-teknik pengawasan
non-kuantitatif
Teknik-teknik yang sering digunakan meliputi (1) pengamatan (control by observation),
(2) inspeksi teratur dan langsung (control by regular and spot inspection), (3)
pelaporan lisan dan tertulis (control by report), (4) evaluasi pelaksanaan, dan
(5) diskusi antara manajer dan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.
Teknik-teknik Pengawasan
kuatitatif
Sebagian besar teknik-teknik pengawasan kuantitatif cenderung untuk
menggunakan data khusus dan metoda-metoda kuantitatif untuk mengukur dan
memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran. Metoda-metoda kuantitatif tersebut
terdiri dari :
1. Anggaran (budget) seperti a) anggaran operasi, anggaran
pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas, dan lain-lainnya, dan b)
anggaran-anggaran khusus, seperti planning programming budgeting systems, zero
base budgeting, dan human resource accounting.
2. Audit, seperti a) internal audit, b) external audit, dan
c) management audit.
3. Analisa Break even.
4. Analisa Rasio.
5.
Bagan
dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti a) bagan
Gantt, b) program evaluation and review technique, dan c) critical path method.
Resume
#2
Pengantar Manajemen
Penulis : Dr. H.B. Siswanto, M.Si
Resume Buku
Pengantar Manajemen
Buku pengantar manajemen karya Dr. H.B. Siswanto, M.Si yang terdiri
dari 10 bab ini ditulis berdasarkan atas keprihatinan sang penulis terhadap
fenomena yang terjadi di masyarakat
yang menganggap bahwa manajemen merupakan
suatu konsep yang sangat
sederhana yang sering dirangkaikan
pada permasalahan tertentu. Buku ini menekankan dua hal yang mendasar yakni manajemen sebagai
suatu ilmu dan seni, sebagai suatu ilmu,
manajemen merupakan akumulasi
pengetahuan yang telah disitematisasikan menjadi
satu kesatuan yang terpadu sehingga menjadi pegangan dasar dalam
melakukan tindakan ilmiah sedangkan manajemen sebagai suatu seni merupakan
suatu keahlian, kemampuan, kemahiran, serta keterampilan dalam aplikasi
prinsip, metode, dan teknik dalam
menggunakan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya secara
efisien dan efektif.
Pada bab yang pertama
buku ini membahas bagaimana konsep dasar manajemen itu,
pembahasan drincikan mulai dari
batasan manajemen, filsafat manajemen, ilmu dan
seni manajemen, pentingnya tujuan dalam manajemen, pengertian dan keterkaitan antara manajemen, manajer dan kepemimpinan, keterampilan dan peran manajer dan yang terakhir tentang proses
manajemen. Sebagai pembuka, bab ini cukup
jelas memberi gambaran konsep dasar manajemen sebelum melanjutkan ke bab-bab
berikutnya. Dalam
bab
ini mulai dari pengertian manajemen yang kemudian dijelaskan dengan memberikan
beberapa
batasan oleh ahli manajemen dunia yakni :
1.
John D millet yang menurutnya manajemen itu
adalah suatu proses pengarahan
dan pemberian fasilitas kerja kepada
orang yang diorganisasikan dalam k e l
o m p o k
u n t
u k mencapai tujuan.
2.
James A.F. Stoner dan Charles Wankel memberikan
batasan yakni bahwasannya
manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya
organisasi lai nnya demi tercapai tujuan organisasi.
Bab kedua buku ini bertajuk ‘Perkembangan Konsep
Manajemen’, dalam bab ini
berisikan mahzab-mahzab atau
aliran manajemen, ada tiga mahzab manajemen yang mengikuti perkembangannya,
yang pertama mahzab klasik yang terbagi atas dua cabang yaitu manajemen ilmiah
dan teori organisasi klasik.
Manajemen ilmiah ini dikembangkan oleh Robert Owen,
Charles Babbage, Frederick W. Taylor, Henry L. Gantt dan pasangan Gilberth. Pada dasarnya manajemen ilmiah timbul
disebabkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas. Kontribusi manajemen
ilmiah sangat besar artinya bagi dunia kini.
Hal ini ditunjukkan bahwa metode manajemen ilmiah dapat
diaplikasikan pada berbagai aktivitas organisasi di samping organisasi manufakturing. Sedangkan Teori Organisasi
Klasik yang dikembangkan oleh Henry Fayol timbul krena adanya dampak dari adanya organisasi yang kompleks. Fayol
berpendapat
bahwa praktik manajemen yang baik memiliki
suatu pola tertentu
yang dapat diidentifikasikan dan dianalisis.
Kontribusi besar bagi pola pikir manajemen menurut
Fayol adalah manajemen bukanlah suatu bakat tetapi suatu keterampilan seperti halnya keterampilan lainnya.
Oleh karena itu, manajemen dapat diajarkan, asalkan prinsip yang
mendasarinya dipahami dan teori umum mengenai manajemen dirumuskan.
Dengan demikian, menjadi seorang
manajer bukan karena pembawaan, tetapi
pelatihan dan
pengalaman memberikan andil yang besar.
Mahzab yang selanjutnya adalah Mahzab Perilaku, munculnya mahzab perilaku
disebabkan para manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi
produksi dan keselarasan kerja yang
sempurna tidak dapat diwujudkan. Seringkali
para
bawahan kurang mengikuti pola perilaku yang rasional dalam mengoperasikan
pekerjaannya. Tidak dapat dipungkiri
sampai sekarang bahwa para ilmuwan
perilaku memberikan kontribusi
yang besar bagi pemahaman
kita akan motivasi
antarindividu,
perilaku kelompok, hubungan
antarpribadi di tempat
kerja serta arti pentingnya pekerjaan
bagi
tiap individu sehingga manajer menjadi lebih peka pada bawahan.
Mahzab Ilmu Manajemen
terlahir karena dilatarbelakangi oleh lahirnya riset operasi (Operation
Research/ OR) yang dibentuk oleh pemerintah
inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan baru yang rumit dalam peperangan yang harus
segera dipecahkannya pada permulaan perang dunia ke-2. Kontribusi besar atas
lahirnya teknik
ilmu manajemen merupakan
bagian yang telah stabil dari kelengkapan
pemecahan
permasalahan dalam beberapa organisasi besar
dalam segala motif. Teknik ilmu manajemen diaplikasikan dalam aktivitas yang
amat luas, misalnya penganggaran modal (capital budgeting), penjadwalan produksi
(production scheduling), perencanaan program
pengembangan bawahan,
pengembangan strategi produk dan sebagainya.
Selain daripada ketiga mahzab di atas pada bab ini juga
dibahas usaha-usaha perpaduan pada ketiga mahzab tersebut, sebagai contoh yakni
mahzab ilmu perilaku dan mahzab ilmu
manajemen, keduanya merupakan
pendekatan yang penting
dan penuh semangat terhadap, analisis, dan pemecahan permasalahan manajemen. Adanya integrasi perspektif dari beberapa
mahzab merupakan suatu pendekatan konseptual yang segar bagi bidang manajemen. Terdapat dua mahzab yang terintegrasi, yaitu pendekatan sistem (system approach) dan pendekatan kontingensi (contingency
approach). Pendekatan sistem memandang
bahwa organisasi sebagai sebuah sistem yang terpadu, dengan maksud tertentu
yang dikembangkan oleh para manajer
yang berusaha untuk menerapkan konsep-konsep dari mahzab-mahzab utama ke dalam situasi yang nyata.
Dalam bab ketiga dibahas mengenai
perencanaan, perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan
penggunaan sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya lainnya (other
resources) untuk mencapai tujuan. Suatu
perencanaan adalah suatu
aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari
suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan definisi
tersebut perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik berikut.
1.
Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang.
2.
Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau
organisasi, yaitu serangkaian tindakan di masa yang akan datang dan akan diambil oleh perencana.
3.
Masa yang akan datang, tindakan dan
identifikasi pribadi, serta organisasi merupakan unsur yang amat penting dalam
setiap perencanaan.
Batasan lain tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan
menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara
yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung
suatu aktivitas tertentu yang saling
berkaitan untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Menurut Louis A. Allen perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer
untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang
memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang.
Berikut ini aktivitas yang dimaksud.
1.
Prakiraan (forecasting)
2.
Penetapan Tujuan (establishing objective)
3.
Pemograman (programming)
4.
Penjadwalan (scheduling)
5.
Penganggaran (budgeting)
6.
Pengembangan Prosedur (developing procedure)
7.
Penetapan dan Interprestasi Kebijakan (establishing and interpreting policies)
Berdasarkan aktivitas perencanaan di atas, berikut ini adalah
langkah-langkah penting dalam perencanaan.
1.
Menjelaskan permasalahan
2.
Usaha memperoleh informasi
terandal tentang aktivitas yang direncanakan
3.
Analisis dan klasifikasi informasi
4.
Menentukan dasar perencanaan dan batasan
5.
Menentukan rencana berganti
6.
Memilih rencana yang diusulkan
7.
Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan
8.
Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap
rencana yang diusulkan Rencana dibagi menjadi dua jenis utama yaitu
1.
Rencana strategis
2.
Rencana operasional yang meliputi:
a.
rencana sekali pakai, terdiri atas :
program, proyek, anggaran
b. rencana tetap, terdiri atas :
kebijakan,
prosedur standar, peraturan
Bab yang keempat ini berbicara tentang pengorganisasian, pengorganisasian adalah
sesuatu hal yang penting dalam
manajemen, organisasi sendiri dapat didefinisikan sebagai sekelompok
orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama definisi tadi jelaslah bahwa
dalam suatu organisasi minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan.
Ketiga elemen organisasi tersebut adalah
1.
Sekelompok orang,
2.
Interaksi dan kerja sama, serta
3.
Tujuan bersama.
Gareth Morgan dan Stephen P. Robin mengemukakan bahwa organisasi seringkali
dikonsepkan dengan cara yang berbeda . cara tersebut anatara lain sebagai
berikut.
1.
Kesatuan rasional dalam mengejar tujuan
2.
Koalisi dari para pendukung
(constituency) yang kuat
3.
Sistem terbuka
4.
Sistem yang memproduksi arti
5.
Sistem yang digabungkan secara longgar
6.
Sistem politik
7.
Alat dominasi
8.
Unit pemrosesan informasi
9.
Penjara Psikis
10.
Kontrak social
Berdasarkan deskripsi tentang organisasi di atas, pengorganisasian adalah pembagian
kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan,
penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif
di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang
wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
Pengorganisasian
juga dapat didefinisikan
sebagai suatun pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan otoritas dan menetapkan
aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi.
Terdapat
empat cirri utama dari individu yang mempengaruhi efektivitas organisasi yaitu
1.
Persepsi = proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
2.
Sikap = kesiapsiagaan
mental yang diorganisasikan melalui pengalaman
yang memiliki pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang terhadap orang, objek, dan situasi yang berhubungan dengannya.
3.
Kepribadian = serangkaian siri yang relative mantapkecenderungan dan perangai yang sebagian
besar dibentuk oleh factor keturunan dan oleh
factor-faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan.
4.
Belajar = proses terjadinya perubahan yang relative tetap dalam perilaku sebagai
akibat dari praktik.
Dalam pengorganisasian
diperlukan struktur organisasi, yang digunakan pembagian aktivitas kerja dan
menunjukkan sebagaimana fungsi atau aktivitas
yang beraneka macam dihubungkan sampai
batas tertentu, juga menunjukkan tingkat
spesialisasi aktivitas kerja. Struktur organisasi juga
menunjukkan hierarki dan struktur
otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Struktur
organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas
yang memungkinkan organisasi mempertahankan kedatangan dan keprgian individu
serta untuk mengoordinasi
hubungannya
dengan lingkungan.
Gibson dan kawan-kawan menekankan bahwa struktur
bertalian dengan hubungan yang relative pasti yang terdapat di antara pekerjaan
dalam organisasi. Hubungan yang pasti tersebut timbul dari proses keputusan
sebagai berikut:
1.
pembagian kerja
2.
departementalisasi
3.
rentang kendali
4.
delegasi
Prinsip
organisasi yang dijadikan pedoman sehingga organisasi menjadi tumbuh dan
berkembang
adalah
1.
organisasi dan tujuan,
2.
esensi organisasi,
3.
tanggung jawab dan otoritas,
4.
spesialisasi untuk efisiensi, dan rentang kendali
5.
rentang kendali
Pengarahan
adalah proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi kepada
bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Tujuan pengarahan:
1.
menjamin kontinuitas perencanaan
2.
membudayakan prosedur standar
3.
menghindarkan kemangkiran yang tak berarti
4.
membina disiplin kerja
5.
membina motivasi yang terarah
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi
atau pengertian dari pengiriman pesan kepada penerima dengan menggunakan
tanda atau simbol yang sama, baik bersifat oral maupun bukan oral. Komunikasi
yang efektif harus memenuhi kriteria
sebagai berikut
1.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
dapat menarik
perhatian
komunikan.
2.
Pesan harus menggunakan
lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan
komunikan sehingga sama-sama mengerti.
3.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
komunikan dan menyarankan
beberapa
cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4.
Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak
bagi situasi
kelompok ketika komunikan
berada pada saat digerakkan tanggapan yang dikehendaki.
Salah satu alat untuk menyampaikan informasi yang paling sering digunakan dalam sistem pengorganisasian dan memiliki konteks yang erat dengan
pengarahan adalah laporan. Namun demikian, orang sering lupa bahwa laporan juga merupakan alat perkembangan atau kemunduran
organisasi. Dengan demikian, keberadaannya hampir sama pentingnya dengan keberadaan
organisasi itu sendiri. Laporan
sebenarnya dapat diberikan beberapa batasan, namun batasan tersebut batasan lain, Moekijat memberikan batasan
laporan sebagai berikut.
1.
Suatu pengenal informasi nyata yang ditujukan kepada orang tertentu tertentu.
2.
setiap tulisan yang berisi hasil
pengolahan data dan informasi.
3.
alat komunikasi, ketika penulis mengungkapkan hasil penyelidikan.
Bab yang keenam ini mengupas tentang pemotivasian,
menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam Machrony mendefiniskan
motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan
energi, mendorong kegiatan (moves) dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke
arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
Motivasi
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.
Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan
yang sangat mempengaruhi kemauan individu sehingga individu tersebut
didorong untuk berperilaku dan
bertindak.
2.
Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.
3.
Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku
seseorang.
4.
Proses dalam yang menentukan gerakan atau
perilaku individu kepada tujuan (goal).
Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Seluruh kebutuhan
tersebut berkompetisi untuk melahirkan
perilakunya. Kebutuhan paling kuatlah yang akan memimpin perilaku
individu. Suatu kebutuhan
akan berkurang kekuatannya apabila kebutuhan tersebut
sudah dipuaskan. Paul Hersey dan Kenneth
H. Blanchard mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan
disebabkan hal-hal berikut.
1.
Pemuasan Kebutuhan
2.
Pemblokiran pemuasan kebutuhan
3.
Ketegangan kognitif
4.
Frustrasi
5.
Rasionalisasi
6.
Regresi
7.
Fiksasi
8.
Resignasi Bentuk motivasi:
1.
Kompensasi bentuk uang
2.
Pengarahan dan pengendalian
3.
Penetapan pola kerja yang efektif
4.
Kebajikan
Pada bab
yang ketujuh kita akan menemui salah satu fungsi dari manajemen yakni
pengendalian yang memiliki
peran yang sangat penting. Dalam pengendalian berusaha untuk mengevaluasi
apakah tujuan dapat dicapai dan apabila tidak dapat dicapai dicari factor
penyebabnya. Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan perbaikan (corrective
action).
Robert J. Mokler memberikan batasan pengendalian yang menekankan elemen esensial
proses pengendalian dalam beberapa langkah. Batasan yang diajukan meliputi hal yang
berikut. Pengendalian manajemen adalah suatu
usaha sistematik untuk menetapkan standar
kinerja dengan sasaran perencanaan,
mendesain system umpan balik informasi, membandingkan kinerja
actual dengan standar
yang telah ditetapkan, menentukan apakah
terdapat penyimpangan dan mengukur
signifikasi penyimpangan tersebut dan mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan yang sedang digunakan
sedapat mungkin secara lebih efisien
dan efektif guna
mencapai
sasaran perusahaan.
Bab yang selanjutnya
yakni bab delapan menjalaskan tentang kepemimpinan, batasan kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill bahwasannya kepemimpinan
manajerial sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi
aktivitas yang dihubungkan dengan tugas dari para anggota kelompok. Berdasarkan
batasan tersebut, terdapat tiga implikasi
penting
yang perlu mendapat perhatian.
1.
Kepemimpinan harus melibatkan orang lain atau bawahan.
2.
Kepemimpinan mencakup distribusi otoritas yang tidak
mungkin seimbang di antara manajer dan bawahan.
3.
Di samping secara legal mampu memberikan
para bawahan berupa perintah atau
pengarahan, manajer juga dapat mempengaruhi
bawahan dengan berbagi sifat kepemimpinannya.
Delegasi
wewenang adalah pelimpahan atau pemberian otoritas dan tanggung jawab dari
pimpinan atau kesatuan organisasi kepada
seseorang atau kesatuan organisasi lain aktivitas tertentu.
Pada dasarnya, baik pemimpin
yang sukses maupun yang
efektif dalam kepemimpinannya, perlu mendelegasikan wewenang
kepada bawahannya.
Teori kepemimpinan situasional adalah teori kepemimpinan yang didasarkan
pada hubungan kurva linear di antara perilaku tugas, perilaku hubungan dan
kematangan.
Dalam organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah sebuah
Pengambilan Keputusan, hal ini dijabarkan
pada bab yang kesembilan,
pengambilan keputusan merupakan
suatu
pendekatan yang sistematis terhadap
permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan yang dihadapi,
pengumpulan
fakta dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, analisis
permasalahan dengan menggunakan
fakta dan data, mencari alternative yang paling rasional dan penilaian atas
keluaran yang dicapai.
Pengmabilan keputusan itu sendiri adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian
menetapkan berbagai alternatif yang
dianggap paling rasional dan
sesuai dengan lingkungan
organisasi.
Proses pengambilan keputusan menurut James L.
Gibson, dkk adalah sebagai berikut.
1.
Penetapan tujuan spesifik serta
pengukuran hasilnya.
2.
Identifikasi permasalahan.
3.
Pengambangan alternatif.
4.
Evaluasi alternatif.
5.
Seleksi alternatif.
6.
Implementasi keputusan.
7.
Pengendalian dan evaluasi.
Bab yang kesepuluh yang juga merupakan bab terakhir
dari buku ini mengulas tentang manajemen terpadu mutu terpadu yang mempunyai
pengertian bahwasannya suatu
pendekatan dalam menjalankan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Prinsip
utama manajemen mutu terpadu adalah:
1.
Kepuasan pelanggan.
2.
Menaruh rasa hormat terhadap setiap orang.
3.
Manajemen berdasarkan fakta.
4.
Perbaikan berkesinambungan.
Resume
#3
Pengantar Manajemen
Penulis : Priyono
BAB I Sejarah dan Teori Manajemen
A.
Sejarah perkembanhan manajemen
Sejarah perkembangan manajemen tidak
jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri.
Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak
manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan
perkembangan dan tuntutan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ilmu manajemen umat manusia terus berkembang
seirng dengan
perkembangan jaman. Mempelajari
sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat mengantisipasi
perkembangan masa mendatang
B.
Teori Evolusi Manajemen
Peran manajer (pimpinan) dalam
menentukan pilihan kebijaksanaan perusahaan adalah sangat penting. Selain itu,
manajer harus dianggap sebagai reformis dalam memperbarui persyaratan- persyaratan kerja, kondisi kerja, hari standar kerja, tanggung
jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan lain-lain. Selain itu dalam manajemen ilmiah
juga memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja
di antara para pegawai pada suatu
perusahaan. Dengan
pembagian kerja (suatu
pekerjaan dapat dipecah-pecah menjadi
bagian-bagian
disiplin kerja yang terspesialisasi) untuk menambah efisiensi kerjanya.
Beberapa pencetus teori ilmiah tentang
teori manajemen antara
lain
1. Charles
Babbage (1792-1971)
Ia percaya bahwa penerapan
prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja akan dapat meningkatkan produktivitas
kerja dan dapat menekan biaya-biaya. Babbage menganjurkan untuk mengadakan
pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan
pembagian pekerjaan.
2. Frederick W. Taylor
Taylor tentang studi waktu
kerja (time and motion
studies) pada bagian
produksi di mana dia bekerja,
di perusahaan Midvales Stell. Dengan penelitian waktu sebagai dasarnya ia dapat memecahkan setiap pekerjaan ke dalam komponenkomponennya dan merancang cara pengerjaannya yang
tercepat dan terbaik untuk setiap pekerjaan.
3. Henry L. Gantt (1861-1919)
Henry L Gantt yang dalam pengalamannya pernah bekerja bersama-sama dengan
Taylor mengemukakan teorinya, juga bertitik tolak pada usaha meningkatkan
produktivitas,
efisiensi dan efktivitas kerja dengan rangsangan upah atau insentif. Herrington Emerson melihat bahwa penyakit yang menggangu sistem
manajemen di dalam industri ialah adanya masalah pemborosan dan in-efisiensi.
C.
TEORI MANAJEMEN KLASIK
Beberapa
tokoh yang mengembangkan teori manajemen klasik antara lain :
1. Henry
Fayol (1841-1925)
Henry Fayol adalah
seorang industriawan Perancis yang kemudian terkenal sebagai
bapak manajemen operasional
mengembangkan manajemen sebagaimana yang dikemukakannyadalam bskunya
yang
terkenal yang
berjudul Administration
Industrielle et generale. Fayol
berpendapat bahwa dalam
perusahaan industri kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan
manajemen dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok tugas, yaitu technical, commercial, financial, security, akuntansi, tugas manajerial.
2. James D. Mooney
Menurut James D. Mooney, kaidah-kaidah yang
diperlukan untuk menetapkan organisasi manajemen yaitu koordinasi, prinsip
scalar, prinsip fungsional, prinsip staf,
prinsip
staf.
3.
Mary Parker Follet (1868-1933)
Dalam tulisannva tentang perusahaan dan organisasi-organisasi yang lain, Folletymengulas pemahaman tentang kelompok
dan tentang komitmen yang tinggi
terhadap kerja sama antar manusia. Menurutnya, kelompok merupakan suatu
mekanisme di mana individu yang beraneka ragam dapat menggabungkan bakat-bakat yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.
4. Chaster I. Barnard (1886-1961)
Chaster memandang organisasi sebagai sistem kegiatan
yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan
Bernard adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Barnard menekankan pentingnya peralatan
komunikasi untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori
penerimaan pada wewenang.
BAB II Organisasi
A.
Pengertian Organisasi
Organisasi sering diartikan sebagai
kelompok yang secara bersama-sama ingi mencapai suatu tujuan yang sama Organisasi merupakan suatu sistem
yang terdiri dari sub-
sistem atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam
melakukan aktivitasnya. Aktivitas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang
temporer atau sesaat saja, akan tetapi
merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-urutan yang dilakukan
secara relatif teratur dan berulang-ulang.
B. BEBERAPA TEORI ORGANISASI
1.
teori neoklasik
Tiga
pandangan yang mendasar bagi teori neoklasik yaitu:
Manusia berbeda, setiap orang adalah unik, masingmasing telah membawa
pendirian
sesuai situasi kerjanya, kepercayaan dan cita-cita
kehidupan seperti
pengetahuan
tertentu, teknik sosial dan logika.
Penekanannya terhadap aspek-aspek sosial dan kelompok kerja, tanggapan manusia
mengenai dirinya dan lingkungan di
sekitarnya tergantung pada kelompoknya, sehingga organisasi informal menjadi
perhatian mereka, menurut neoklasik
kelompok kerja telah memberikan pengaruhnya pada
motivasi dan produktivitas.
Manajemen yang partisipatif untuk mengambil keputusan agar selalu
berbincang-bincang terlebih
dahulu dengan bawahan, karena keputusan yang akan diambil dapat mempengaruhi
mereka, maka bawahan diajak berfikir dalam pengambilan keputusan.
2. Teori Modern
Perkembangan lebih lanjut dari teori
organissi adalah lahirnya teori modern yang kadang-kadang disebut
dengan teori analisis
sistem organisasi. Teori ini mengembangkan semua unsur organisasi pada
umumnya dan kepraktisan
komponenkomponennya yaitu organisasi, kedinamisan, multi level dan multi dimensional, multi motivasi,
multi disipliner,
BAB IV Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Handoko (2003:294) adalah, “kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran”.
menurut Stoner,dkk (1996:161) mendefinisikan kepemimpinan sebagai, “Proses mengarahkan
dan mempengaruhi aktifitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok”.
Definisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan menggunakan
pengaruh yang ditujukan
pada peningkatan kemampuan seorang bawahan
Dalam organisasi modern saat ini sedang mengalami sejumlah perubahan penting yang
mengelilingi pencapaian kesuksesan. Penguasa yang tidak fleksibel, otoriter
dimasa lalu telah digantikan oleh pemimpin yang Iebih partisipatif dan visoner
(Lews, et aL, 2004).
Efektifitas pemimpin dalam rnenghadapi aktifitas organisasi sekarang ini sangat
ditentukan
oleh kualitas hubungan (relasi) antara pemimpin dan bawahan.
Menurut Stoner (1995), kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dan sekelompok orang yang saling berhubungan tugasnya.
BAB V
Manajemen Strategik
Sebelum sebuah organsasai berjalan
atau sedang merumuskan kembali arah bagi organisasinya yang sudah berjalan,
maka organisasi itu perlu menetapkan tujuan dan filosofi dasar yang akan
menentukan bentuk sosok strateginya, Tujuan mendasar yang membedakan suatu organisai dari organisasi
– organisasi lain yang sejenis dan
yang menjelaskan cakupan
operasinya dalam bentuk produk dan pasar
didefinisikan sebagai misi perusahaan.
Organisasi perlu menetapkan Tujuan
untuk menentukan hal yang harus dilakukan, mengembangkan rencana
yg efektif, menentukan sasaran, dan menilai hasilnya. Dan tujuan dari
perusahaan ini akan diperoleh dengan melakukan hal berikut ini :
A. HIERARKI MANAJEMEN STRATEGIK
Hierarki ( Jenjang ) Pengambilan keputusan dalam
suatu perusahaan biasanya terdidi dari 3 dan eksekutif kepala serta pejabat
administrasi.
Tanggung jawab dari manejer
yaitu seperti meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja
non-keuangan perusahaan, menjaga citra perusahaan, dan memenuhi tanggung jawab social perusahaan serta menetapkan sasaran dan merumuskan strategi
yang mencakup
bidang
kegiatan dan fungsional.
Bagian tengah hierarki, pengambilan
keputusan terletak pada tingkat bisnis atau strategi kompetitif, yang
berhubungan dengan persaingan produk dan jasa
di pasar. Pekerjaan meliputi
menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan kedalam sasaran dan strategi yg kongkret untuk masing – masing divisi usaha.
Pada bagian bawah hierarki
pengambilan keputusan strategi pada tingkat fungsional yang berkaitan dengan
interpretasi peran dari fungsi atau departemen dalam menerapkan strategi
kompetitif atau bisnis.
B.
HUBUNGAN MISI DAN TUJUAN
Sebuah rumusan misi akan bisa dicapai
apabila dijabarkan dalam bentuk yang lebih spesifik melalui pernyataan tujuan.
Sebelum organisasi menetapkan tujuan-tujuan, terlebih
dahulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi.
PERUMUSAN STRATEGI
Untuk mencapai daya saing strategis dan memperoleh profit
yang tinggi,
perusahaan harus menganalisis
lingkungan eks ternalnya, mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam
lingkung an tersebut, menentukan mana di antara sumber
daya internal dan kemampuan yang dimiliki yang merupakan kompetensi intinya, dan memilih strategi
yang cocok untuk diterapkan (stra tegic
formulation).
PENERAPAN (IMPLEMENTASI) STRATEGI
Implementasi strategi adalah sebuah tindakan
pengelolaaan bermacam-macam sumber
daya organisasi dan manajemen yang
mengarahkan dan mengendalikan
pemanfaatan sumber-sumber daya
perusahaan (keuangan, manusia, peralatan, dan lain- lain) melalui strategi yang
dipilih.
EVALUASI
DAN PENGENDALIAN
Bagian terakhir dari proses manajemen
strategik adalah eva luasi dan pengendalian. Evaluasi merupakan
suatu tahap di mana manajer
mencoba menjamin bahwa strategi yang telah dipilih itu terlaksana dengan
tepat dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Jadi, evaluasi strategi adalah proses di mana manajer membandingkan
antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat pencapaian tujuan.
C. TUJUAN ORGANISASI
Yang dimaksud dengan tujuan organisasi adalah
sesuatu yang ingin dicapai dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
Manfaat yang diperoleh
:
1. Membantu koordinasi dan
pembuatan keputusan
2. Membantu penilaian keberhasilan organisasi.
3. Memisahkan proses perumusan
dan implementasi strategi organisasi.
4. Mendorong parapelaksana untuk berusaha keras agar tujuan
tercapai.
D.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUMUSAN
TUJUAN
1. Dalam menentukan tujuan
organisasi pada masa yang akan datang, faktor keberhasilan dari tujuan-tujuan
sebelumnya perlu dipertimbangkan.
2. Semakin besar sumber ekonomi yang dimiliki oleh organisasi, akan semakin bebas organisasi tersebut untuk menentukan
tujuan tujuannya.
3. Salah satu dari ke sulitan
dalam menentukan arah bagi suatu
organisasi adalah
memahami dampak perubahan dalam strategi bisnis terhadap nilai-nilai dasar
manajemen puncak, dan memahami hubung an baru dengan pihak-pihak yang
berkepentingan.
4. Kekuatan dalam lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
adalah pemegang saham,
peraturan pemerintah, pesaing, pe masok
(supplier), organisasi karyawan, dan sebagainva.
Resume #4
Management
Penulis : Richard L. Daft
Perumusan dan Pelaksanaan
Strategi
Strategis
Menggunakan perspektif jangka panjang dan melihat gambaran besar perusahaan
dan lingkungan kompetitif, serta memikirkan keselarasan antara keduanya.
Manajemen
Strategis
Serangkaian keputusan dan tindakan yang digunakan
untuk merumuskan dan melaksanakan strategi yang memungkinkan kesesuaian sangat
kompetitif antara perusahaan dan lingkungannya sehingga dapat mencapai tujuan
perusahaan.
Strategi
Strategi secara ekplisit
yakni rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi sumber
daya serta aktivitas untuk
menghadapi lingkungan, dan memperoleh
keunggukan dalam bersaing
Keunggulan
Bersaing
Hal yang
membedakan suatu perusahaan dan perusahaan lain dan memberi ciri
khas bagi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumen
Kompetensi
Dasar
Sesuatu
yang dilakukan perusahaan sangat baik dibandingkan pesaingnya
Membangun
Sinergi
Kondisi dimana bagian-bagian
perusahaan berinteraksi untuk menghasilkan dampak bersama yang lebih besar daripada jumlah semua bagian yang
bertindak sendiri-sendiri
Nilai
Pelanggan
Memberi nilai kepada pelanggan merupakan inti dari
strategi; Nilai dapat didefinisikan sebagai gabungan keuntungan
Tingkatan
Strategi
Kerangka
dari Tingkatan Strategi dibagi 3, yaitu :
1.
Strategi Tingkat - Perusahaan :
Pada bidang usaha apa perusahaan
bergerak, dengan Tindakan yang berhubungan
dengan perolehan usaha baru; penambahan / pengurangan unit bisnis; usaha patungan di
bisnis baru.
2.
Strategi Tingkat – Usaha : Bagaimana Cara Bersaing yang berkaitan dengan setiap unit bisnis / lini produksi seperti : Pengiklanan, pengembangan produk baru, dll.
3. Strategi Tingkat – Fungsi : Bagaimana kita mendukung Strategi Tingkat Usaha; Dimanan departemen-departemen
fungsional mendukung suatu departemen
untuk meningkatkan produknya; contoh : Departemen
Pemasaran ingin memperkenalkan produk baru,
maka departemen keuangan mendukung
dengan anggaran iklan, dll.
Perumusan strategi mencakup perencanaan dan
pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan, serta membuat rencana
strategis spesifik, seperti : evaluasi masalah dan hasilnya dibuatkan strategi
baru.
Pelaksanaan
Strategi
Penggunaan sarana manajerial dan organisasional untuk mengarahkan berbagai
sumber daya agar dapat mencapai tujuan strategis.
Analisa
SWOT
Analisa
terhadap Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang menentukan
kinerja
perusahaan
Resume #5
Management Basics
Penulis : Susan Quinn
A. Pengertian Manajemen
Manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1985).
Istilah
manajemen memiliki
berbagai pengertian. Secara universal manajemen adl penggunaan sumberdaya
organisasi utk mencapai sasaran dan kinerja yg tinggi dalam berbagai tipe
organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management
is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner
through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat
tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan
organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian
pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.
Plunket
dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers
individually and collectively setting and achieving goals by exercising related
functions (planning organizing staffing leading and controlling) and
coordinating various resources (information materials money and
people)”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen
merupakan satu atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun
dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan
pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan
mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).
Manajer
sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people
who are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang
yg mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.
Lewis
dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering
and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve
the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti
bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber
daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Mary
Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung
arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan
orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan
B. Fungsi Manajemen
Manajemen
oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi
manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya
sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar
analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk
menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang
dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti
satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen,
sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari
empat fungsi, yaitu:
· Perencanaan
Perencanaan
atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara
kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis
yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu
bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
· Pengorganisasian
Pengorganisasian
atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja
secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
· Pengimplementasian
Pengimplementasian
atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktivitas yang tinggi.
· Pengendalian
Pengendalian
dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak
ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya
tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai
proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai
tujuan organisasi.
2. Setiap
tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan
organisasi (yang harus dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber
daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka
dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen
diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan
dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
- Fungsi
Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan
tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan
strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis
- Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan
menetapkan rposedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab
c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber
daya mansuia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
- Fungsi pengimplementasian (Directing)
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan
kebijakan yagn ditetapkan
- Fungsi Pengawasan (Controlling)
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang
terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
Resume #6
Waymaker Principles of Management
Penulis : Lumen Learning
PENGERTIAN MANAJEMEN
A. Istilah Manajemen
Istilah “manajemen”
yang digunakan ini berasal dari istilah bahasa Inggris “management”. Di
Indonesia hingga kini belum ada keseragaman dalam menterjemahkan
istilah managementkedalam bahasa Indonesia. Ada beraneka ragam
terjemahannya, antara lain kepemimpinan, ketatalaksanaan, pengurusan,
pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan manajemen. Disamping keanekaragaman
terjemahan tersebut, beberapa penulis di Indonesia langsung menggunakan istilah
management, tidak menterjemahkannya kedalam bahasa Indonesia, seperti
Panglaykim dan Hazil dalam buku mereka Management Suatu
Pengantar, Oey Liang Lee dalam bukunya Pola Management(terjemahan
dari karya Lyndall F. Urwick yang berjudul The Pattern of Management),
JMA Tuhuteru dalam bukunya Karya Management (buku ini
terjemahan dari karya Louis A. Allen yang berjudul the Profession of
Management), Manullang dalam bukunya Organisasi dan
Management, dan lain-lainnya.
Sehubungan dengan
adanya keanekaragaman penerjemahan tersebut, penulis sependapat dengan Pariata
Westra (1981) untuk menggunakan istilah manajemen dengan alasan :
1). Penggunaan istilah
manajemen ini jelas tidak akan dapat mengubah arti semula dan yang sebenarnya
dari istilah bahasa Inggris management; sebagaimana alas an yang ditimbulkan
oleh masing-masing penterjemah diatas satu sama lain saling menyatakan bahwa
terjemahan lainnya “kurang cocok” atau “tidak sepenuhnya tepat” dengan arti
sebenarnya istilah management itu.
2). Tidak dipakai
istilah “management” disini, agar ucapan atau bacaan untuk personifikasi atau
orang yang bertanggung jawab menjalakan management tidak dibaca “manager”
(ma-na-ger) dalam bahasa Indonesia.
3). Untuk memperkaya perbendaharaan bahasa
Indonesia. Suasana dan cara ini diterima, asal kata asing yang hendak
di-Indonesia-kan dengan cara ini memang dalam khasanah bahasa Indonesia (maupun
bahasa-bahasa daerah di Indonesia) tidak ada.
B. Definisi Manajemen
Meskipun istilah
management yang diterjemahkan beraneka ragam kedalam istilah Indonesia itu
sudah digunakan sejak beberapa abad yang lalu, khususnya di Inggris, akan
tetapi manajemen belum merupakan suatu subyek pelajaran apalagi sebagai ilmu.
Manajemen sebagai ilmu yang dipelajari atau diajarkan baru lahir pada awal abad
20 ini. Lalu timbul definisi-definisi tentang apakah yang dimaksud
manajemen (management)itu.
Sampai
saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli maupun praktisi manajemen
tentang batasan atau definisi manajemen. Para penulis memberikan definisi menurut kebutuhan atau
penekanan maksud masing-masing. Tiadanya kesepakatan pendapat mengenai batasan
manajemen ini merupakan cirri yang biasa terjadi pada berbagai bidang studi.
Namun seperti dikemukakan oleh Aris Suparman dalam bukunya Dasar-dasar manajemen, perbedaan-perbedaan tersebut
tidak akan merupakan masalah serius bagi mereka yang akan mempelajari
manajemen, dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
a. Sekalipun terdapa banyak definisi namun
sebagian besar umumnya menunjukkan dasar yang hampir sama.
b. Didalam mempelajari manajemen perlu diketahui
bagaimana manajemen didefinisikan. Namun tidak ada keharusan bagi seseorang
untuk sepenuhnya mengikuti atau menyetujui definisi tersebut.
c. Apabila untuk mempelajari ataupun mendalami
manajemen dipersyaratkan agar supaya menunggu, yaitu sampai adanya definisi
tunggal yang berlaku umum untuk manajemen, maka kita tidak akan pernah mulai,
karena sulit untuk diperoleh definisi yang bersifat universal.
Untuk memperjelas
pengertian manajemen, dibawah ini dikutip beberapa definisi tentang manajemen. Pendapat-pendapat
berikut ini saling berbeda satu sama lain walaupun terdapat unsure kesamaannya.
Dari perbedaan-perbedaan pendapat (yang disebabkan karena perbedaan dalam
meletakkan titik berat sudut pandangan) serta kesamaan-kesamaan itu diharapkan
dapat diperoleh pandangan yang lebih jelas dan menyeluruh tentang manajemen
ini.
G. R. Terry :
Management is a distinct process consisting of
planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and
accomplish stated object tives by the use of human being and other resources.
(Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya).
John D. Millet :
Management is the process of directing and
facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired
goal. (Manajemen adalah proses pembimbingan dan penyediaan fasilitas kerja dari
orang-orang yang terorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki).
Ordway Tead :
Management is the process and agency which
direct and guides the operations of an organization in the realizing of
established aims. (Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta
membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan).
Ralph C. Davis :
Management is the function of executive
leadership anywere. (Manajemen adalah fungsi dari setiap pimpinan eksekutif
dimanapun posisinya).
John F. Mee :
Management is the art of securing maximum
prosperity and happiness for both employer and employee and give the public the
best possible service. (Manajemen adalah seni mencapai hasil yang maksimal
dengan usaha yang minimal supaya tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan
maksimal baik bagi pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang
sebaik mungkin kepada masyarakat).
Robert Tannenbaum dkk. :
The use of formal authority to organize,
direct, or control responsible suborninates in order that all contributions be
coordinated in the attainment or and enterprise purpose. (Penggunaan suatu
kekuasaan formal untuk mengorganisasikan, mengerakkan, atau mengendalikan para
bawahan agar supaya semua kontribusi dapat dikoordinasikan untuk mencapai
tujuan perusahaan).
Edwin B. Flippo :
The coordination of all resources through the
process of planning and cotrolling of the enterprise’s operations so that
objectives can achieved economically and effectively. (Koordinasi dari semua
sumber daya melalui proses perencanaan dan pengendalian dari operasi atau
kegiatan-kegiatan perusahaan, sehingga sasaran dapat dicapai secara ekonomis
dan efektif).
Dalton E. Mc Farland :
The process by which managers create, direct,
maintain and operate purposive organizations through systematic coordinated
cooperative human effort. (Proses dengan manajer menciptakan,
mengarahkan, memelihara serta menjalankan organisasi melalui kerjasama dari
usaha manusia dikoordinasikan secara sistematis).
Lawrence A. Appley :
Management is the art of getting things
through the effort of other people. (Manajemen adalah seni pencapaian tujuan
yang dilakukan melalui usaha orang lain).
Prajudi Atmosudirdjo :
Manajemen adalah menyelenggarakan sesuatu
dengan menggerakkan orang-orang, uang , mesin-mesin, dan alat-alat sesuai
dengan kebutuhan.
Sondang P. Siagian :
Manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan
untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui
kegiatan-kegiatan orang lain.
The Liang Gie :
Manajemen adalah rangkaian perbuatan
menggerakkan orang-orang dan menggerakkan fasilitas-fasilitas dalam suatu usaha
kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
M. Manullang :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari sumberdaya,
terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah dietapkan terlebih
dahulu.
Malayu SP Siagian :
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kesimpulan
umum yang dapat ditarik dari pelbagai macam definisi diatas adalah :
a. Yang
disebut manajemen itu ada atau terjadi di dalam suatu organisasi.
b. Dalam
pengertian manajemen selalu terkandung adanya suatu atau beberapa tujuan
tertentu yang akan dicapainya.
c. Dalam
mencapai tujuan itu melibatkan manusia dan sumber-sumber alinnya.
d. Dalam
mencapai tujuan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan atau proses
tertentu.
e. Pencapaian tujuan yang melibatkan manusia
serta sumber-sumber lainnya itu dilakukan dengan cara yang paling efisien.
f. Manajemen itu tidak berwujud, hanya dapat
dilihat hasil-hasilnya.
g. Manajemen adalah suatu alat untuk mencapai
tujuan, bukan suatu tujuan.
h. Karena manajemen itu diterapkan atau terjadi
pada setiap organisasi, maka istilah manajemen diterapkan secara luas misalnya
: manajemen rumah sakit, manajemen universitas, manajemen kepegawaian,
manajemen keuangan, manajemen industri, manajemen pemasaran, manajemen
transportasi, dan sebagainya.
i. Manajemen adalah proses yang sistematis,
terkoordinasi dan kooperatif dalam usaha-usaha memanfaatkan suber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya.
j. Manajemen adalah ilmu dan sekaligus juga seni.
k. Setiap orang sebenarnya terlibat kegiatan
manajemen sebab pada hakekatnya tidak ada seorang pun yang tidak terlibat
organisasi.
C. Macam-Macam Pengertian Manajemen
Bila dipelajari dari
berbagai literature manajemen, maka akan nampak bahwa istilah manajemen
memiliki tiga pengertian. Pertama, manajemen
sebagai suatu proses. Seperti dikatakan oleh John D. Millet, Ordway Tead,
George R. Terry dan Dalton E. McFarland. Juga dalam Encyclopedia of the Social Sciences dikatakan
bahwa manajemen adalah suatu proses yang dengan prose situ pelaksanaan suatu
tujuan yang telah ditentukan diselenggarakan dan diawasi. Suatu proses adalah
cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai
proses karena manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau ketrampilan khusus
mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Proses tersebut terdiri
dari kegiatan-kegiatan manajemen, menurut G. R. Terry, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian (definisi lain mungkin mencakup
daftar kegiatan yang lebih banyak).
Kedua, manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas pengelolaan. Jadi dengan kata lain,
segenap orang-orang yang melakukan manajemen dalam suatu organisasi tertentu
disebut Manajemen (dalam pengertian jamak atau plural). Peter F. Drucker dalam
bukunya Management, Tasks, Responsibility and Practices (yang
diterjemahkan oleh LPPM Jakarta) mengemukakan : Manajemen harus memberikan arah
– jurusan kepada lembaga yang dikelolanya. Ia harus memikirkan secara tuntas
misi lembaga itu, menetapkan sasaran-sasarannya dan mengorganisasi
sumber-sumber daya untuk tujuan-tujuan yang telah digariskan oleh lembaga.
Sesungguhnya manajemen bertanggung jawab terhadap pengarahan visi serta
sumber-sumber daya ke jurusan hasil-hasil yang paling besar dan efisien. Dari
pengertian itu tampak bahwa Peter F. Drucker memberi pengertian manajemen
sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas pengelolaan. Dalam
pengertian tunggal atau singular disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar
tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.
Pada umumnya kegiatan-kegiatan manajer atau manajemen itu, menurut Henry Fayol,
adalah planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.
Ketiga, manajemen sebagai ilmu dan seni. Selisih
pendapat diantara para ahli dan penulis manajemen, yaitu apakah manajemen
termasuk ilmu ataukah seni, sampai sekarang masih berlangsung terus. Luther
Gullick dalam tulisannya “Management is a Science” mendefinisikan
manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang
berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersama untuk mencapai tujuan dan membuat system kerjasama ini lebih bermanfaat
bagi kemanusiaan. Menurut Gullick manajemen telah memenuhi persyaratan untuk
disebut bidang ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari untuk waktu yang lama
dan telah diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori. Chester I. Bernard dalam
bukunya The Functions of the Executive antara lain
menyatakan bahwa manajemen adalah suatu “seni” dan juga adalah “ilmu”. Dalam
fungsinya sebagai “seni” adalah untuk mencapai tujuan-tujuan nyata,
mendatangkan hasil atau manfaat, menghasilkan keadaan-keadaan yang tidak dapat
dicapai tanpa usaha-usaha yang sadar untuk mencapai hal-hal yang pasti. Dalam
fungsinya sebagai “ilmu” adalah untuk menjelaskan fenomena-fenomena,
kejadian-kejadian, dan keadaan-keadaan masa lalu. Didalam hal ini tujuannya
tidaklah untuk menghasilkan keadaan-keadaan ataupun kejadian-kejadian yang
khas, akan tetapi penjelasan-penjelasan yang bersifat deskriptif. Henry Fayol
dalam karyanya yang berjudul General and Industrial
Management (buku aslinya berjudul Administration Industrille et Generale) juga mengakui
bahwa manajemen sebagai “seni” maupun “ilmu”. Demikian pula Harold Koontz &
Cyrill O. Donell dalam karyanya yang berjudul Principles of Management juga
berpendapat bahwa manajemen adalah “seni” dan sekualigus juga “ilmu”.
D. Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para
penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini
tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih
teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan
lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses
manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi
manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen
berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu
dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan
oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:
a) Perencanaan
Perencanaan atau
Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara
kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis
yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu
bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian atau
Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi
yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif
dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
c) Pengimplementasian
Pengimplementasian
atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktivitas yang tinggi.
d) Pengendalian
Pengendalian dan
Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang
berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama,
bahwa:
1) Manajemen terdiri dari berbagai proses yang
terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan
organisasi.
2) Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama
lain dalam pencapaian tujuan organisasi
Secara diagramatis,
jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus dicapai secara efektif
dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen
yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
Gambar tersebut
menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber
daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi
menajamen
e) Fungsi Perencanaan (Planning)
a) Menetapkan tujuan dan target bisnis
b) Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target
bisnis tersebut
c) Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d) Menetapkan standar/indikator keberhasilan
dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
f) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan
b) Menetapkan struktur ornganisasi yang
menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
c) Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan,
dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja
d) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada
posisi yang paling tepat
g) Fungsi pengimplementasian (Directing)
a) Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
b) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan
h) Fungsi Pengawasan (Controlling)
a) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan
dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
b) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan
c) Melakukan berbagai alternatif solusi atas
bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
E. Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam
manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.Menurut Henry Fayol,
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip
umum manajemen ini terdiri dari
- Pembagian kerja (Division of work)
- Wewenang dan tanggung jawab (Authority and
responsibility)
- Disiplin (Discipline)
- Kesatuan perintah (Unity of command)
- Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
- Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan
sendiri
- Penggajian pegawai
- Pemusatan (Centralization)
- Hirarki (tingkatan)
- Ketertiban (Order)
- Keadilan dan kejujuran
- Stabilitas kondisi karyawan
- Prakarsa (Inisiative)
- Semangat kesatuan, semangat korps
F. Pentingnya Manajemen Bagi Organisasi
Manajemen dibutuhkan
oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alas an utama diperlukannya
manajemen (T. Hani Handoko, 1990) :
1. Untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara
tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang
saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi,
seperti pemilik dan karyawan, pelanggan, konsumen, masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan
banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan
melihat efisiensi dan efektivitasnya.
Manajemen
pada dasarnya dibutuhkan oleh semua tipe organisasi. Kalau dilihat dalam
praktek, maka manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerjasama (dalam
organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen
bersifat universal dan menggunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis,
mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang cenderung benar
dalam semua situasi manajerial.
Kaidah
adalah kebenaran fundamental atau kebenaran yang dapat dipercaya pada suatu
masa tertentu, yang menjelaskan dua atau lebih perangkat kejadian (variabel).
Kaidah adalah juga suatu pernyataan atau kebenaran yang fundamental untuk
digunakan sebagai pedoman berpikir atau melakukan kegiatan. Kaidah-kaidah ada
yang sifatnya preskriptif (menganjurkan), deskriptif (menggambarkan atau
menunjukkan apa adanya, dan normatif) (Sigit, 1984). Prinsip adalah suatu
pernyataan yang berlaku umum bagi sekelompok gejala atau fenomena tertentu yang
mampu menjelaskan kejadian. Konsep adalah gambaran abstrak tentang suatu gejala
atau fenomena, baik gejala sosial maupun gejala alami (Ibnu Samsi, 1988).
Ilmu
pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi manusia, seperti
perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lainnya.
Sehingga bisa disimpulkan, bila seorang manajer mempunyai pengetahuan dasar
manajemen dan mengetahui cara menerapkan pada situasi yang ada, dia akan dapat
melakukan fungsi-fungsi manajerial secara efektif dan dilakukan secara efisien.
Efektivitas
dan efisiensi adalah pedoman utama dan merupakan norma dalam manajemen, artinya
harus diusahakan dan harus dilaksanakan. Efektivitas berhubungan dengan
pencapaian tujuan. Apakah tujuan telah dicapai dan apakah tujuan itu tepat ?
Efektivitas tidak bersangkutan dengan pengorbanan untuk pencapaian tujuan.
Sedangkan efisiensi berhubungan dengan pengorbanan untuk mencapai tujuan itu.
Pengorbanan dimaksud disini adalah berupa pikiran, waktu, tenaga, uang, ruang,
alat, bahan, dan lainnya. Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara usaha
dan hasil yang diperoleh dari usaha tersebut. Apabila yang dilakukan oleh
manajer ternyata menunjukkan dengan cara yang tidak efisien dengan hasil yang
tidak efektif, maka yang dilaksanakan itu bukanlah manajemen dalam arti yang
benar, melainkan disebut kesalahan manajemen atau mismanajement.
G.
Manajemen dan Administrasi
Istilah
“administrasi” dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian, yakni
administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas. Administrasi
dalam arti sempit yakni sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan
tulis menulis atau surat menyurat yang meliputi menerima, mencatat, menghimpun,
mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan, dokumentasi, registrasi,
kearsipan, dan sejenisnya atau lazim disebut tata usaha (office work).
Administrasi dalam arti demikian merupakan terjemahan dari istilah dalam bahasa
Belanda “administratie”.
Disamping
itu dikenal pula istilah administrasi dalam arti luas yaitu merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris “administration”. Tentang asal usul kata
administrasi (dalam bahasa Inggris “administration”) ditilik dari
etimologinya berasal dari bahasa Latin “ad + ministrare”, suatu kata
kerja yang berarti to serve atau melayani, membantu atau
memenuhi. Dari kata kerja ini timbullah kata sifatnya “administrativus”.
Jadi secara etimologi administrasi (administration) berarti melayani
dengan sebaik-baiknya. Dalam pengertian ini administrasi diartikan sebagai
segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan
oleh sekelompok orang dalam kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Administrasi itu sendiri bukanlah merupakan kegiatan pokok tetapi
merupakan kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pokok.
Istilah
manajemen dan administrasi dalam arti yang luas (administration) sering
diartikan sama tetapi sering juga diartikan berbeda. Ada yang berpendapat bahwa manajemen hanya
merupakan salah satu unsur saja dari administrasi. The Liang Gie (1983)
misalnya, ia mengemukakan bahwa administrasi terdiri dari delapan unsur yaitu
organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, finansial, budgeting,
dan hubungan masyarakat. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen dan
administrasi pada hakekatnya sama, berbeda hanya dalam hal panerapannya saja,
karena yang disebut administrasi itu biasanya digunakan di kalangan pemerintah
sedangkan manajemen digunakan di kalangan swasta. Suhardi Sigit (1984)
menyarankan istilah administrasi sebaiknya digunakan di kalangan jawatan resmi
pemerintah, sedangkan manajemen digunakan di kalangan businessatau private. Sementara
itu Dwight Waldo (1986) berpendapat bahwa administrasi dapat dilihat dari dua
sisi yaitu sisi statis dan sisi dinamis. Sisi statis dari administrasi adalah
organisasi. Organisasi dapat diibaratkan sebagai anatomi dari administrasi.
Sedangkan sisi dinamis dari administrasi adalah manajemen. Manajemen dapat
diibaratkan sebagai fisiologi dari administrasi. Kategorisasi administrasi
dalam organisasi dan manajemen merupakan cara melihat atas suatu gejala yang
sama. Organisasi melihat administrasi dalam keadaan statis dan memberikan pola,
sedangkan manajemen melihat administrasi dalam keadaan dinamis atau
bergeraknya. Pendapat lain
menyatakan bahwa administrasi (administration)
merupakan suatu unsur atau bagian dari manajemen. Misalnya E.F.L. Brech, seperti dikutip oleh Soehardi Sigit (1984),
menyatakan bahwa (administration) itu adalah bagian
dari manajemen yang bersangkutan dengan penerapan dan pelaksanaan
prosedur-prosedur, dengan cara mana program, rencana dan target diletakkan dan
dikomunikasikan, serta kemajuan aktivitas diatur dan diperiksa.
H. Manajemen risiko
Manajemen risiko
adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/ pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di
sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari
pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi
lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
Dalam perkembangannya
Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi
i) Risiko Operasional
j) Risiko Hazard
k) Risiko Finansial
l) Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan
ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi
(Enterprise Risk Management).
https://drive.google.com/file/d/1m4ULXbsqvQCcLs50tnejxnPxg5IcemPz/view?usp=sharing
BalasHapus