Resume Buku Pengantar Manajemen 6 buku

NAMA                       : KELPIN DWI AMANDA

KELAS                      : 1 A6

PRODI                       : D3 AKUNTANSI UNIVERSITAS SRIWIJAYA




Resume #1
Pengantar Manajemen
Penulis : T Hani Handok
Bab 1

Pengertian manajemen

Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya dalam proses produksi untuk mencapai tujuan organisai.

Pengertian manajemen menurut James AF Stoner, yang dialih bahasakan oleh T.Hani Handoko, sebagai berikut :

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”

Dari pengertian manajemen di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien dengan menggunakan orang-orang melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang tersedia.

Mengapa Manajemen Dibutuhkan?

 

Ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan :

 

1.      Untuk mencapai tujuan.

2.      Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

3.      Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.

 

Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, sedangkan Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut ahli manajemen Peter Drucker efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right).

 

Aplikasi-aplikasi yang berbeda dari istilah Manajemen

 

Ada empat aplikasi yang berbeda dari istilah manajemen. Istilah manajemen dapat digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan :

1.  Pengelompokan Pekerjaan. Manajemen berarti suatu kelompok orang yang melaksanakan tugas-tugas atau fungsi-fungsi manajerial.

2.  Seorang Individu. Individu yang melaksanakan fungsi-fungsi manajerial atau bagian dari kelompok secara keseluruhan dapat disebut bagian manajemen.

3.  Suatu disiplin akademik. Manajemen adalah suatu bidang spesialisasi akademik, atau suatu bidang studi.

4.  Suatu proses. Manajemen juga merupakan suatu proses; karena mencakup pelaksanaan suatu rangkaian tipe-tipe khusus kegiatan atau fungsi.

 

Bab2 Manajemen dan Manajer

Secara umum “manajer” berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya.

Manajer dapat diklasifikasi dengan dua cara : menurut tingkatan mereka dalam organisasi (rendah, menengah dan tinggi). Dan kegiatan-kegiatan organisasi untuk mana mereka bertanggung jawab (manajer umum dan fungsional).

Tingkatan Manajemen

 

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda :

1.  Manajer Lini (pertama). Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, disebut manajemen lini / garis pertama (first line atau first level). Para manajer ini sering disebut dengan kepala atau pemimpin, mandor (foremen), dan penyelia (supervisors).

2.  Manajer Menengah. Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.

3.  Manajer Puncak. Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil presiden senior, dan sebagainya.

Perbedaan tingkatan manajemen akan membedakan pula fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan. Ada dua fungsi utama manajemen, yaitu manajemen administratif dan manajemen operatif. Manajemen administratif lebih berurusan dengan penetapan tujuan dan kemudian perencanaan, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan. Sedangkan manajemen operatif lebih mencakup kegiatan memotivasi, supervisi, dan komunikasi dengan para karyawan untuk mengarahkan mereka mencapai hasil-hasil secara efektif.

Manajer-manajer Fungsional dan Umum

 

Atas dasar ruang lingkup kegiatan yang dikelola, para manajer dapat pula diklasifikasi sebagai manajer fungsional dan manajer umum. Manajer fungsional mempunyai tanggung jawab hanya atas satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan, kepegawaian, atau akuntansi.

Fungsi-fungsi yang dilaksanakan Manajer

 

Salah satu klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh Henri Fayol, yang menyatakan bahwa perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah, dan pengawasan adalah fungsi-fungsi utama.

1.      Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Perencanaan organisasi memiliki tujuan yang memungkinkan diantaranya :

a.       Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.

b.      Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih.

c.       Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkatan kemajuan tidak memuaskan.


2.      Pengorganisasian

Pengorganisasian (organizing) adalah 1) penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kea rah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tuganya.

3.      Penyusunan Personalia

Adalah penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.

4.      Pengarahan

Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan.

5.      Pengawasan

Pengawasan (controlling), adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsure, yaitu : 1) penetapan standar pelaksanaan, 2) penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, 3) pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan,

4) pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

 

Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus dilaksanakan oleh manajer kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun ada perbedaan tekanan untuk tipe organisasi, jabatan-jabatan fungsional, dan tingkatan manajemen yang berbeda.


Kegiatan-kegiatan Manajer

 

Agar konsep tentang manajer menjadi lebih jelas, berikut ini akan diuraikan secara terinci apa tugas-tugas penting yang dilaksanakan manajer :

1.      Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.

2.      Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas.

3.      Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.

4.      Manajer harus berpikir secara analitis dan konsepsual.

5.      Manajer adalah seorang mediator.

6.      Manajer adalah seorang politisi.

7.      Manajer adalah seorang diplomat.

8.      Manajer mangambil keputusan-keputusan sulit.

 

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer

 

Pada dasarnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh para manajer dapat diklasifikasi ke dalam empat kelompok, yaitu :

1.      Pribadi.

2.      Teknis.

3.      Administratif.

4.      Interaksional.


BAB3

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

 

Dalam bab ini akan dibicarakan tiga aliran pemikiran manajemen yang ada : Aliran Klasik (yang akan dibagi menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik), aliran hubungan manusiawi (sering disebut aliran neoklasik), dan aliran manajemen modern.

1.      Teori Manajemen Klasik

Perkembangan awal teori manajemen

Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen Ilmiah, yang akan dibahas disini, yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.

Robert Owen (1771 - 1858). Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan  dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikan produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang  paling menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”. Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.

Charles Babbage (1792 - 1871). Charles Babbage, seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.

Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Sebagai kontribusinya yang lain, Babbage menciptakan alat penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.


2.      Manajemen Ilmiah

Aliran manajemen Ilmiah (scientific management) ditandai kontribusi-kontribusi dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu-satu.

Frederick W. Taylor (1856 – 1915)

Manajemen Ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor sekitar tahun 1900-an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut sebagai “bapak manajemen Ilmiah”.

Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :

1.      Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen.

2.      Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.

3.      Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.

4.      Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

 

Frank dan Lillian Gilberth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972)

 

Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami isteri Frank Bunker Gilberth dan Lillian Gilberth. Frank Gilberth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Sedangkan Lillian Gilberth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia mengemukakan gagasannya dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Management. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir : membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.

Henry L. Gantt (1861 – 1919). Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan (1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2) seleksi ilmiah tenaga kerja, (3) sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas, (4) penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.


Kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai “bagan Gantt”, untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.

Harrington Emerson (1853 – 1931).

 

Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut :

1.      Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.

2.      Kegiatan yang dilakukan masuk akal.

3.      Adanya staf yang cakap.

4.      Disiplin.

5.      Balas jasa yang adil.

6.      Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, dan ajeg sistem informasi dan akuntansi.

7.      Pemberian perintah, perencanaan dan pengurutan kerja.

8.      Adanya standar-standar dan skedul-skedul metoda dan waktu setiap kegiatan.

9.      Kondisi yang distandarisasi.

10.  Operasi yang distandarisasi.

11.  Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.

12.  Balas jasa efisiensi – rencana insentif.

3. Teori Organisasi Klasik

Henry Fayol (1841 – 1925), seorang industrialis perancis, mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan umum).

Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam kegiatan, yang semuanya saling tergantung satu dengan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah (1) teknik - produksi dan manufacturing produk, (2) komersial – pembelian bahan baku dan penjualan produk, (3) keuangan (finansial) – perolehan dan penggunaan modal,

(4) keamanan – perlindungan karyawan dan kekayaan, (5) akuntansi – pelaporan dan pencatatan biaya, laba dan hutang, pembuatan neraca, dan pengumpulan data statistic, dan (6) manajerial.


Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip-prinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut :

1.      Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.

2.      Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.

3.      Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan- tujuan organisasi.

4.      Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.

5.      Kesatuan pengarahan – operasai-operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.

6.      Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum.

7.      Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.

8.      Sentralisasi.

9.      Rantai skalar.

10.  Order – bahan-bahan (Material).

11.  Keadilan.

12.  Stabilitas staf organisasi.

13.  Inisiatif.

14.  Esprit de corps (semangat korps).

 

James D Mooney, menurutnya untuk merancang organisasi perlu diperhatikan 4 kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi – syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin dan disiplin, (2) prinsip skalar, (3) prinsip fungsional, (4) prinsip staf.

Mary Parker Follett (1868 – 1933), Follett adalah seorang ahli ilmu pengetahuan social pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Follett memberikan sumbangan besar pada manajemen yaitu tentang

(1)    kreativitas, (2) kerjasama antara manajer dan bawahan, (3) koordinasi dan pemecahan konflik.


Chaster I. Barnard (1886 – 1961), adalah presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey. Dia memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen menurur pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan  untuk mencapai tujuan.

4.      Aliran Hubungan Manusiawi

Aliran hubungan manusiawi (prilaku manusia atau neoklasik) muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.

Hugo Munsterberg (1863 – 1916). Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo Munsterberg sering disebut sebagai bapak psikologi industri. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan tiga cara,

(1)    penemuan Best Possible Person, (2) penciptaan best possible work, dan (3) penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.

Elton Mayo (1880 – 1949) mengadakan suatu percobaan untuk menemukan bahwa kelompok kerja informal – lingkungan social karyawan – juga mempunyai pengaruh besar pada produktivitas, kemudian konsep mahluk sosial – dimotivasi oleh kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen – telah menggantikan konsep mahluk rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan phisik manusia.

5.      Aliran Manajemen Modern

Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi, dan yang lain di bangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal dengan aliran kuantitatif.

Perilaku Organisasi

Prinsip-prinsip dasar Perilaku Organisasi :

Produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya.


Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.

Langkah-langkah pendekatan manajemen science biasanya adalah sebagai berikut :

1.      Perumusan masalah.

2.      Penyusunan suatu model matematis.

3.      Mendapatkan penyelesaian dari model.

4.      Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.

5.      Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.

6.      Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.

 

Perkembangan Teori Manajemen Di Masa Mendatang

 

Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mandatang, yaitu :

1.      Dominan (paling berguna).

2.      Divergence (jalurnya sendiri).

3.      Convergence ( batasan-batasan).

4.      Sintesa (berintegrasi).

5.      Proliferation.

 

Bab 4

 

Manajer dan Lingkungan Eksternal Organisasi

 

Faktor-faktor lingkungan eksternal

 

Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer. Organisasi mendapatkan masukan-masukan yang dibutuhkan, seperti bahan baku, dana tenaga kerja, dan energi dari lingkungan eksternal, mentransformasikan menjadi produk dan jasa, dan kemudian memberikan sebagai keluaran-keluaran kepada lingkungan eksternal.


Lingkungan eksternal mempunyai baik unsur-unsur yang berpengaruh lansung (lingkungan ekstern mikro) dan berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern makro). Lingkungan ekstern mikro terdiri dari para pesaing, penyedia, langganan, lembaga-lembaga keungan, pasar tenaga kerja, dan perwakilan-perwakilan pemerintah. Unsur-unsur lingkungan ekstern makro mencakup teknologi, ekonomi, politik dan sosial yang mempengaruhi iklim di mana organisasi beroperasi dan mempunyai potensi menjadi kekuatan-kekuatan sebagai lingkungan ekstern mikro.

Organisasi Dan Lingkungan

 

Lingkungan ekstern mempengaruhi manajer-manajer bervariasi menurut tipe dan tujuan organisasi. Ha ini berbeda di antara posisi-posisi dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi dan bahkan antara tingkatan-tingkatan hirarki di dalam organisasi. Jadi, manajer pada perusahaan A mungkin lebih dipengaruhi faktor-faktor dalam lingkungan ekstern dibanding manajer pada perusahaan B, eksekutif dipengaruhi lebih daripada pekerja klerikal, dan pegawai administrasi kantor dibanding manajer divisi penjualan.

Tanggung jawab sosial Manajer

 

Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Dengan demikian manajer sekarang dituntut untuk mengimplementasikan etika berusaha, terutama dalam hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan- perusahaan lain, para penyedia, kreditur, pemegang saham, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika, yaitu : (1) hukum, (2) peraturan-peraturan pemerintah, (3) kode etik industri dan perusahaan, (4) tekanan-tekanan sosial, dan (5) tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi. Faktor-faktor ini mempengaruhi etika manajer dengan tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi yang berbeda-beda.


Bab 5

 

Proses Perencanaan

 

Pengertian perencanaan

 

Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.

Empat Tahap dasar Perencanaan

 

1.      Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

2.      Merumuskan keadaan saat ini.

3.      Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.

4.      Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

 

Alasan-alasan perlunya perencanaan

 

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai (1) “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan, dan (2)”positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

Manfaat perencanaan, (1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan, (2) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama, (3) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas, (4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat, (5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, (6) memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi, (7) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami, (8) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan (9) menghemat waktu, usaha dan dana.


Kelemahan perencanaan, (1) pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata, (2) perencanaan cenderung menunda kegiatan, (3) perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, (4) kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi, (5) ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.

Tipe-tipe Perencanaan dan Rencana

 

Ada paling sedikit lima dasar pengklasifikasian rencana-rencana, sebagai berikut :

 

1.      Bidang Fungsional, mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan, dan personalia.

2.      Tingkatan Organisasional, termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan kerja organisasi.

3.      Karakteristik-karakteristik (sifat) rencana, meliputi faKtor-faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.

4.      Waktu, menyangkut rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

5.      Unsur-unsur rencana, dalam wujud anggaran,program, prosedur, kebijaksanaan, dan sebagainya.

Dalam organisasi rencana diperinci melalui tingkatan-tingkatan yang membentuk hirarki dan paralel dengan struktur organisasi. Ada dua tipe utama rencana : (1) rencana-rencana strategik (strategik plans), yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih luas. (2) rencana-rencana operasional (operational plans), ada dua tipe-tipe rencana operasional. Rencana sekali pakai (single use plans), rencana tetap (standing plans). penguraian lebih terperinci bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai.

1.      Rencana-rencana Strategik

Sebelum strategi dapat diuraikan, organisasi perlu menetapkan suatu komponen vital : tujuan-tujuan organisasi. Tujuan organisasi memberikan dasar pengarahan kegiatan-kegiatan.

Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Strategi juga dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi


terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.

2.      Rencana-rencana Sekali Pakai

Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci yang kemungkinan tidak berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. Sebagai contoh, perencanaan perusahaan untuk membangun gudang baru karena adanya perluasan usaha akan memerlukan rencana sekali pakai khusus bagi proyek tersebut, walaupun perusahaan telah membangun sejumlah gudang lain di waktu yang lalu.

3.      Rencana-rencana Tetap

Wujud umum rencana-rencana tetap adalah kebijaksanaan, prosedur dan aturan. Rencana-rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu diubah (modifikasi) atau dihapuskan. Sekali ditetapkan, rencana tetap memungkinkan para manajer menghemat waktu yang digunakan untuk perencanaan dan pembutan keputusan karena situasi-situasi yang sama ditangani secara konsisten.

Perencanaan Strategik

 

Perencanaan Strategik (Strategic Planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi; penentuan strategi, kebijaksanaan dan program-program strategik yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut; dan penetapan metode-metode yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi kebijaksanaan telah diimplementasikan.

Perencanaan Strategik tidak hanya merupakan kegiatan perencanaan suatu organisasi; tetapi perencanaan strategik lebih merupakan salah satu peranan manajemen yang paling kritis. Sedangkan perencanaan yang dilakukan pada tingkatan bawah disebut perencanaan operasional (operational planning), yang memusatkan perhatiannya pada operasi-operasi sekarang dan terutama berkenaan dengan efisiensi, bukan efektivitas.

Proses Perencanaan Strategik

 

Secara singkat langkah-langkah proses penyusunan strategik dapat diuraikan sebagai berikut

: (1) Penentuan Misi dan Tujuan, (2) Pengembangan Profil Perusahaan, (3) Analisa Lingkungan  Eksternal,  (4)  Analisa  Internal  Perusahaan,  (5)  Identifikasi  Kesempatan  dan


Ancaman Strategik, (6) Pembuatan Keputusan Strategik, (7) Pengembangan strategi Perusahaan, (8) Implementasi Strategi, dan (9) Peninjauan kembali dan evaluasi.

Lima variabel yang biasanya merupakan faktor-faktor kritis implementasi strategi : (1) tugas,

(2)  orang, (3) Struktur, (4) teknologi, dan (5) sistem balas jasa.

 

Kebaikan-kebaikan perencanaan strategik adalah dalam memberikan pedoman yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan organisasi. Kebaikan penting perencanaan strategi lainnya adalah membantu para manajer dalam pembuatan keputusan.

Kelemahan-kelemahan perencanaan strategi adalah bahwasannya hal itu memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup besar. Kelemahan selanjutnya adalah bahwa perencanaan strategik kadang-kadang cenderung membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang paling rasional dan bebas resiko.

Hambatan-hambatan Perencanaan Efektif

 

Ada sejumlah alasan mengapa banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok / satuan kerja mereka, yaitu :

1.      Kurang Pengetahuan Tentang Organisasi.

2.      Kurang Pengetahuan Tentang Lingkungan.

3.      Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif.

4.      Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.

5.      Biaya.

6.      Takut Gagal.

7.      Kurang Percaya Diri.

8.      Ketidaksediaan.

 

Kriteria Penilaian Efektivitas Rencana

 

Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup

(1)         kegunaan, (2) ketepatan dan obyektivitas, (3) ruang lingkup, (4) efektivitas Biaya, (5) akuntabilitas, dan (6) ketepatan waktu.


 


Bab 6

 

Penetapan Tujuan Organisasi

 

Misi dan Tujuan Organisasi

 

Sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengindentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar. Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan strategik perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukan bidang-bidang produk atau jasa pokok dan kebutuhan-kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan perusahaan.

Tujuan organisasi ialah suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya. Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk dicapai di waktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi.

Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi

 

Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagai berikut :

1.      Pedoman bagi kegiatan.

2.      Sumber legitimasi.

3.      Standar pelaksanaan.

4.      Sumber motivasi.

5.      Dasar rasional pengorganisasian.


Tipe-tipe Tujuan

 

1.      Tujuan kemasyarakatan (Societal goals).

2.      Tujuan keluaran (Output goals).

3.      Tujuan sistem (Sistem goals).

4.      Tujuan produk (Product goals).

5.      Tujuan turunan (Derived goals).

 

Proses Penetapan Tujuan

 

Proses penatapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Beberapa unsur dasar yang melatar- belakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk menciptakan nilai-nilai tersebut adalah :

1.      Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya.

2.      Bahwa barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen / langganan.

3.      Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.

4.      Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan lebih baik dari sekedar menjaga kelangsungan hidup (survive), yaitu untuk pertumbuhan (growth) dan dapat menghasilkan laba (profitable).

5.      Bahwa pelayanan manajemen akan memberikan public image yang menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi.

6.      Bahwa perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.

Bidang-bidang Tujuan

 

Peter Drucker, selama bekerja sebagai konsultan untuk GE, mengidentifikasikan secara terperinci 8 bidang pokok dimana perusahaan harus menetapkan tujuan. Bidang-bidang itu adalah :


1.      Posisi pasar. Perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai bagian pasar  yang akan “direbut”.

2.      Produktifitas. Adalah rasio antara masukan dengan keluaran organisasi.

3.      Sumber daya phisik dan keuangan.

4.      Profitabilitas. Tujuan-tujuan laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain.

5.      Inovasi. Ada kebutuhan terus menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif.

6.      Prestasi dan pengembangan manajer. Kelangsungan hidup banyak organisasi tergantung pada kekuatan manajemen yang inovatif.

7.      Prestasi dan sikap karyawan. Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar pekerjaan normal dan rutin di setiap organisasi.

8.      Tanggung jawab sosial dan publik. Tujuan-tujuan ini ditetapkan perusahaan untuk “menangani” boikot publik, kegiatan-kegiatan hukum,  kegiatan-kegiatan pemerintah, kelompok-kelompok berkepentingan, dan sebagainya.

Management By Objectives (MBO)

 

Management By Objectives atau MBO pertama kali diperkenalkan oleh peter Drucker dalam bukunya The Practice of Management pada tahun 1954. Prosesnya juga berjalan dengan nama-nama lain, termasuk “manajemen berdasarkan sasaran”, “manajemen berdasarkan hasil”, atau “management by results”, “goals management”, “work planning and review”, “goals and controls”, “joint target setting”, dan sebagainya. Walaupun menggunakan nama- nama yang berbeda prosesnya adalah sama. MBO telah berkembang sangat terkenal, terutama dalam-organisasi-organisasi besar. Pada hakekatnya MBO menekankan pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan efektif.

Sistem MBO

 

Berikut ini akan diuraikan unsur-unsur umum yang selalu ada dalam berbagai sistem MBO yang efektif :

1.      Komitmen pada program.

2.      Penetapan tujuan manajemen puncak.

3.      Tujuan-tujuan perseorangan.

4.      Partisipasi.


5.      Otonomi dalam implementasi rencana.

6.      Peninjauan kembali prestasi.

 

Kekuatan dan kelemahan MBO

 

Dalam suatu survey terhadap para manajer, Tosi dan Carroll mengemukakan kebaikan- kebaikan berbagai program MBO, yang dapat diperinci sebagai berikut :

1.      Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.

2.      Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan tujuan dan sasaran.

3.      Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.

4.      Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.

5.      Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu. Ini juga memungkinkan para bawahan mengetahui kualitas pekerjaan mereka dalam hubungannya dengan tujuan organisasi.

Ada dua kategori kelemahan–kelemahan khas untuk organisasi yang mempunyai program- program MBO formal. Dalam kategori pertama adalah kelemahan-kelemahan yang melekat pada proses MBO. Ini mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta biasanya meningkatkan banyaknya kertas kerja. Dalam kategori kedua, kelemahan-kelemahan seharusnya tidak ada tetapi sering dijumpai dalam pengembangan dan implementasi program-program MBO. Kategori kedua ini menyangkut beberapa masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :

1.      Gaya dan dukungan manajemen.

2.      Penyesuaian dan perubahan.

3.      Ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.

4.      Deskripsi jabatan.

5.      Penetapan dan pengkoordinasian tujuan.

6.      Pengawasan metoda pencapaian tujuan.

7.      Konflik antara kreativitas dan MBO.


Membuat MBO Efektif

 

Unsur-unsur penting yang diperlukan bagi efektivitas MBO.

 

1.      Mendidik dan melatih manajer.

2.      Merumuskan tujuan secara jelas.

3.      Menunjukan komitmen manajemen puncak secara kontinyu.

4.      Membuat umpan balik efektif.

5.      Mendorong partisipasi.

 

 

 

Bab 7 Pembuatan Keputusan

Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan.

Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Tipe-tipe keputusan

 

Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko, dan ketidak pastian.

Keputusan-keputusan yang di program (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang.

Keputusan-keputusan yang tidak di program (non-Programmed decisions), di lain pihak, adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak di program.


Proses Pembuatan keputusan

 

Banyak manajer yang harus membuat keputusan dengan metoda-metoda pembuatan keputusan informal untuk memberikan pedoman bagi mereka. Tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajemen akan selalu membuat keputusan yang benar, tetapi bagaimanapun juga, para manajer yang menggunakan suatu pendekatan yang rasional, intelektual dan sistematik akan lebih berhasil dibanding para manajer yang menggunakan pendekatan informal.

Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategik formal yang di bahas dalam bab 5. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.

Pohon Keputusan dan Pembuatan Keputusan

 

Pohon keputusan (decision tree) dikembangkan untuk membantu para manajer membuat serangkaian keputusan yang melibatkan peristiwa-peristiwa ketidak pastian. Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara grafik berbagai kegiatan yang dapat diambil dan hubungan kegiatan-kegiatan ini dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang yang dapat terjadi. Seperti teknik-teknik riset operasi lainnya, pohon keputusan tidak akan membuat keputusan bagi manajer – kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimanapun juga, dalam berbagai situasi yang tepat, penggunaan pohon keputusan akan mengurangi kekacauan potensial dalam suatu masalah kompleks dan memungkinkan manajer untuk menganalisa masalah secara rasional.

Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan

 

Para manajer akan sulit untuk membuat keputusan-keputusan tanpa melibatkan para bawahan. Keterlibatan ini dapat formal, seperti penggunaan kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal, seperti permintaan akan gagasan-gagasan. Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan.


Karakteristik-karakteristik Berbagai Situasi Keputusan

 

Perihal keterlibatan para bawahan dalam pembuatan keputusan telah dipelajari beberapa teoritis dan konsultan. Dua peneliti, Vroom dan Yetton, telah mengembangkan suatu pendekatan pohon keputusan (decision tree approach) untuk mengidentifikasi gaya keputusan “optimum” tertentu yang sesuai dengan situasi tertentu. Karakteristik- karakteristik pokok suatu situasi keputusan yang dikemukakan Vroom dan Yetton adalah sebagai berikut :

1.      Adakah persyaratan kualitas dimana suatu penyelesaian lebih rasional dibanding yang lain?

2.      Apakah manajer mempunyai informasi cukup untuk membuat keputusan berkualitas tinggi?

3.      Apakah situasi keputusan terstruktur?

4.      Apakah penerimaan keputusan oleh para bawahan manajer merupakan faktor kritis implementasi efektif keputusan?

5.      Adakah kepastian yang layak bahwa keputusan akan diterima para bawahan bila manajer mebuat keputusan sendiri?

6.      Apakah para bawahan manajer menyebarkan tujuan organisasi untuk dicapai bila masalah dipecahkan?

7.      Apakah penyelesaian yang disukai akan menyebabkan konflik di antara para bawahan?

Ciri-ciri Riset Operasi

 

Ada tujuh ciri utama riset operasi, yang dapat diperinci sebagai berikut :

 

1.      Terpusat pada pembuatan keputusan.

2.      Penggunaan metoda ilmiah.

3.      Penggunaan model matematik.

4.      Efektivitas ekonomis.

5.      Bergantung pada Komputer.

6.        Pendekatan tim.

7.      Orientasi sistem.


Tahap-tahap Pendekatan Riset Operasi

 

Pendekatan riset operasi untuk pemecahan masalah mempunyai 5 tahap :

 

1.      Diagnosa masalah.

2.      Perumusan masalah.

3.      Pembuatan model.

4.      Analisa model.

5.      Implementasi penemuan.

 

Berbagai Model dan Teknik Riset Operasi

 

Ada sejumlah cara pengelompokan model-model yang digunakan dalam riset operasi. Pembedaan yang biasa dibuat adalah antara model normatif dan deskriptif. Model normatif menggunakan apa yang seharusnya dilakukan. Model deskriptif menggambarkan segala sesuatu sebagaimana adanya.

Programasi Linear adalah suatu peralatan riset operasi yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah “optimasi” atau masalah-masalah di mana ada satu jawaban “paling baik” dari serangkaian alternatif. Model ini banyak digunakan untuk menentukan cara terbaik pengalokasian sumber daya-sumber daya yang terbatas guna mencapai hasil akhir yang diinginkan.

Model-model programasi linear dapat diterapkan pada berbagai operasi bisnis dan industri di mana dapat diperoleh nilai maksimum atau minimum, seperti penetapan keluaran mesin maksimum, tingkat persediaan ideal, campuran produk terbaik, masalah transportasi, masalah penugasan (Assignment problem), penganggaran modal, pemilihan media pengiklanan, dan sebagainya.

Beberapa model dan teknik riset operasi akan dibahas berikut ini :

 

1.      Teori antrian.

2.      Model garis tunggu.

3.      Analisa network.

4.      Teori permainan.

5.      Model rantai Markov.


6.      Programasi dinamik.

7.      Simulasi.

 

Aplikasi Teknik-teknik Riset Operasi

 

Paling tidak ada delapan jenis masalah praktek manajerial dimana teknik-teknik riset operasi sering diterapkan, diantaranya sebagai berikut :

1.      Masalah-masalah persediaan.

2.      Masalah-masalah Alokasi.

3.      Masalah-masalah Antrian (garis tunggu).

4.      Masalah-masalah pengurutan.

5.      Masalah-masalah routing atau scheduling).

6.      Masalah-masalah pergantian.

7.      Masalah-masalah persaingan.

8.      Masalah-masalah pencarian.

 

Kebaikan dan keterbatasan penggunaan riset Operasi

 

Teknik-teknik riset operasi mempunyai satu maksud, yaitu untuk membantu para manajer membuat keputusan-keputusan yang lebih baik. Maksud ini dapat terpenuhi karena teknik- teknik riset operasi mempunyai tiga kebaikan pokok :

1.              Memungkinkan untuk memerinci suatu masalah kompleks dan berskala besar menjadi bagian-bagian lebih kecil sehingga dapat lebih mudah didiagnosa dan dianalisa.

2.              Dalam penyusunan dan analisa model-model riset operasi, para peneliti harus memperhatikan perincian dan mengikuti berbagai prosedur logik dan sistematik.

3.              Teknik-teknik riset operasi sangat membantu dalam penilaian alternatif-alternatif.

 

Di samping kebaikan-kebaikan di atas, teknik-teknik riset operasi juga mempunyai berbagai keterbatasan :

1.              Proyek-proyek riset operasi sering terlalu mahal bagi banyak organisasi atau banyak jenis masalah, sehingga sebelum keputusan untuk menggunakannya dibuat perlu dilakukan analisa biaya kegunaan.


2.              Riset operasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi.

3.              Riset operasi dapat dengan mudah menjadi teknik-teknik yang terpisah dari kenyataan, mungkin karena kesalahan dalam anggapan-anggapan tentang masalah atau karena variabel-variabel tertentu diabaikan.

Masalah-masalah Penggunaan Pendekatan Riset Operasi

 

Grayson mengemukakan beberapa alasan mangapa bannyak manajer tidak menggunakan teknik-teknik riset operasi :

1.      Kekurangan waktu.

2.      Ketiadaan data.

3.      Penolakan terhadap perubahan.

4.      Waktu tanggapan lama.

5.      Penyederhanaan yang berlebih-lebihan.

 

Pedoman Penggunaan Efektif Riset Operasi

 

Para manajer akan memperoleh keuntungan dengan meningkatkan kegunaan riset operasi dan membuat lebih mungkin untuk menerapkan bantuan saran-saran riset operasi. Wagner telah mengemukakan bahwa program-program riset operasi akan paling berguna dengan meliput delapan unsur berikut :

1.      Dukungan manajemen puncak.

2.      Tanggung jawab manajerial bagi program.

3.      Partisipasi manajer.

4.      Penggunaan kebijakan manajerial.

5.      Pengumpulan data secara cepat.

6.      Aspek-aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi.

7.      Persiapan untuk kesulitan-kesulitan awal.

8.      Penyimpanan laporan secara akurat.


BAB 8

 

Pengorganisasian dan Struktur Organisasi

 

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Struktur Organisasi

 

Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan- hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan , tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :

1.      Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.

2.      Teknologi yang digunakan.

3.      Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.

4.      Ukuran organisasi.

 

Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari :

 

1.  Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja.


2.  Standardisasi kegiatan.

3.  Koordinasi kegiatan.

4.  Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan.

5.  Ukuran satuan kerja.

 

Bagan Organisasi Formal

 

Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Pembagian kerja.

2.      Manajer dan bawahan atau rantai perintah.

3.      Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan.

4.      Tipe pekerjaan yang dilaksanakan.

5.      Tingkatan manajemen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Departementalisasi Fungsional

 

Departementalisasi fungsional mengelompokan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan- kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Kebaikan pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Kelemahan struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.


 

 

Departementalisasi Divisional

 

Departementalisasi dibagi menjadi 4 bagian divisi-divisi, yaitu :

 

1.      Struktur organisasi divisional atas dasar produk.

2.      Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.

3.      Struktur organisasi divisional atas dasar langganan.

4.      Struktur organisasi divisional atas dasar proses atau peralatan.

 


Kebaikan struktur divisional yaitu :

 

1.      Meletakan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian tanggapan yang cepat.

2.      Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas.

3.      Merumuskan tanggung jawab secara jelas dan memusatkan perhatian pada pertanggung jawaban atas prestasi kerja, yang biasanya diukur dengan laba atau rugi divisi.

Kelemahan struktur divisional yaitu:

 

1.              Menyebabkan berkembangnya persaingan “dysfunctional” potensial antar sumber daya-sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas-tugas dan prioritas-prioritas.

2.              Masalah seberapa besar delegasi wewenang yang diberikan kepada manajer- manajer divisi.

3.              Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya overhead perusahaan.

Organisasi Proyek dan Matriks

 

Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dan matriks bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe desain fungsional dan divisional dengan menghindarkan kekurangan-kekurangannya.

Struktur organisasi proyek. Departementalisasi proyek menyangkut pembentukan tim-tim spesialis yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan khusus. Sedangkan struktur organisasi matriks. Departementalisasi matriks adalah sama dengan departementalisasi proyek dengan satu perbedaan pokok. Dalam sturktur matriks, para karyawan mempunyai dua atasan sehingga mereka berada di bawah dua wewenang.


 

 

 

 

 


Kebaikan organisasi matriks dapat diperinci sebagai berikut :

 

1.      Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer-manajer fungsional.

2.      Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi manajer-manajer strategic.

3.      Melibatkan, memotivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan.

Kelemahan organisasi matriks dapat diperinci sebagai berikut :

 

1.      Pertanggung jawaban ganda dapat menciptakan kebingungan dan kebijaksanaan- kebijaksanaan yang kontradiktif.

2.      Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertical.

3.      Memerlukan lebih banyak ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.

 

Kelompok-kelompok kerja formal organisasi

 

Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal : kesatuan tugas khusus, panitia, dan dewan atau komisi.

Kesatuan tugas khusus (task forces). Kesatuan tugas khusus atau tim proyek dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas khusus.

Panitia tetap (standing committees) dan panitia Ad hoc. Adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang terus menerus ada dalam organisasi.

Tujuan dibentuknya panitia manajemen terutama adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen puncak, atau bahkan membuat keputusan-keputasan sendiri.

Kegunaan panitia

 

1.      Keputusan-keputusan dengan kualitas lebih baik.

2.      Meningkatkan penerimaan.

3.      Memperbaiki koordinasi.

4.      Tempat latihan bagi manajer.


5.      Penyebaran kekuasaan.

6.      Menghindarkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan.

 

Kerugian panitia

 

1.      Pemborosan waktu dan uang.

2.      Dominasi individu.

3.      Adanya persetujuan dan kompromi terlebih dahulu.

4.      Kurangnya tanggung jawab.

 

 

 

BAB 9

 

Koordinasi Dan Rentang Manajemen

 

Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan- kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara satuan- satuan organisasi, yaitu :

1.      Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence).

2.      Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence).

3.      Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence).

 

Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar

 

Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Hirarki Manajerial,

2.      Aturan dan prosedur.


3.      Rencana dan penetapan tujuan.

 

Meningkatkan Koordinasi Potensial

 

Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam mekanisme- mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat ditingkatkan dalam dua cara vertikal dan horizontal :

1.      Sistem Informasi Vertikal. Peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.

2.      Hubungan-hubungan lateral (horizontal), ada beberapa hubungan lateral, yang dapat diperinci sebagai berikut :

1.              Kontak langsung antara individu-individu yang dapat maningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.

2.              Peranan hubungan.

3.              Panitia dan satuan tugas.

4.              Pengintegrasian peranan-peranan.

5.              Peranan penghubung manajerial.

6.              Organisasi matriks.

 

 

 

BAB 10

 

Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi

 

Wewenang dapat diperbandingkan dengan sistem syaraf pada manusia. Tanpa otak dan syaraf, tubuh manusia tidak dapat berfungsi. Tampa suatu sistem wewenang, suatu organisasi juga tidak dapat berfungsi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.

Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Meskipun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau


kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

Ada banyak sumber kekuasaan. Yaitu :

 

1.      Kekuasaan balas jasa (reward power).

2.      Kekuasaan paksaan (coercive power).

3.      Kekuasaan sah (legitimate power).

4.      Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power).

5.      Kekuasaan panutan (referent power).

6.      Kekuasaan ahli (expert power).

 

Delegasi Wewenang

 

Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses di mana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan :

1.      Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.

2.      Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.

3.      Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.

4.      Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.

 

Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses dan manajer tidak sukses.

Sentralisasi Versus Desentralisasi

 

Faktor penting lainnya yang menentukan efektivitas organisasi adalah derajat sentralisasi atau desentralisasi wewenang. Konsep sentralisasi, seperti konsep delegasi, berhubungan dengan derajat di mana wewenang dipusatkan atau disebarkan. Bila delegasi biasanya berhubungan dengan seberapa jauh manajer mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan yang secara langsung melapor kepadanya, desentralisasi adalah


konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa jauh manajemen puncak mendelegasikan wewenangke bawah ke divisi-divisi, cabang-cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya.

Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.

Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungan delegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak, memperbaiki pembuatan keputusan karena dilakukan dekat dengan permasalahan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif manajemen bawah, dan membuat lebih fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatan keputusan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi

 

1.      Filsafat manajemen.

2.      Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi.

3.      Strategi dan lingkungan organisasi.

4.      Penyebaran geografis organisasi.

5.      Tersediannya peralatan pengawasan yang efektif.

6.      Kualitas manajer.

7.      Keaneka-ragaman produk dan jasa.

8.      Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya.

 

 

 

BAB 11

 

Penyusunan Personalia

 

Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Kegiatan- kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan.


Proses penyusunan personalia

 

Langkah-langkahnya yaitu :

 

1.      Perencanaan sumber daya manusia.

2.      Penarikan.

3.      Seleksi.

4.      Pengenalan dan orientasi.

5.      Latihan dan pengembangan.

6.      Penilaian pelaksanaan kerja.

7.      Pemberian balas jasa dan penghargaan.

8.      Perencanaan dan pengembangan karier.

 

Perencanaan Sumber Daya Manusia

 

Untuk menyediakan tipe dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga bagian perencanaan personalia : (1) penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutukan; (2) pemahaman pasar tenaga kerja di mana karyawan potensial ada; dan (3) pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.

Penarikan Dan Seleksi Karyawan

 

Penarikan berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.

Seleksi adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.

Prosedur seleksi. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah :

 

1.      Wawancara pendahuluan.

2.      Pengumpulan data-data pribadi.

3.      Pengujian.

4.      Wawancara yang lebih dalam.

5.      Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.


6.      Pemeriksaan kesehatan.

7.      Keputusan pribadi.

8.      Orientasi jabatan.

 

Pemberian Kompensasi Kepada Karyawan

 

Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang.

Penentuan Kompensasi

 

1.      Kesediaan membayar.

2.      Kemampuan membayar.

3.      Persyaratan-persyaratan pembayaran.

 

Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan

 

Bidang manajemen yang semakin penting adalah pemeliharaan kesehatan dan keamanan karyawan. Perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kepada karyawan, kondisi kerja yang kebih sehat dan lebih aman serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan- kegiatan tersebut, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami tingkat kecelakaan yang tinggi. Program ini dapat dilakukan dengan penyediaan dokter dan klinik kesehatan perusahaan, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman, pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat pengamanan.

 

 

 

BAB 12

 

Motivasi

 

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi.motivasi adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak


dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.

Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.

Teori-teori Motivasi

 

Teori-teori Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu petunjuk, isi dan proses.

Teori-teori petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.

Teori-teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi.

Teori-teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.

Motivasi Adalah Lebih Dari Sekedar Teknik-Teknik

 

Motivasi adalah lebih inklusif dari sekedar aplikasi berbagai peralatan atau cara tertentu untuk mendorong peningkatan keluaran. Motivasi juga adalah filsafat, atau pandangan hidup yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginan karyawan. Jadi, penting diperhatikan oleh manajer bahwa teori-teori motivasi harus digunakan secara bijaksana.

Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai sistem, yang mencakup sifat-sifat individu, pekerjaan, dan situasi kerja; dan memahami hubungan antara insentif, motivasi dan produktifitas, mereka akan mampu memperkirakan perilaku bawahan. Hanya manajer yang mengetahui hal ini dan mengetahui bagaimana menerapkannya dapat mengharapkan realisasi peningkatan produktifitas dari para karyawan.


BAB 13

 

Komunikasi Dalam Organisasi

 

Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi para manajer, paling tidak untuk dua alasan. Pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk mana para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Jadi, manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.

Pengertian Komunikasi

 

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari  sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.

Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran iniformasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur :

1)  suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti, 2) suatu sarana pengaliran informasi dan 3) suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu.

Saluran Komunikasi Dalam Organisasi

 

1.      Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward communication) dimulai  dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatakan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi,


nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.

Fungsi utama komuniksasi ke atas (upward communication) adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah.

2.      Komunikasi Lateral atau Horizontal

Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut ini :

A.      Komunikasi di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.

B.      Komunikasi yang terjadi antara dan di antara departemen-departemen pada tingkatan organisasi yang sama.

3.      Komunikasi Diagonal

Merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf.

Pedoman komunikasi yang baik

 

1.      Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.

2.      Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.

3.      Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan dilakukan.

4.      Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam perencanaan komunikasi.

5.      Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi.

6.      Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu atau umpan balik.

7.      Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.

8.      Perhatikan konsistensi komunikasi.

9.      Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

10.  Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.


BAB 14

 

Kepemimpinan

 

Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Bagaimanapun juga, kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas manajer.

Pengertian Kepemimpinan

 

Seperti manajemen, kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :

Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut.

 

Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok.

Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh.

Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Fungsi-fungsi kepemimpinan

 

Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek pertama pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama : (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task- related”) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-


maintenance”) atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.

Pentingnya Fleksibilitas

 

Dalam organisasi, seperti juga dalam kehidupan lainnya, dibutuhkan fleksibilitas. Ini membantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat dan membuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Sebagai manajer, semua orang harus berhati-hati terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan yang tersedia. Pengetahuan tentang teori-teori yang telah dibahas di muka dalam bab ini, akan membantu untuk mengidentifikasikan, perilaku kepemimpinan yang paling tepat.

 

 

 

BAB 15

 

Perubahan dan Pengembangan Organisasi

 

Manajer senantiasa harus mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian design organisasi di waktu mendatang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi, perubahan kondisi ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, semakin pentingnya tanggung jawab sosial organisasi, dan sebagainya. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi tetapi juga sebagai tantangan pengembangan.

Peranan Pengantar Perubahan

 

Pengantar perubahan (change agent) adalah individu yang bertanggung jawab atas peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Individu, kelompok atau organisasi yang merupakan sasaran perubahan disebut sistem klien. Pengantar perubahan dapat berasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar organisasi. Program-program perubahan yang kompleks dan jangka panjang biasanya memerlukan pengantar perubahan dari luar, mungkin karena ketrampilan atau keahlian khusus


diperlukan, atau tidak mengganggu operasi harian. Konsultan dari luar yang tanpa vested interest dalam organisasi sering lebih dipercaya, didengarkan dan dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan obyektif.

Proses Pengelolaan Perubahan

 

Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar bila perubahan adalah mengarah pada efektifitas organisasi. Pertama, ada redistribusi kekuasaan dalam struktur organisasi. Kedua, redistribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.

Tahap-tahap Proses perubahan

 

Tahap 1 : tekanan dan desakan. Proses mulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan.

Tahap 2 : intervensi dan reorientasi. Konsultan atau pengantar perubahan dari luar sering digunakan untuk merumuskan masalah dan memulai proses dengan membuat para anggota organisasi untuk memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut.

Tahap 3 : diagnosa dan pengenalan masalah. Informasi dikumpulkan dan dianalisa oleh pengantar perubahan dan manajemen.

Tahap 4 : penemuan dan komitmen pada penyelesaian. Pengantar perubahan hendaknya merangsang pemikiran dan mencoba untuk menghindari penggunaan “metoda-metoda lama yang sama”. Penyelesaian-penyelesaian diketemukan melalui pengembangan secara kreatif, alternative-alternatif baru dan masuk akal.

Tahap 5 : percobaan dan pencarian hasil-hasil. Penyelesaian-penyelesaian yang dikembangkan pada tahap 4 biasanya diuji dalam program-program percobaan berskala kecil dan hasil-hasilnya dianalisa.

Tahap 6 : penguatan dan penerimaan. Bila serangkaian kegiatan telah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela.

Berbagai Kondisi bagi Keberhasilan Program-Program PO


French dan Bell telah mengidentifikasi sekumpulan kondisi yang diperlukan bagi sukses program PO, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :

1.              Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi mempunyai berbagai masalah.

2.              Penggunaan ahli keperilakuan dari luar organisasi sebagai konsultan.

3.              Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas.

4.              Keterlibatan para pemimpin kelompok kerja.

5.              Pencapaian sukses awal dengan usaha PO.

6.              Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO.

7.              Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer.

8.              Keterlibatan para manajer departemen personalia.

9.              Pengembangan sumber daya PO internal.

10.       Manajemen efektif program PO.

11.       Pengukuran hasil-hasil.

 

PO adalah bukan “obat mujarab” yang akan memecahkan semua masalah organisasi. Hal ini memerlukan dukungan manajemen puncak dan telah terbukti bekerja lebih baik dalam lingkungan dengan kondisi-kondisi diatas di banding lainnya.

 

 

 

BAB 16

 

Manajemen Konflik

 

Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Secara ringkas penyebab-penyebab tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.              Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisiten.

2.              Struktur : pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk


memperebutkan sumber daya-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.

3.              Pribadi : ketidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.

Definisi Konflik

 

Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul Karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.

Jenis-jenis Konflik

 

Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :

 

1.      Konflik dalam diri individu.

2.      Konflik antar individu dalam organisasi yang sama.

3.      Konflik antara individu dan kelompok.

4.      Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.

5.      Konflik antar organisasi.

 

Metoda-metoda Pengelolaan Konflik

 

Ada tiga bentuk manajemen konflik : (1) stimulasi konflik dalam satuan-satuan organisasi di mana pelaksanaan kegiatan lambat karena tingkat konflik terlalu rendah. (2) pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu tinggi atau menurunkan produktifitas; dan (3) penyelesaian konflik.


BAB 17

 

Dasar-Dasar Proses Pengawasan

 

Pengertian Pengawasan

 

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan- kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.

Definisi pengawasan yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses pengawasan :

Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merangcang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

Tahap-tahap Dalam Proses Pengawasan

 

1.      Tahap penetapan satandar.

2.      Tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.

3.      Tahap pengukuran pelaksanaan kegiatan.

4.      Tahap pembandingan pelaksanaan dengan standard an analisa penyimpangan.

 

Karakteristik-karakteristik pengawasan yang efektif

 

Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi Kriteria tertentu. Kriteria- kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya 1) mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar, 2) tepat waktu, 3) dengan biaya yang efektif, 4) tepat-akurat, dan 5) dapat diterima oleh yang bersangkutan. Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria tersebut semakin efektif sistem pengawasan.


BAB 18

 

Berbagai Teknik dan Metoda Pengawasan

 

Pengawasan sebenarnya mengandung arti penjagaan stabilitas dan equilibirium. Untuk mencapai keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus selalu merubah apa yang dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur pelaksanaan. Dan teknik-teknik serta metoda-metoda pengawasan hendaknya digunakan secara simultan, tidak berdiri sendiri-sendiri.

Teknik-teknik pengawasan non-kuantitatif

 

Teknik-teknik yang sering digunakan meliputi (1) pengamatan (control by observation), (2) inspeksi teratur dan langsung (control by regular and spot inspection), (3) pelaporan lisan dan tertulis (control by report), (4) evaluasi pelaksanaan, dan (5) diskusi antara manajer dan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan.

Teknik-teknik Pengawasan kuatitatif

 

Sebagian besar teknik-teknik pengawasan kuantitatif cenderung untuk menggunakan data khusus dan metoda-metoda kuantitatif untuk mengukur dan memeriksa kuantitas dan kualitas keluaran. Metoda-metoda kuantitatif tersebut terdiri dari :

1.      Anggaran (budget) seperti a) anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas, dan lain-lainnya, dan b) anggaran-anggaran khusus, seperti planning programming budgeting systems, zero base budgeting, dan human resource accounting.

2.      Audit, seperti a) internal audit, b) external audit, dan c) management audit.

3.      Analisa Break even.

4.      Analisa Rasio.

5.      Bagan dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti a) bagan Gantt, b) program evaluation and review technique, dan c) critical path method.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Resume #2
Pengantar Manajemen
Penulis :
Dr. H.B. Siswanto, M.Si


Resume Buku Pengantar Manajemen

 

Buku pengantar manajemen karya Dr. H.B. Siswanto, M.Si yang terdiri dari 10 bab ini ditulis berdasarkan atas keprihatinan sang penulis terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat yang menganggap bahwa manajemen merupakan suatu konsep yang sangat

 

sederhana yang sering dirangkaikan pada permasalahan tertentu. Buku ini menekankan dua hal yang mendasar yakni manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, sebagai suatu ilmu,

manajemen merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disitematisasikan menjadi satu kesatuan yang terpadu sehingga menjadi pegangan dasar dalam melakukan tindakan ilmiah sedangkan manajemen sebagai suatu seni merupakan suatu keahlian, kemampuan, kemahiran, serta keterampilan dalam aplikasi prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efisien dan efektif.

 

Pada bab yang pertama buku ini membahas bagaimana konsep dasar manajemen itu,

 pembahasan drincikan mulai dari batasan manajemen, filsafat manajemen, ilmu dan seni manajemen, pentingnya tujuan dalam manajemen, pengertian dan keterkaitan antara manajemen, manajer dan kepemimpinan, keterampilan dan peran manajer dan yang terakhir tentang proses manajemen. Sebagai pembuka, bab ini cukup jelas memberi gambaran konsep dasar manajemen sebelum melanjutkan ke bab-bab berikutnya. Dalam

 bab ini mulai dari pengertian manajemen yang kemudian dijelaskan dengan memberikan

 beberapa batasan oleh ahli manajemen dunia yakni :

1.        John D millet yang menurutnya manajemen itu adalah suatu proses pengarahan

 

dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam k  e  l  o  m  p  o  k      u  n  t  u  k mencapai tujuan.

2.        James A.F. Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan yakni bahwasannya manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan

pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lai  nnya demi tercapai tujuan organisasi.

Bab kedua buku ini bertajuk ‘Perkembangan Konsep Manajemen’, dalam bab ini

 berisikan mahzab-mahzab atau aliran manajemen, ada tiga mahzab manajemen yang mengikuti perkembangannya, yang pertama mahzab klasik yang terbagi atas dua cabang yaitu manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.

Manajemen ilmiah ini dikembangkan oleh Robert Owen, Charles Babbage, Frederick W. Taylor, Henry L. Gantt dan pasangan Gilberth. Pada dasarnya manajemen ilmiah timbul disebabkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas. Kontribusi manajemen ilmiah sangat besar artinya bagi dunia kini. Hal ini ditunjukkan bahwa metode manajemen ilmiah dapat diaplikasikan pada berbagai aktivitas organisasi di samping organisasi manufakturing. Sedangkan Teori Organisasi Klasik yang dikembangkan oleh Henry Fayol timbul krena adanya dampak dari adanya organisasi yang kompleks. Fayol

 berpendapat bahwa praktik manajemen yang baik memiliki suatu pola tertentu yang dapat diidentifikasikan dan  dianalisis. Kontribusi besar bagi  pola  pikir manajemen menurut

Fayol adalah manajemen bukanlah suatu bakat tetapi suatu keterampilan seperti halnya keterampilan lainnya. Oleh karena itu, manajemen dapat diajarkan, asalkan prinsip yang

mendasarinya dipahami dan teori umum mengenai manajemen dirumuskan. Dengan demikian,  menjadi  seorang  manajer  bukan  karena  pembawaan,  tetapi  pelatihan  dan

 pengalaman memberikan andil yang besar.

Mahzab yang selanjutnya adalah Mahzab Perilaku, munculnya mahzab perilaku disebabkan para manajer menemukan bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi

 produksi dan keselarasan kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Seringkali para

  bawahan kurang mengikuti pola perilaku yang rasional dalam mengoperasikan

 pekerjaannya. Tidak dapat dipungkiri sampai sekarang bahwa para ilmuwan perilaku memberikan kontribusi yang besar bagi pemahaman kita akan motivasi antarindividu,

 perilaku kelompok, hubungan antarpribadi di tempat kerja serta arti pentingnya pekerjaan

 bagi tiap individu sehingga manajer menjadi lebih peka pada bawahan.

Mahzab Ilmu Manajemen terlahir karena dilatarbelakangi oleh lahirnya riset operasi (Operation Research/ OR) yang dibentuk oleh pemerintah inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan baru yang rumit dalam peperangan yang  harus segera dipecahkannya pada permulaan perang dunia ke-2. Kontribusi besar atas lahirnya teknik 

ilmu  manajemen  merupakan  bagian  yang  telah  stabil  dari  kelengkapan   pemecahan

 permasalahan dalam beberapa organisasi besar dalam segala motif. Teknik ilmu manajemen diaplikasikan dalam aktivitas yang amat luas, misalnya penganggaran modal (capital budgeting), penjadwalan produksi (production scheduling), perencanaan program

 pengembangan bawahan, pengembangan strategi produk dan sebagainya. Selain daripada ketiga mahzab di atas pada bab ini juga dibahas usaha-usaha perpaduan pada ketiga mahzab tersebut, sebagai contoh yakni mahzab ilmu perilaku dan mahzab ilmu manajemen, keduanya merupakan pendekatan yang penting dan penuh semangat terhadap, analisis, dan pemecahan permasalahan manajemen. Adanya integrasi  perspektif dari beberapa mahzab merupakan suatu pendekatan konseptual yang segar bagi bidang manajemen. Terdapat dua mahzab yang terintegrasi, yaitu pendekatan sistem (system approach) dan pendekatan kontingensi (contingency approach). Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sebuah sistem yang terpadu, dengan maksud tertentu yang dikembangkan oleh para manajer yang berusaha untuk menerapkan konsep-konsep dari mahzab-mahzab utama ke dalam situasi yang nyata.

Dalam bab ketiga dibahas mengenai perencanaan, perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan. Suatu

 perencanaan adalah suatu aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan definisi tersebut perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik berikut.

1.        Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang.

2.        Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu serangkaian tindakan di masa yang akan datang dan akan diambil oleh perencana.

3.        Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi merupakan unsur yang amat penting dalam setiap perencanaan.

Batasan lain tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling

 berkaitan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Louis A. Allen perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas yang dimaksud.

1.        Prakiraan (forecasting)

2.        Penetapan Tujuan (establishing objective)

3.        Pemograman (programming)

4.        Penjadwalan (scheduling)

5.        Penganggaran (budgeting)

6.        Pengembangan Prosedur (developing procedure)

7.        Penetapan dan Interprestasi Kebijakan (establishing and interpreting policies)

 

Berdasarkan aktivitas perencanaan di atas, berikut ini adalah langkah-langkah penting dalam  perencanaan.

1.        Menjelaskan permasalahan

2.        Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan

3.        Analisis dan klasifikasi informasi

4.        Menentukan dasar perencanaan dan batasan

5.        Menentukan rencana berganti

6.        Memilih rencana yang diusulkan

7.        Membuat urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan

8.        Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan Rencana dibagi menjadi dua jenis utama yaitu

1.        Rencana strategis

2.        Rencana operasional yang meliputi:

a.         rencana sekali pakai, terdiri atas :

program, proyek, anggaran

 b.     rencana tetap, terdiri atas :

        kebijakan, prosedur standar, peraturan

Bab yang keempat ini berbicara tentang pengorganisasian, pengorganisasian adalah sesuatu hal yang penting dalam manajemen, organisasi sendiri dapat didefinisikan sebagai   sekelompok   orang   yang    saling    berinteraksi    dan    bekerja    sama definisi tadi jelaslah  bahwa  dalam  suatu organisasi minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan. Ketiga elemen organisasi tersebut adalah

1.        Sekelompok orang,

2.        Interaksi dan kerja sama, serta

3.        Tujuan bersama.

Gareth Morgan dan Stephen P. Robin mengemukakan bahwa organisasi seringkali dikonsepkan dengan cara yang berbeda . cara tersebut anatara lain sebagai berikut.

1.        Kesatuan rasional dalam mengejar tujuan

2.        Koalisi dari para pendukung (constituency) yang kuat

 

3.        Sistem terbuka

4.        Sistem yang memproduksi arti

5.        Sistem yang digabungkan secara longgar 

6.        Sistem politik 

7.        Alat dominasi

8.        Unit pemrosesan informasi

9.        Penjara Psikis

10.    Kontrak social

Berdasarkan deskripsi tentang organisasi di atas, pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif di antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Pengorganisasian

 juga dapat didefinisikan sebagai suatun pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan otoritas dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi.

Terdapat empat cirri utama dari individu yang mempengaruhi efektivitas organisasi yaitu

1.        Persepsi = proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.

2.        Sikap = kesiapsiagaan mental yang diorganisasikan melalui pengalaman yang memiliki pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang terhadap orang, objek, dan situasi yang berhubungan dengannya.

3.        Kepribadian = serangkaian siri yang relative mantapkecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh factor keturunan dan oleh factor-faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan.

4.        Belajar = proses terjadinya perubahan yang relative tetap dalam perilaku sebagai akibat dari praktik.

Dalam   pengorganisasian    diperlukan    struktur    organisasi,    yang    digunakan pembagian aktivitas  kerja  dan  menunjukkan  sebagaimana  fungsi  atau aktivitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Struktur 

organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi mempertahankan kedatangan dan keprgian individu serta untuk mengoordinasi

hubungannya dengan lingkungan.

Gibson dan kawan-kawan menekankan bahwa struktur bertalian dengan hubungan yang relative pasti yang terdapat di antara pekerjaan dalam organisasi. Hubungan yang pasti tersebut timbul dari proses keputusan sebagai berikut:

1.        pembagian kerja

2.        departementalisasi

3.        rentang kendali

4.        delegasi

Prinsip organisasi yang dijadikan pedoman sehingga organisasi menjadi tumbuh dan

 berkembang adalah

1.        organisasi dan tujuan,

2.        esensi organisasi,

3.        tanggung jawab dan otoritas,

4.        spesialisasi untuk efisiensi, dan rentang kendali

5.        rentang kendali

Pengarahan adalah proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi kepada

 bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan pengarahan:

1.        menjamin kontinuitas perencanaan

2.        membudayakan prosedur standar 

3.        menghindarkan kemangkiran yang tak berarti

4.        membina disiplin kerja

5.        membina motivasi yang terarah

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi atau pengertian dari pengiriman pesan kepada penerima dengan menggunakan tanda atau simbol yang sama, baik bersifat oral maupun bukan oral. Komunikasi yang efektif harus memenuhi kriteria sebagai berikut

1.        Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik 

 perhatian komunikan.

 

2.        Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.

3.        Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan

 beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4.        Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak 

  bagi  situasi  kelompok  ketika  komunikan  berada  pada  saat  digerakkan tanggapan yang dikehendaki.

Salah satu alat untuk menyampaikan informasi yang paling sering digunakan dalam sistem pengorganisasian dan memiliki konteks yang erat dengan pengarahan adalah laporan. Namun demikian, orang sering lupa bahwa laporan juga merupakan alat perkembangan  atau kemunduran  organisasi.  Dengan demikian, keberadaannya hampir sama pentingnya dengan keberadaan organisasi itu sendiri. Laporan sebenarnya dapat diberikan beberapa batasan, namun batasan tersebut batasan lain, Moekijat memberikan batasan laporan sebagai berikut.

1.        Suatu pengenal informasi nyata yang ditujukan kepada orang tertentu tertentu.

2.        setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan data dan informasi.

 

3.        alat komunikasi, ketika penulis mengungkapkan hasil penyelidikan.

Bab yang keenam ini mengupas tentang pemotivasian, menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam Machrony mendefiniskan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves) dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Motivasi dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.        Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan individu sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan

 bertindak.

2.        Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.

3.        Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang.

4.        Proses dalam yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan (goal).

Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut berkompetisi untuk melahirkan perilakunya. Kebutuhan paling kuatlah yang akan memimpin perilaku

individu. Suatu kebutuhan akan berkurang kekuatannya apabila kebutuhan tersebut sudah dipuaskan. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan disebabkan hal-hal berikut.

1.        Pemuasan Kebutuhan

2.        Pemblokiran pemuasan kebutuhan

3.        Ketegangan kognitif 

4.        Frustrasi

5.        Rasionalisasi

6.        Regresi

7.        Fiksasi

8.        Resignasi Bentuk motivasi:

1.        Kompensasi bentuk uang

2.        Pengarahan dan pengendalian

3.        Penetapan pola kerja yang efektif 

 

4.        Kebajikan

Pada bab yang ketujuh kita akan menemui salah satu fungsi dari manajemen yakni

 pengendalian yang memiliki peran yang sangat penting. Dalam pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai dan apabila tidak dapat dicapai dicari factor penyebabnya. Dengan demikian, dapat dilakukan tindakan perbaikan (corrective

action).

Robert J. Mokler memberikan batasan pengendalian yang menekankan elemen  esensial

 proses pengendalian dalam beberapa langkah. Batasan yang diajukan meliputi hal  yang

  berikut. Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain system umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikasi penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya

 perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna

 

mencapai sasaran perusahaan.

Bab yang selanjutnya yakni bab delapan menjalaskan tentang kepemimpinan, batasan kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill bahwasannya kepemimpinan manajerial sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang dihubungkan dengan tugas dari para anggota kelompok. Berdasarkan batasan tersebut, terdapat tiga implikasi

 penting yang perlu mendapat perhatian.

1.        Kepemimpinan harus melibatkan orang lain atau bawahan.

2.        Kepemimpinan mencakup distribusi otoritas yang tidak mungkin seimbang di antara manajer dan bawahan.

3.        Di samping secara legal mampu memberikan para bawahan berupa perintah atau

  pengarahan, manajer juga dapat mempengaruhi bawahan dengan berbagi sifat kepemimpinannya.

Delegasi wewenang adalah pelimpahan atau pemberian otoritas dan tanggung jawab dari

 pimpinan atau kesatuan organisasi kepada seseorang atau kesatuan organisasi lain aktivitas  tertentu.  Pada  dasarnya,  baik  pemimpin  yang  sukses  maupun  yang   efektif dalam kepemimpinannya, perlu mendelegasikan wewenang kepada bawahannya.

Teori kepemimpinan situasional adalah teori kepemimpinan yang didasarkan pada hubungan kurva linear di antara perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan.

Dalam organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah sebuah Pengambilan Keputusan, hal ini dijabarkan pada bab yang kesembilan, pengambilan keputusan merupakan suatu

 pendekatan yang sistematis terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut   pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan    yang  dihadapi,

 pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, analisis

 permasalahan dengan menggunakan fakta dan data, mencari alternative yang paling rasional dan penilaian atas keluaran yang dicapai. Pengmabilan keputusan itu sendiri adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi.

Proses pengambilan keputusan menurut James L. Gibson, dkk adalah sebagai berikut.

1.        Penetapan tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya.

 

2.        Identifikasi permasalahan.

3.        Pengambangan alternatif.

4.        Evaluasi alternatif.

5.        Seleksi alternatif.

6.        Implementasi keputusan.

7.        Pengendalian dan evaluasi.

Bab yang kesepuluh yang juga merupakan bab terakhir dari buku ini mengulas tentang manajemen terpadu mutu terpadu yang mempunyai pengertian bahwasannya suatu

 pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Prinsip utama manajemen mutu terpadu adalah:

1.        Kepuasan pelanggan.

2.        Menaruh rasa hormat terhadap setiap orang.

3.        Manajemen berdasarkan fakta.

4.        Perbaikan berkesinambungan.

 

 

 

 

Resume #3
Pengantar Manajemen
Penulis : Priyono

BAB I Sejarah dan Teori Manajemen

A.    Sejarah perkembanhan manajemen

Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ilmu manajemen umat manusia terus berkembang seirng dengan

 perkembangan jaman. Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat mengantisipasi perkembangan masa mendatang

B.    Teori Evolusi Manajemen

Peran manajer (pimpinan) dalam menentukan pilihan kebijaksanaan perusahaan adalah sangat penting. Selain itu, manajer harus dianggap sebagai reformis dalam memperbarui persyaratan- persyaratan kerja, kondisi kerja, hari standar kerja, tanggung

 jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan lain-lain. Selain itu dalam manajemen ilmiah

 juga  memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja di antara para pegawai pada suatu

 perusahaan.  Dengan  pembagian  kerja  (suatu  pekerjaan  dapat  dipecah-pecah menjadi

 bagian-bagian disiplin kerja yang terspesialisasi) untuk menambah efisiensi kerjanya.

Beberapa pencetus teori ilmiah tentang teori manajemen antara lain

 

         1    Charles Babbage (1792-1971)

Ia percaya bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan dapat menekan biaya-biaya. Babbage menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan

 pembagian pekerjaan.

 

2.  Frederick W. Taylor

Taylor tentang studi waktu kerja (time and motion studies) pada bagian produksi di mana dia bekerja, di perusahaan Midvales Stell. Dengan penelitian waktu sebagai dasarnya ia dapat memecahkan setiap pekerjaan ke dalam komponenkomponennya dan merancang cara pengerjaannya yang tercepat dan terbaik untuk setiap pekerjaan.

3.  Henry L. Gantt (1861-1919)

Henry L Gantt yang dalam pengalamannya pernah bekerja bersama-sama dengan Taylor mengemukakan teorinya, juga bertitik tolak pada usaha meningkatkan

 produktivitas, efisiensi dan efktivitas kerja dengan rangsangan upah atau insentif. Herrington  Emerson melihat bahwa penyakit yang menggangu sistem manajemen di dalam industri ialah adanya masalah pemborosan dan in-efisiensi.



C.    TEORI MANAJEMEN KLASIK

Beberapa tokoh yang mengembangkan teori manajemen klasik antara lain :

1.      Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol adalah seorang industriawan Perancis yang kemudian terkenal sebagai

 bapak manajemen operasional mengembangkan manajemen sebagaimana yang dikemukakannyadalam   bskunya   yang   terkenal   yang   berjudul   Administration

 Industrielle et generale. Fayol berpendapat bahwa dalam perusahaan industri kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan manajemen dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok tugas, yaitu technical, commercial, financial, security, akuntansi, tugas manajerial.

2.   James D. Mooney

Menurut James D. Mooney, kaidah-kaidah yang diperlukan untuk menetapkan organisasi manajemen yaitu koordinasi, prinsip scalar, prinsip fungsional, prinsip staf,

 prinsip staf.

3.   Mary Parker Follet (1868-1933)

Dalam tulisannva tentang perusahaan dan organisasi-organisasi yang lain, Folletymengulas pemahaman tentang kelompok dan tentang komitmen yang tinggi terhadap kerja sama antar manusia. Menurutnya, kelompok merupakan suatu mekanisme di mana individu yang beraneka ragam dapat menggabungkan bakat-bakat yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.

4.  Chaster I. Barnard (1886-1961)

Chaster memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Bernard adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Barnard menekankan pentingnya peralatan komunikasi untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang.

BAB II Organisasi

A.    Pengertian Organisasi

Organisasi sering diartikan sebagai kelompok yang secara bersama-sama ingi mencapai suatu tujuan yang sama Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub- sistem atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Aktivitas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang temporer atau sesaat saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-urutan yang dilakukan secara relatif teratur dan berulang-ulang.

B.    BEBERAPA TEORI ORGANISASI

1.   teori neoklasik

Tiga pandangan yang mendasar bagi teori neoklasik yaitu:

    Manusia  berbeda,  setiap  orang  adalah  unik,  masingmasing  telah  membawa

 pendirian sesuai situasi kerjanya, kepercayaan dan cita-cita kehidupan seperti

 pengetahuan tertentu, teknik sosial dan logika.

    Penekanannya  terhadap  aspek-aspek  sosial  dan  kelompok  kerja,  tanggapan manusia mengenai dirinya dan lingkungan di sekitarnya tergantung pada kelompoknya, sehingga organisasi informal menjadi perhatian mereka, menurut neoklasik kelompok kerja telah memberikan pengaruhnya pada

motivasi dan produktivitas.

    Manajemen   yang   partisipatif   untuk   mengambil   keputusan   agar   selalu

 berbincang-bincang terlebih dahulu dengan bawahan, karena keputusan yang akan diambil dapat mempengaruhi mereka, maka bawahan diajak berfikir dalam pengambilan keputusan.

2.   Teori Modern

Perkembangan lebih lanjut dari teori organissi adalah lahirnya teori modern yang kadang-kadang disebut dengan teori analisis sistem organisasi. Teori ini mengembangkan semua unsur organisasi pada umumnya dan kepraktisan komponenkomponennya yaitu organisasi, kedinamisan, multi level dan multi dimensional, multi motivasi, multi disipliner,

 

 

 

BAB IV Kepemimpinan

 

    Kepemimpinan menurut Handoko (2003:294) adalah, “kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran”. 

    menurut  Stoner,dkk  (1996:161)  mendefinisikan  kepemimpinan  sebagai,  “Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok”. 

    Definisi  ini  menunjukkan  bahwa  kepemimpinan  menggunakan  pengaruh  yang ditujukan pada peningkatan kemampuan seorang bawahan

    Dalam organisasi modern saat ini sedang mengalami sejumlah perubahan penting yang mengelilingi pencapaian kesuksesan. Penguasa yang tidak fleksibel, otoriter dimasa lalu telah digantikan oleh pemimpin yang Iebih partisipatif dan visoner

(Lews, et aL, 2004).

    Efektifitas pemimpin dalam rnenghadapi aktifitas organisasi sekarang ini sangat

ditentukan oleh kualitas hubungan (relasi) antara pemimpin dan bawahan.

    Menurut  Stoner  (1995),  kepemimpinan  dapat  diartikan  sebagai  suatu  proses

 pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dan sekelompok orang yang saling berhubungan tugasnya.

 

BAB V

Manajemen Strategik

Sebelum sebuah organsasai berjalan atau sedang merumuskan kembali arah bagi organisasinya yang sudah berjalan, maka organisasi itu perlu menetapkan tujuan dan filosofi dasar yang akan menentukan bentuk sosok strateginya, Tujuan mendasar yang membedakan suatu organisai dari organisasi  –  organisasi lain yang sejenis dan yang menjelaskan cakupan operasinya dalam bentuk produk dan pasar didefinisikan sebagai misi perusahaan.

Organisasi perlu menetapkan Tujuan untuk menentukan hal yang harus dilakukan, mengembangkan rencana yg efektif, menentukan sasaran, dan menilai hasilnya. Dan tujuan dari perusahaan ini akan diperoleh dengan melakukan hal berikut ini :

 

A.    HIERARKI MANAJEMEN STRATEGIK

Hierarki ( Jenjang ) Pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan biasanya terdidi dari 3 dan eksekutif kepala serta pejabat administrasi.

Tanggung jawab dari manejer yaitu seperti meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja

non-keuangan perusahaan, menjaga citra perusahaan, dan memenuhi tanggung jawab social perusahaan serta menetapkan sasaran dan merumuskan strategi yang mencakup

 bidang kegiatan dan fungsional.

Bagian tengah hierarki, pengambilan keputusan terletak pada tingkat bisnis atau strategi kompetitif, yang berhubungan dengan persaingan produk dan jasa di pasar.  Pekerjaan meliputi menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan kedalam sasaran dan strategi yg kongkret untuk masing – masing divisi usaha.

Pada bagian bawah hierarki pengambilan keputusan strategi pada tingkat fungsional yang berkaitan dengan interpretasi peran dari fungsi atau departemen dalam menerapkan strategi kompetitif atau bisnis.

 

 

B.    HUBUNGAN MISI DAN TUJUAN

Sebuah rumusan misi akan bisa dicapai apabila dijabarkan dalam bentuk yang lebih spesifik melalui pernyataan tujuan. Sebelum organisasi menetapkan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi.

PERUMUSAN STRATEGI

Untuk mencapai daya saing strategis dan memperoleh profit yang tinggi,

 perusahaan harus menganalisis lingkungan eks ternalnya, mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam lingkung an tersebut, menentukan mana di antara sumber daya internal dan kemampuan yang dimiliki yang merupakan kompetensi intinya, dan memilih strategi yang cocok untuk diterapkan (stra tegic formulation).

PENERAPAN (IMPLEMENTASI) STRATEGI

Implementasi strategi adalah sebuah tindakan pengelolaaan bermacam-macam sumber daya organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan

 pemanfaatan sumber-sumber daya perusahaan (keuangan, manusia, peralatan, dan lain- lain) melalui strategi yang dipilih.

EVALUASI DAN PENGENDALIAN

Bagian terakhir dari proses manajemen strategik adalah eva luasi dan pengendalian. Evaluasi merupakan suatu tahap di mana manajer mencoba menjamin bahwa strategi yang telah dipilih itu terlaksana dengan tepat dan mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi, evaluasi strategi adalah proses di mana manajer membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat pencapaian tujuan.

C.     TUJUAN ORGANISASI

Yang dimaksud dengan tujuan organisasi adalah sesuatu yang ingin dicapai dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Manfaat yang diperoleh :

1           Membantu koordinasi dan pembuatan keputusan

2           Membantu penilaian keberhasilan organisasi.

3           Memisahkan proses perumusan dan implementasi strategi organisasi.

4           Mendorong parapelaksana untuk berusaha keras agar tujuan tercapai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

D.   FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUMUSAN TUJUAN

 

1.   Dalam menentukan tujuan organisasi pada masa yang akan datang, faktor keberhasilan dari tujuan-tujuan sebelumnya perlu dipertimbangkan.

2.     Semakin besar sumber ekonomi yang dimiliki oleh organisasi, akan semakin bebas organisasi tersebut untuk menentukan tujuan tujuannya.

3.   Salah satu dari ke sulitan dalam menentukan arah bagi suatu organisasi adalah

memahami dampak perubahan dalam strategi bisnis terhadap nilai-nilai dasar manajemen puncak, dan memahami hubung an baru dengan pihak-pihak yang

 berkepentingan.

4.   Kekuatan dalam lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah pemegang saham,

 peraturan pemerintah, pesaing, pe masok (supplier), organisasi karyawan, dan sebagainva.



Resume #4
Management
Penulis : Richard L. Daft

Perumusan dan Pelaksanaan Strategi

Strategis

Menggunakan perspektif jangka panjang dan melihat gambaran besar perusahaan dan lingkungan kompetitif, serta memikirkan keselarasan antara keduanya.

 

Manajemen Strategis

Serangkaian keputusan dan tindakan yang digunakan untuk merumuskan dan melaksanakan strategi yang memungkinkan kesesuaian sangat kompetitif antara perusahaan dan lingkungannya sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

 

Strategi

Strategi secara ekplisit yakni rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi sumber daya serta aktivitas untuk menghadapi lingkungan, dan memperoleh keunggukan dalam bersaing

 

 

Keunggulan Bersaing

Hal yang membedakan suatu perusahaan dan perusahaan lain dan memberi ciri

khas bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumen

 

 

Kompetensi Dasar 

Sesuatu yang dilakukan perusahaan sangat baik dibandingkan pesaingnya

 

 

Membangun Sinergi

Kondisi dimana bagian-bagian perusahaan berinteraksi untuk  menghasilkan dampak bersama yang lebih besar daripada jumlah semua bagian yang bertindak sendiri-sendiri

 

Nilai Pelanggan

Memberi nilai kepada pelanggan merupakan inti dari strategi; Nilai dapat didefinisikan sebagai gabungan keuntungan

 

 

    Tingkatan Strategi

Kerangka dari Tingkatan Strategi dibagi 3, yaitu :

1.  Strategi Tingkat - Perusahaan : Pada bidang usaha apa perusahaan bergerak, dengan Tindakan yang berhubungan dengan perolehan usaha baru; penambahan / pengurangan unit bisnis; usaha patungan di bisnis baru.

2.  Strategi Tingkat  Usaha  : Bagaimana Cara Bersaing yang berkaitan dengan setiap unit bisnis / lini produksi seperti : Pengiklanan, pengembangan produk baru, dll.

3.  Strategi Tingkat  Fungsi : Bagaimana kita mendukung Strategi Tingkat Usaha; Dimanan departemen-departemen fungsional mendukung suatu departemen untuk meningkatkan produknya; contoh : Departemen Pemasaran ingin memperkenalkan produk baru, maka departemen keuangan  mendukung  dengan anggaran iklan, dll.


 Perumusan Strategi

Perumusan strategi mencakup perencanaan dan pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan, serta membuat rencana strategis spesifik, seperti : evaluasi masalah dan hasilnya dibuatkan strategi baru.

 

Pelaksanaan Strategi

Penggunaan sarana manajerial dan organisasional untuk mengarahkan berbagai sumber daya agar dapat mencapai tujuan strategis.

Analisa SWOT

 Analisa terhadap Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang menentukan

kinerja perusahaan


Resume #5
Management Basics
Penulis : Susan Quinn

A. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1985).

Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adl penggunaan sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran dan kinerja yg tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.

Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).

Manajer sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.

Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan

B. Fungsi Manajemen

Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:

1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur

2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam

3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:

· Perencanaan

Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.

· Pengorganisasian

Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

· Pengimplementasian

Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

· Pengendalian

Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa:

1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi

Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen

- Fungsi Perencanaan (Planning)

a. Menetapkan tujuan dan target bisnis

b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis

- Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan

b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab

c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja

d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat

- Fungsi pengimplementasian (Directing)

a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan

b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan

- Fungsi Pengawasan (Controlling)

a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan

c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

 

Resume #6
Waymaker Principles of Management
Penulis : Lumen Learning

PENGERTIAN MANAJEMEN

A.  Istilah Manajemen

Istilah “manajemen” yang digunakan ini berasal dari istilah bahasa Inggris “management”. Di Indonesia hingga kini belum ada keseragaman dalam menterjemahkan istilah managementkedalam bahasa Indonesia. Ada beraneka ragam terjemahannya, antara lain kepemimpinan, ketatalaksanaan, pengurusan, pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan manajemen. Disamping keanekaragaman terjemahan tersebut, beberapa penulis di Indonesia langsung menggunakan istilah management, tidak menterjemahkannya kedalam bahasa Indonesia, seperti Panglaykim dan Hazil dalam buku mereka Management Suatu Pengantar, Oey Liang Lee dalam bukunya Pola Management(terjemahan dari karya Lyndall F. Urwick yang berjudul The Pattern of Management), JMA Tuhuteru dalam bukunya Karya Management (buku ini terjemahan dari karya Louis A. Allen yang berjudul the Profession of Management), Manullang dalam bukunya Organisasi dan Management, dan lain-lainnya.

Sehubungan dengan adanya keanekaragaman penerjemahan tersebut, penulis sependapat dengan Pariata Westra (1981) untuk menggunakan istilah manajemen dengan alasan :

1). Penggunaan istilah manajemen ini jelas tidak akan dapat mengubah arti semula dan yang sebenarnya dari istilah bahasa Inggris management; sebagaimana alas an yang ditimbulkan oleh masing-masing penterjemah diatas satu sama lain saling menyatakan bahwa terjemahan lainnya “kurang cocok” atau “tidak sepenuhnya tepat” dengan arti sebenarnya istilah management itu.

2). Tidak dipakai istilah “management” disini, agar ucapan atau bacaan untuk personifikasi atau orang yang bertanggung jawab menjalakan management tidak dibaca “manager” (ma-na-ger) dalam bahasa Indonesia.

3). Untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Suasana dan cara ini diterima, asal kata asing yang hendak di-Indonesia-kan dengan cara ini memang dalam khasanah bahasa Indonesia (maupun bahasa-bahasa daerah di Indonesia) tidak ada.

 

B. Definisi Manajemen

Meskipun istilah management yang diterjemahkan beraneka ragam kedalam istilah Indonesia itu sudah digunakan sejak beberapa abad yang lalu, khususnya di Inggris, akan tetapi manajemen belum merupakan suatu subyek pelajaran apalagi sebagai ilmu. Manajemen sebagai ilmu yang dipelajari atau diajarkan baru lahir pada awal abad 20 ini.  Lalu timbul definisi-definisi tentang apakah yang dimaksud manajemen (management)itu.

Sampai saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli maupun praktisi manajemen tentang batasan atau definisi manajemen. Para penulis memberikan definisi menurut kebutuhan atau penekanan maksud masing-masing. Tiadanya kesepakatan pendapat mengenai batasan manajemen ini merupakan cirri yang biasa terjadi pada berbagai bidang studi. Namun seperti dikemukakan oleh Aris Suparman dalam bukunya Dasar-dasar manajemen, perbedaan-perbedaan tersebut tidak akan merupakan masalah serius bagi mereka yang akan mempelajari manajemen, dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

a.       Sekalipun terdapa banyak definisi namun sebagian besar umumnya menunjukkan dasar yang hampir sama.

b.      Didalam mempelajari manajemen perlu diketahui bagaimana manajemen didefinisikan. Namun tidak ada keharusan bagi seseorang untuk sepenuhnya mengikuti atau menyetujui definisi tersebut.

c.       Apabila untuk mempelajari ataupun mendalami manajemen dipersyaratkan agar supaya menunggu, yaitu sampai adanya definisi tunggal yang berlaku umum untuk manajemen, maka kita tidak akan pernah mulai, karena sulit untuk diperoleh definisi yang bersifat universal.

Untuk memperjelas pengertian manajemen, dibawah ini dikutip beberapa definisi tentang manajemen. Pendapat-pendapat  berikut ini saling berbeda satu sama lain walaupun terdapat unsure kesamaannya. Dari perbedaan-perbedaan pendapat (yang disebabkan karena perbedaan dalam meletakkan titik berat sudut pandangan) serta kesamaan-kesamaan itu diharapkan dapat diperoleh pandangan yang lebih jelas dan menyeluruh tentang manajemen ini.

 

G. R. Terry :

Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated object tives by the use of human being and other resources. (Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya).

 

John D. Millet :

Management is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired goal. (Manajemen adalah proses pembimbingan dan penyediaan fasilitas kerja dari orang-orang yang terorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki).

 

Ordway Tead :

Management is the process and agency which direct and guides the operations of an organization in the realizing of established aims. (Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan).

 

Ralph C. Davis :

Management is the function of executive leadership anywere. (Manajemen adalah fungsi dari setiap pimpinan eksekutif dimanapun posisinya).

 

John F. Mee :

Management is the art of securing maximum prosperity and happiness for both employer and employee and give the public the best possible service. (Manajemen adalah seni mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal supaya tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal baik bagi pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat).

 

Robert Tannenbaum dkk. :

The use of formal authority to organize, direct, or control responsible suborninates in order that all contributions be coordinated in the attainment or and enterprise purpose. (Penggunaan suatu kekuasaan formal untuk mengorganisasikan, mengerakkan, atau mengendalikan para bawahan agar supaya semua kontribusi dapat dikoordinasikan untuk mencapai tujuan perusahaan).

 

Edwin B. Flippo :

The coordination of all resources through the process of planning and cotrolling of the enterprise’s operations so that objectives can achieved economically and effectively. (Koordinasi dari semua sumber daya melalui proses perencanaan dan pengendalian dari operasi atau kegiatan-kegiatan perusahaan, sehingga sasaran dapat dicapai secara ekonomis dan efektif).

 

Dalton E. Mc Farland :

The process by which managers create, direct, maintain and operate purposive organizations through systematic coordinated cooperative human effort. (Proses dengan manajer menciptakan, mengarahkan, memelihara serta menjalankan organisasi melalui kerjasama dari usaha manusia dikoordinasikan secara sistematis).

 

Lawrence A. Appley :

Management is the art of getting things through the effort of other people. (Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain).

 

Prajudi Atmosudirdjo :

Manajemen adalah menyelenggarakan sesuatu dengan menggerakkan orang-orang, uang , mesin-mesin, dan alat-alat sesuai dengan kebutuhan.

 

Sondang P. Siagian :

Manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

 

The Liang Gie :

Manajemen adalah rangkaian perbuatan menggerakkan orang-orang dan menggerakkan fasilitas-fasilitas dalam suatu usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

 

M. Manullang :

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari sumberdaya, terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah dietapkan terlebih dahulu.

 

Malayu SP Siagian :

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari pelbagai macam definisi diatas adalah :

a.       Yang disebut manajemen itu ada atau terjadi di dalam suatu organisasi.

b.      Dalam pengertian manajemen selalu terkandung adanya suatu atau beberapa tujuan tertentu yang akan dicapainya.

c.       Dalam mencapai tujuan itu melibatkan manusia dan sumber-sumber alinnya.

d.      Dalam mencapai tujuan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan atau proses tertentu.

e.       Pencapaian tujuan yang melibatkan manusia serta sumber-sumber lainnya itu dilakukan dengan cara yang paling efisien.

f.       Manajemen itu tidak berwujud, hanya dapat dilihat hasil-hasilnya.

g.      Manajemen adalah suatu alat untuk mencapai tujuan, bukan suatu tujuan.

h.      Karena manajemen itu diterapkan atau terjadi pada setiap organisasi, maka istilah manajemen diterapkan secara luas misalnya : manajemen rumah sakit, manajemen universitas, manajemen kepegawaian, manajemen keuangan, manajemen industri, manajemen pemasaran, manajemen transportasi, dan sebagainya.

i.        Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi dan kooperatif dalam usaha-usaha memanfaatkan suber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

j.        Manajemen adalah ilmu dan sekaligus juga seni.

k.      Setiap orang sebenarnya terlibat kegiatan manajemen sebab pada hakekatnya tidak ada seorang pun yang tidak terlibat organisasi.

 

C.  Macam-Macam Pengertian Manajemen

Bila dipelajari dari berbagai literature manajemen, maka akan nampak bahwa istilah manajemen memiliki tiga pengertian. Pertama, manajemen sebagai suatu proses. Seperti dikatakan oleh John D. Millet, Ordway Tead, George R. Terry dan Dalton E. McFarland. Juga dalam Encyclopedia of the Social Sciences dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dengan prose situ pelaksanaan suatu tujuan yang telah ditentukan diselenggarakan dan diawasi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau ketrampilan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, menurut G. R. Terry, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian (definisi lain mungkin mencakup daftar kegiatan yang lebih banyak).

Kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas pengelolaan. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan manajemen dalam suatu organisasi tertentu disebut Manajemen (dalam pengertian jamak atau plural). Peter F. Drucker dalam bukunya Management, Tasks, Responsibility and Practices (yang diterjemahkan oleh LPPM Jakarta) mengemukakan : Manajemen harus memberikan arah – jurusan kepada lembaga yang dikelolanya. Ia harus memikirkan secara tuntas misi lembaga itu, menetapkan sasaran-sasarannya dan mengorganisasi sumber-sumber daya untuk tujuan-tujuan yang telah digariskan oleh lembaga. Sesungguhnya manajemen bertanggung jawab terhadap pengarahan visi serta sumber-sumber daya ke jurusan hasil-hasil yang paling besar dan efisien. Dari pengertian itu tampak bahwa Peter F. Drucker memberi pengertian manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas pengelolaan. Dalam pengertian tunggal atau singular disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain. Pada umumnya kegiatan-kegiatan manajer atau manajemen itu, menurut Henry Fayol, adalah planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.

Ketiga, manajemen sebagai ilmu dan seni. Selisih pendapat diantara para ahli dan penulis manajemen, yaitu apakah manajemen termasuk ilmu ataukah seni, sampai sekarang masih berlangsung terus. Luther Gullick dalam tulisannya “Management is a Science” mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat system kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut Gullick manajemen telah memenuhi persyaratan untuk disebut bidang ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori. Chester I. Bernard dalam bukunya The Functions of the Executive antara lain menyatakan bahwa manajemen adalah suatu “seni” dan juga adalah “ilmu”. Dalam fungsinya sebagai “seni” adalah untuk mencapai tujuan-tujuan nyata, mendatangkan hasil atau manfaat, menghasilkan keadaan-keadaan yang tidak dapat dicapai tanpa usaha-usaha yang sadar untuk mencapai hal-hal yang pasti. Dalam fungsinya sebagai “ilmu” adalah untuk menjelaskan fenomena-fenomena, kejadian-kejadian, dan keadaan-keadaan masa lalu. Didalam hal ini tujuannya tidaklah untuk menghasilkan keadaan-keadaan ataupun kejadian-kejadian yang khas, akan tetapi penjelasan-penjelasan yang bersifat deskriptif. Henry Fayol dalam karyanya yang berjudul General and Industrial Management (buku aslinya berjudul Administration Industrille et Generale) juga mengakui bahwa manajemen sebagai “seni” maupun “ilmu”. Demikian pula Harold Koontz & Cyrill O. Donell dalam karyanya yang berjudul Principles of Management juga berpendapat bahwa manajemen adalah “seni” dan sekualigus juga “ilmu”.

 

D.  Fungsi Manajemen

Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:

1.      Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur

2.      Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam

3.      Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:

 

a)      Perencanaan

Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.

 

b)     Pengorganisasian

Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

 

c)      Pengimplementasian

Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

 

d)     Pengendalian

Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa:

 

1)      Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

2)      Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi

Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

 

Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen

e)      Fungsi Perencanaan (Planning)

a)      Menetapkan tujuan dan target bisnis

b)      Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

c)      Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

d)     Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis

f)       Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

a)      Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan

b)      Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab

c)      Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja

d)     Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat

g)      Fungsi pengimplementasian (Directing)

a)      Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan

b)      Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan

h)      Fungsi Pengawasan (Controlling)

a)      Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

b)      Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan

c)      Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

 

E. Prinsip manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari

 

  1. Pembagian kerja (Division of work)
  2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
  3. Disiplin (Discipline)
  4. Kesatuan perintah (Unity of command)
  5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
  6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
  7. Penggajian pegawai
  8. Pemusatan (Centralization)
  9. Hirarki (tingkatan)
  10. Ketertiban (Order)
  11. Keadilan dan kejujuran
  12. Stabilitas kondisi karyawan
  13. Prakarsa (Inisiative)
  14. Semangat kesatuan, semangat korps

 

F.  Pentingnya Manajemen Bagi Organisasi

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alas an utama diperlukannya manajemen (T. Hani Handoko, 1990) :

 

1.      Untuk mencapai tujuan organisasi.

2.      Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, pelanggan, konsumen, masyarakat dan pemerintah.

3.      Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan melihat efisiensi dan efektivitasnya.

Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua tipe organisasi. Kalau dilihat dalam praktek, maka manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerjasama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal dan menggunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajerial.

Kaidah adalah kebenaran fundamental atau kebenaran yang dapat dipercaya pada suatu masa tertentu, yang menjelaskan dua atau lebih perangkat kejadian (variabel). Kaidah adalah juga suatu pernyataan atau kebenaran yang fundamental untuk digunakan sebagai pedoman berpikir atau melakukan kegiatan. Kaidah-kaidah ada yang sifatnya preskriptif (menganjurkan), deskriptif (menggambarkan atau menunjukkan apa adanya, dan normatif) (Sigit, 1984). Prinsip adalah suatu pernyataan yang berlaku umum bagi sekelompok gejala atau fenomena tertentu yang mampu menjelaskan kejadian. Konsep adalah gambaran abstrak tentang suatu gejala atau fenomena, baik gejala sosial maupun gejala alami (Ibnu Samsi, 1988).

Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua organisasi manusia, seperti perusahaan, pemerintahan, pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lainnya. Sehingga bisa disimpulkan, bila seorang manajer mempunyai pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara menerapkan pada situasi yang ada, dia akan dapat melakukan fungsi-fungsi manajerial secara efektif dan dilakukan secara efisien.

Efektivitas dan efisiensi adalah pedoman utama dan merupakan norma dalam manajemen, artinya harus diusahakan dan harus dilaksanakan. Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan. Apakah tujuan telah dicapai dan apakah tujuan itu tepat ? Efektivitas tidak bersangkutan dengan pengorbanan untuk pencapaian tujuan. Sedangkan efisiensi berhubungan dengan pengorbanan untuk mencapai tujuan itu. Pengorbanan dimaksud disini adalah berupa pikiran, waktu, tenaga, uang, ruang, alat, bahan, dan lainnya. Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara usaha dan hasil yang diperoleh dari usaha tersebut. Apabila yang dilakukan oleh manajer ternyata menunjukkan dengan cara yang tidak efisien dengan hasil yang tidak efektif, maka yang dilaksanakan itu bukanlah manajemen dalam arti yang benar, melainkan disebut kesalahan manajemen atau mismanajement.

 

G.  Manajemen dan Administrasi

Istilah “administrasi” dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian, yakni administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas. Administrasi dalam arti sempit yakni sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan tulis menulis atau surat menyurat yang meliputi menerima, mencatat, menghimpun, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan, dokumentasi, registrasi, kearsipan, dan sejenisnya atau lazim disebut tata usaha (office work). Administrasi dalam arti demikian merupakan terjemahan dari istilah dalam bahasa Belanda “administratie”.

Disamping itu dikenal pula istilah administrasi dalam arti luas yaitu merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “administration”. Tentang asal usul kata administrasi (dalam bahasa Inggris “administration”) ditilik dari etimologinya berasal dari bahasa Latin “ad + ministrare”, suatu kata kerja yang berarti to serve atau melayani, membantu atau memenuhi. Dari kata kerja ini timbullah kata sifatnya “administrativus”. Jadi secara etimologi administrasi (administration) berarti melayani dengan sebaik-baiknya. Dalam pengertian ini administrasi diartikan sebagai segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Administrasi itu sendiri  bukanlah merupakan kegiatan pokok tetapi merupakan kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pokok.

Istilah manajemen dan administrasi dalam arti yang luas (administration) sering diartikan sama tetapi sering juga diartikan berbeda. Ada yang berpendapat bahwa manajemen hanya merupakan salah satu unsur saja dari administrasi. The Liang Gie (1983) misalnya, ia mengemukakan bahwa administrasi terdiri dari delapan unsur yaitu organisasi, manajemen, komunikasi, informasi, personalia, finansial, budgeting, dan hubungan masyarakat. Pendapat lain menyatakan bahwa manajemen dan administrasi pada hakekatnya sama, berbeda hanya dalam hal panerapannya saja, karena yang disebut administrasi itu biasanya digunakan di kalangan pemerintah sedangkan manajemen digunakan di kalangan swasta. Suhardi Sigit (1984) menyarankan istilah administrasi sebaiknya digunakan di kalangan jawatan resmi pemerintah, sedangkan manajemen digunakan di kalangan businessatau privateSementara itu Dwight Waldo (1986) berpendapat bahwa administrasi dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi statis dan sisi dinamis. Sisi statis dari administrasi adalah organisasi. Organisasi dapat diibaratkan sebagai anatomi dari administrasi. Sedangkan sisi dinamis dari administrasi adalah manajemen. Manajemen dapat diibaratkan sebagai fisiologi dari administrasi. Kategorisasi administrasi dalam organisasi dan manajemen merupakan cara melihat atas suatu gejala yang sama. Organisasi melihat administrasi dalam keadaan statis dan memberikan pola, sedangkan manajemen melihat administrasi dalam keadaan dinamis atau bergeraknya. Pendapat lain menyatakan bahwa administrasi (administration) merupakan suatu unsur atau bagian dari manajemen. Misalnya E.F.L. Brech, seperti dikutip oleh Soehardi Sigit (1984), menyatakan bahwa (administration) itu adalah bagian dari manajemen yang bersangkutan dengan penerapan dan pelaksanaan prosedur-prosedur, dengan cara mana program, rencana dan target diletakkan dan dikomunikasikan, serta kemajuan aktivitas diatur dan diperiksa.

 

H. Manajemen risiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/ pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

 

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi

i)      Risiko Operasional

j)      Risiko Hazard

k)    Risiko Finansial

l)      Risiko Strategik

                                   

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management).



DOWNLOAD FILE INI DISINI

 

 

 

 


1 Komentar

Komentar........

  1. https://drive.google.com/file/d/1m4ULXbsqvQCcLs50tnejxnPxg5IcemPz/view?usp=sharing

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama