TUGAS SKI
KEMUNDURAN KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDDHA SEIRING BERKEMANGNYA AGAMA ISLAM
KEMUNDURAN KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDDHA SEIRING BERKEMANGNYA AGAMA ISLAM
OLEH :
Muhammad Shafa Zauhair Adinata
MTs Negeri Muara Enim
Tahun Ajaran 2016/2017
Guru Pembimbing:
Tahun Ajaran 2016/2017
Guru Pembimbing:
SasmitaS.Ag.
Nama : KELPIN DWI AMANDA
Kelas : IXB
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Kelas : IXB
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
.
|
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia - Setelah
memasuki abad ke-10 sampai abad ke-12, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu
maupun Buddha di Indonesia mulai mengalami kemunduran.
Faktor-faktor
penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha sebagai
berikut.
1. Terdesaknya
kerajaan-kerajaan kecil oleh kerajaan-kerajaan besar.
2. Tidak ada
pengaderan pemimpin sehingga tidak ada pemimpin pengganti yang setara dengan
pendahulunya.
3. Munculnya perang
saudara yang melemahkan kerajaan.
4. Kemunduran ekonomi
perdagangan negara.
5. Tersiarnya agama
Islam yang mendesak agama Hindu-Buddha.
Walaupun
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha telah runtuh, tetapi tradisinya masih hidup di
Nusantara. Berikut ulasan mengenai faktor-faktor penyebab runtuhnya tiga
kerajaan besar di Nusantara yang bercorak Hindu-Buddha.
Kerajaan Sriwijaya
mundur sejak abad ke-10, penyebab mundurnya oleh faktor-faktor berikut.
a. Perubahan keadaan
alam di sekitar Palembang. Sungai Musi, Ogan Komering, dan sejumlah anak sungai
lainnya membawa lumpur yang diendapkan di sekitar Palembang sehingga posisinya
menjauh dari laut dan perahu sulit merapat.
b. Letak Palembang
yang makin jauh dari laut menyebabkan daerah itu kurang strategis lagi
kedudukannya sebagai pusat perdagangan nasional maupun internasional. Sementara
itu, terbukanya Selat Berhala antara Pulau Bangka dan Kepulauan Singkep dapat
menyingkatkan jalur perdagangan internasional sehingga Jambi lebih strategis
daripada Palembang.
c. Dalam bidang
politik, Sriwijaya hanya memiliki angkatan laut yang diandalkan. Setelah
kekuasaan di Jawa Timur berkembang pada masa Airlangga, Sriwijaya terpaksa
mengakui Jawa Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia bagian timur dan
Sriwijaya di bagian barat.
d. Adanya serangan
militer atas Sriwijaya. Serangan pertama dilakukan oleh Teguh Dharmawangsa
terhadap wilayah selatan Sriwijaya (992) hingga menyebabkan utusan yang dikirim
ke Cina tidak berani kembali. Serangan kedua dilakukan oleh Colamandala atas
Semenanjung Malaya pada tahun 1017 kemudian atas pusat Sriwijaya pada tahun
1023 – 1030.
Dalam serangan ini,
Raja Sriwijaya ditawan dan dibawa ke India. Ketika Kertanegara bertakhta di
Singasari juga ada usaha penyerangan terhadap Sriwijaya, namun baru sebatas
usaha mengurung Sriwijaya dengan pendudukan atas wilayah Melayu. Akhir dari
Kerajaan Sriwijaya adalah pendudukan oleh Majapahit dalam usaha menciptakan
kesatuan Nusantara (1377).
Berita Cina dari
zaman dinasti Tang menyebutkan bahwa pada abad ke-7, di Kanton dan Sumatra
sudah ada orang muslim. Hal ini berkaitan dengan perkembangan perdagangan dan
pelayaran yang bersifat internasional antara negara-negara Asia Barat dan Asia
Timur, yaitu antara Kerajaan Islam Bani Umayyah, kerajaan Cina dinasti Tang,
dan Kerajaan Sriwijaya.
Pada abad ke-7 sampai
ke-12 Masehi, Kerajaan Sriwijaya memang memegang peranan penting di bidang
ekonomi dan perdagangan untuk daerah Asia Tenggara. Namun pada abad ke-12,
peranan tersebut mulai menunjukkan kemunduran. Bukti mengenai kemunduran
ekonomi dan perdagangan Sriwijaya dapat diketahui dari berita Chou Ku-Fei tahun
1178.
Berita tersebut
menyatakan bahwa harga barang-barang dari Sriwijaya mahal karena rupanya tidak
lagi menghasilkan hasil-hasil alamnya. Untuk mencegah kemunduran ekonomi dan
perdagangan, Kerajaan Sriwijaya kemudian membuat peraturan cukai yang lebih
berat bagi kapal dagang yang singgah ke daerah pelabuhannya.
Kemunduran Sriwijaya
di bidang perdagangan dan politik dipercepat oleh usaha-usaha Kerajaan
Singasari untuk memperkecil kekuasaan Sriwijaya dengan mengadakan ekspedisi
Pamalayu pada tahun 1275. Usaha tersebut dimanfaatkan oleh daerah-daerah lain
untuk melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.
Sejalan dengan itu
para pedagang muslim (mungkin disertai para mubalignya pula) mempergunakan kesempatan
ini untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan dan politik. Mereka mendukung
daerah-daerah yang melepaskan diri tersebut dan memunculkan kekuatan-kekuatan
baru berupa kerajaan-kerajaan bercorak Islam, seperti Samudra Pasai yang
terletak di pesisir timur laut Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Utara dekat
Lhokseumawe.
NAMA
: MEFTAHUDIN
KELAS : IXB
Faktor-faktor Runtuhnya Kerajaan HIndu-Budha|
Kerajaan HIndu-Budha Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu maupun Buddha di Indonesia mengalami masa kejayaan antara abad ke-7 sampai 12 M. Setelah memasuki abad ke-10 sampai abad ke-12, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu maupun Buddha di Indonesia mulai mengalami kemunduran. Secara umum, faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha sebagai berikut.
A. Terdesaknya kerajaan-kerajaan kecil oleh kerajaan-kerajaan besar.
KELAS : IXB
Faktor-faktor Runtuhnya Kerajaan HIndu-Budha|
Kerajaan HIndu-Budha Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu maupun Buddha di Indonesia mengalami masa kejayaan antara abad ke-7 sampai 12 M. Setelah memasuki abad ke-10 sampai abad ke-12, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu maupun Buddha di Indonesia mulai mengalami kemunduran. Secara umum, faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha sebagai berikut.
A. Terdesaknya kerajaan-kerajaan kecil oleh kerajaan-kerajaan besar.
- Tidak ada pengaderan pemimpin sehingga tidak ada pemimpin pengganti yang setara dengan pendahulunya.
- Munculnya perang saudara yang melemahkan kerajaan.
- Kemunduran ekonomi perdagangan negara.
- Tersiarnya agama Islam yang mendesak agama Hindu-Buddha.
Walaupun kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha telah runtuh, tetapi tradisinya masih hidup di
Nusantara. Berikut ulasan mengenai faktor-faktor penyebab runtuhnya tiga
kerajaan besar di Nusantara yang bercorak Hindu-Buddha.
1. Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mundur sejak abad ke-10 disebabkan oleh
faktor-faktor berikut.
- Perubahan keadaan alam di sekitar Palembang. Sungai Musi, Ogan Komering, dan sejumlah anak sungai lainnya membawa lumpur yang diendapkan di sekitar Palembang sehingga posisinya menjauh dari laut dan perahu sulit merapat.
- Letak Palembang yang makin jauh dari laut menyebabkan daerah itu kurang strategis lagi kedudukannya sebagai pusat perdagangan nasional maupun internasional. Sementara itu, terbukanya Selat Berhala antara Pulau Bangka dan Kepulauan Singkep dapat menyingkatkan jalur perdagangan internasional sehingga Jambi lebih strategis dari pada Palembang.
- Dalam bidang politik, Sriwijaya hanya memiliki angkatan laut yang diandalkan. Setelah kekuasaan di Jawa Timur berkembang pada masa Airlangga, Sriwijaya terpaksa mengakui Jawa Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia bagian timur dan Sriwijaya di bagian barat.
- Adanya serangan militer atas Sriwijaya. Serangan pertama dilakukan oleh Teguh Dharmawangsa terhadap wilayah selatan Sriwijaya (992) hingga menyebabkan utusan yang dikirim ke Cina tidak berani kembali. Serangan kedua dilakukan oleh Colamandala atas Semenanjung Malaya pada tahun 1017 kemudian atas pusat Sriwijaya pada tahun 1023 – 1030. Dalam serangan ini, Raja Sriwijaya ditawan dan dibawa ke India.
2.
Mataram Kuno
anan Kerajaan
Mataram Kuno di Jawa Tengah mundur ketika pusat kekuasaannya pindah dari Jawa
Tengah ke Jawa Timur. Ada beberapa pendapat mengenai pemindahan pusat kerajaan
ini. Pendapat lama mengatakan bahwa pemindahan pusat kerajaan ini sehubungan
dengan adanya bencana alam berupa banjir atau gunung meletus atau adanya wabah
penyakit.
Namun, pendapat ini tidak dapat dibuktikan sebab tidak didukung oleh
bukti-bukti sejarah. Pendapat lain menyebutkan bahwa rakyat menyingkir ke Jawa
Timur akibat adanya paksaan terhadap para penganut Hindu untuk membangun candi
Buddha.
Pendapat
baru menyebutkan dua faktor berikut.
Keadaan alam bumi Mataram yang tertutup secara alamiah berakibat negara ini sulit berkembang. Sementara, keadaan alam Jawa Timur lebih terbuka untuk perdagangan luar, tidak ada pegunungan atau gunung yang merintangi, bahkan didukung adanya Sungai Bengawan Solo dan Brantas yang memperlancar lalu lintas dari pedalaman ke pantai. Apalagi, alam Jawa Timur belum banyak diusahakan sehingga tanahnya lebih subur dibandingkan dengan tanah di Jawa Tengah.
Keadaan alam bumi Mataram yang tertutup secara alamiah berakibat negara ini sulit berkembang. Sementara, keadaan alam Jawa Timur lebih terbuka untuk perdagangan luar, tidak ada pegunungan atau gunung yang merintangi, bahkan didukung adanya Sungai Bengawan Solo dan Brantas yang memperlancar lalu lintas dari pedalaman ke pantai. Apalagi, alam Jawa Timur belum banyak diusahakan sehingga tanahnya lebih subur dibandingkan dengan tanah di Jawa Tengah.
Dari
segi politik, ada kebutuhan untuk mewaspadai ancaman Sriwijaya, terutama karena
Sriwijaya pada saat itu dikuasai dinasti Syailendra. Sebagai antisipasinya,
pusat kerajaan perlu dijauhkan dari tekanan Sriwijaya. Ketika Sriwijaya
sungguh-sungguh menyerang pada pertengahan abad ke-10, Mpu Sindok dapat mematahkannya.
Tetapi, serangan Sriwijaya berikutnya dibantu Raja Wurawari pada tahun 1017
menghancurkan Mataram yang saat itu dipimpin Dharmawangsa. Kerajaan Mataram
yang kedua berdiri kembali di Jawa Tengah pada abad ke-16, kali ini telah
beragama Islam.
3.
Majapahit
Kemunduran
Majapahit berawal sejak wafatnya Gajah Mada pada tahun 1364. Hayam Wuruk tidak
dapat memperoleh ganti yang secakap Gajah Mada. Jabatan-jabatan yang dipegang
Gajah Mada (semasa hidupnya, Gajah Mada memegang begitu banyak jabatan)
diberikan kepada tiga orang. Setelah Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389,
Majapahit benar-benar mengalami kemunduran.
Beberapa
faktor penyebab kemunduran Majapahit sebagai berikut.
Tidak
ada lagi tokoh di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan kesatuan wilayah
setelah Gajah Mada dan Hayam Wuruk meninggal.
Struktur
pemerintahan Majapahit yang mirip dengan sistem negara serikat pada masa modern
dan banyaknya kebebasan yang diberikan kepada daerah memudahkan wilayahwilayah
jajahan untuk melepaskan diri begitu diketahui bahwa di pusat pemerintahan
sedang kosong kekuasaan.
Terjadinya
perang saudara, di antaranya yang terkenal adalah Perang Paregreg (1401 – 1406)
yang dilakukan oleh Bhre Wirabhumi melawan pusat Kerajaan Majapahit. Bhre
Wirabhumi diberi kekuasaan di wilayah Blambangan. Namun, ia berambisi untuk
menjadi raja Majapahit. Dalam cerita rakyat, Bhre Wirabhumi dikenal sebagai
Minakjingga yang dikalahkan oleh Raden Gajah atau Damarwulan. Selain perang
saudara, terjadi juga usaha memisahkan diri yang dilakukan Girindrawardhana
dari Kediri (1478).
Masuknya agama Islam sejak zaman Kerajaan Kediri di Jawa
Timur menimbulkan kekuatan baru yang menentang kekuasaan Majapahit. Banyak
bupati di wilayah pantai yang masuk Islam karena kepentingan dagang dan
berbalik melawan Majapahit.
NAMA : HENDRA
SAPUTRA
KELAS : IX B
Penyebab Kejayaan
dan Kemunduran Kerajaan Hindu - Buddha
1. Kerajaan Tarumanegara
a. Penyebab Kejayaan
a. Penyebab Kejayaan
Raja
Purnawarman telah memerintah untuk menggali satu saluran air. Penggalian
saluran air ini sangat besar artinya, karena merupakan
pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian
rakyat. Hasil pertanian tersebut memajukan perekonomian.
b.
Penyebab Kemunduran
Serangan dari Kerajaan Sriwijaya
yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Pajajaran.
2.
Kerajaan Sriwijaya
- a. Penyebab Kejayaan
1)
Letaknya yang strategis di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan
perdagangan internasional. Hal ini mendorong Kerajaan Sriwiijaya untuk
berkembang pesat sebagai negara maritim.
2) Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina yang melintasa Selat Malaka sehingga membawa keuntungan yang terbesar bagi Sriwijaya.
3) Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan Kerajaan Kamboja memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala), yang selama abad ke-6 dipegang oleh Kerajaan Funan.
2) Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina yang melintasa Selat Malaka sehingga membawa keuntungan yang terbesar bagi Sriwijaya.
3) Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan Kerajaan Kamboja memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala), yang selama abad ke-6 dipegang oleh Kerajaan Funan.
b.
Penyebab Kemunduran
1)
Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M. Ketika itu yang berkuasa di
Sriwijaya adalah Sri Sudamani Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak
berhasil, tetapi telah melemahkan Sriwijaya.
2) Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke Semenanjung Malaka dan berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun 1068 M dilakukan oleh Wirarajendra, cucu Rajendracoladewa.
3) Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi),, Mauliwarmadewa, semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.
4) Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaanya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka.
5) Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam yang mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.
6) Dari daerah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara.
7) Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh ke kekuasaan raja-raja sekitarnya.
8) Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan Majapahit.
9) Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudera Pasai yang mengambil alih posisi Sriwijaya.
2) Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke Semenanjung Malaka dan berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun 1068 M dilakukan oleh Wirarajendra, cucu Rajendracoladewa.
3) Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi),, Mauliwarmadewa, semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.
4) Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaanya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka.
5) Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam yang mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.
6) Dari daerah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara.
7) Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh ke kekuasaan raja-raja sekitarnya.
8) Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan Majapahit.
9) Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudera Pasai yang mengambil alih posisi Sriwijaya.
- 3Kerajaan Mataram
- a. Penyebab Kejayaan
1) Naik tahtanya Sanjaya yang sangat ahli dalam peperangan
2) Pembangunan sebuah waduk Hujung Galuh di Waringin Sapta (Waringin Pitu) guna mengatur aliran Sungai Berangas, sehingga banyak kapal dagang dari Benggala, Sri Lanka, Chola, Champa, Burma, dan lain-lain datang ke pelabuhan itu.
3) Pindahnya kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yang didasari oleh:
a) Adanya sungai-sungai besar, antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat memudahkan bagi lalu lintas perdagangan.
b) Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.
c) Lokasi Jawa Timur yang berdekatan dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
- b. Penyebab Kemunduran
1)
Wafatnya Raja Sanna sehingga kerajaan Mataram menjadi pecah dan kebingungan.
2) Pernikahan Raja Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu yang kontroversial sehingga menimbulkan berbagai pemberontakan.
3) Serangan dari Raja Wurawari yang bekerja sama dengan Sriwijaya saat Raja Airlangga berada di Jawa meminang putri Dharmawangsa.
2) Pernikahan Raja Pramodhawardhani dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu yang kontroversial sehingga menimbulkan berbagai pemberontakan.
3) Serangan dari Raja Wurawari yang bekerja sama dengan Sriwijaya saat Raja Airlangga berada di Jawa meminang putri Dharmawangsa.
4Kerajaan
Kediri
- a. Penyebab Kejayaan
1)
Naik tahtanya Jayabaya sebagai raja yang mempersatukan Kerajaan Kediri dengan
Kerajaan Jenggala.
2) Seni sastra yang berkembang pesat, yang disebabkan oleh:
a) Adanya pujangga-pujangga yang pandai
b) Adanya perlindungan terhadap para pujangga
c) Penghormatan kepada raja melalui hasil sastra
d) Adanya kebebasan berpikir dalam mengembangkan kesusastraan
2) Seni sastra yang berkembang pesat, yang disebabkan oleh:
a) Adanya pujangga-pujangga yang pandai
b) Adanya perlindungan terhadap para pujangga
c) Penghormatan kepada raja melalui hasil sastra
d) Adanya kebebasan berpikir dalam mengembangkan kesusastraan
- b. Penyebab Kemunduran
1)
Raja Kertajaya mengurangi hak-hak kaum Brahmana. Sehingga Kaum Brahmana banyak
yang lari dan minta bantuan ke Tumapel untuk melawan Kerajaan Kediri.
2) Pada tahun 1222 terjadi Perang Ganter antara Ken Arok dengan Kertajaya (Raja Kediri saat itu). Ken Arok dengan bantuan para brahmana berhasil mengalahkan Kertajaya di Ganter (Punjon, Malang). Dengan demikian berakhirlah riwayat Kerajaan Kediri.
2) Pada tahun 1222 terjadi Perang Ganter antara Ken Arok dengan Kertajaya (Raja Kediri saat itu). Ken Arok dengan bantuan para brahmana berhasil mengalahkan Kertajaya di Ganter (Punjon, Malang). Dengan demikian berakhirlah riwayat Kerajaan Kediri.
5.
Kerajaan Singasari
a. Penyebab Kejayaan
a. Penyebab Kejayaan
1)
Melaksanakan Politik dalam negeri untuk menstabilkan pemerintahan, antara lain:
a) Memecat Mapatih Raganatha
b) Mengangkat Banyak Wide
c) Mengangkat Jayakatwang menjadi raja kecil di Kediri untuk menghidari perselisihan Kertanegara dengan keturunan Raja Kediri
d) Mengambil Ardharaja, putra Jayakatwang, sebagai menantu.
e) Mengambil Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka, sebagai menantu.
f) Memperkuat angkatan perang, baik prajurit darat maupun laut, lengkap dengan segala persenjataannya.
g) Menumpas pemberontakan Bhayaraja tahun 1270 dan Mahesa Rangkah tahun 1280.
h) Mengangkat seorang kepala agama Buddha dan seorang brahmana untuk mendampingi raja.
2) Melaksanakan Politik luar negeri antara lain
a) Stabilisasi daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh Nusantara yang dipimpin Kerajaan Singasari.
b) Mengurangi pengaruh dari dua kerajaan besar yang merupakan lawan-lawan politik Singasari, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Cina Mongol.
b. Penyebab Kemunduran
a) Memecat Mapatih Raganatha
b) Mengangkat Banyak Wide
c) Mengangkat Jayakatwang menjadi raja kecil di Kediri untuk menghidari perselisihan Kertanegara dengan keturunan Raja Kediri
d) Mengambil Ardharaja, putra Jayakatwang, sebagai menantu.
e) Mengambil Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka, sebagai menantu.
f) Memperkuat angkatan perang, baik prajurit darat maupun laut, lengkap dengan segala persenjataannya.
g) Menumpas pemberontakan Bhayaraja tahun 1270 dan Mahesa Rangkah tahun 1280.
h) Mengangkat seorang kepala agama Buddha dan seorang brahmana untuk mendampingi raja.
2) Melaksanakan Politik luar negeri antara lain
a) Stabilisasi daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh Nusantara yang dipimpin Kerajaan Singasari.
b) Mengurangi pengaruh dari dua kerajaan besar yang merupakan lawan-lawan politik Singasari, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Cina Mongol.
b. Penyebab Kemunduran
1)
Memandang Cina Mongol sebagai saingan dengan menolak utusan Cina Mongol dan
mempermalukannya. Sehingga Cina-Mongol menyerang Singasari.
2) Ketika tentara Mongol hendak menyerang, pasukan Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan sehingga pertahanan di ibu kota lemah.
3) Penyerangan pasukan Kediri yang kemudian berhasil menduduki istana dan membunuh Kertanegara.
2) Ketika tentara Mongol hendak menyerang, pasukan Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan sehingga pertahanan di ibu kota lemah.
3) Penyerangan pasukan Kediri yang kemudian berhasil menduduki istana dan membunuh Kertanegara.
NAMA : Ahmad
Husien Abdul Hamid
KELAS : IXB
KELAS : IXB
Runtuhya Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Budha
AWAL KERAJAAN HINDU-BUDHA
Kerajaan
mulai muncul di Asia Tenggara sekitar abad ke-1 M. Ketika kerajaan Romawi
melakukan hubungan perdagangan dengan Cina. Jalur yang sering sebagai jalur
perdagangan disebut sebagai jalur sutera, namun jalur itu akan diubah melalui
jalur laut, karena adanya ketidakamanan bila melalui jalur sutera. Selain
berdagang dengan Cian, Asia Tenggara juga telah berdagang dengan India antra
abad ke-1 hingga abad ke-3 M. Perdagangan melalui jalur laut inilah lebih
sering dilakukan denagn India daripada dengan Cina. Sehingga pengaruh India
diadopsi oleh orang-orang di Asia Tenggara, tanpa meninggalkan kebudayaan yang
telah ada.
Contohnya Fuann yang telah banyak mengambil manfaat dari jalur perdagangan antara Cina dan India. Antara abad ke-3 hingga abad ke-5 M terjalin hubungan yang harmonis antara Cina denagn negara-negara di Asia Tenggara. Funan telah berkembang
Contohnya Fuann yang telah banyak mengambil manfaat dari jalur perdagangan antara Cina dan India. Antara abad ke-3 hingga abad ke-5 M terjalin hubungan yang harmonis antara Cina denagn negara-negara di Asia Tenggara. Funan telah berkembang
Proses Masuk
dan Berkembangnya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Pada permulaan tarikh masehi, di
Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah
tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan
perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung
melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati
India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang
dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki
keuntungan, yaitu:
Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu.
Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu.
FAKTOR-FAKTOR RUNTUHNYA KERAJAAN BERCORAK HINDU-BUDHA
Perkembangan pengaruh agama hindu budha cukup besar, karena
dapat mempengaruhi seluruh sektor kehidupan masyarakat . Kurang lebih pengaruh
hindu budaha di Indonesia selama 1000 tahun atau 10 abad. Ini semua bisa
dilihat dengan munculnya kerajaan-kerajaan bercorak hindu budha dari kerajaan
kutai sampai yang terakhir yaitu majapahit.
Penyebab runtuhnya kerajaan bercorak hindubudha antara lain :
1. Terdesaknya kerajaan-kerajaan
sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan lebih kuat.
2. Tidak ada peralihan kepemimpinan
atau kaderisasi seperti yang terjadi pada zaman majapahit.
3. Berlangsungnya perang saudara yang
justru melemahkan kekuasaan kerajaan, seperti yang terjadi pada kerajaan
syailendra dan Majapahit.
4. Banyak daerah yang melepaskan diri
akibat lemahnya pengawasan pemerintah pusat dan raja-raja bawahanmembangun
sebuah kerajaan yang merdeka serta tidak terikat lagi oleh pemerintah pusat.
5. Kemunduran ekonomi perdagangan.
Akibat kelemahan pemerintah pusat, masalah perekonomian dan perdagangan diambil
ailh oleh para pedagang melayu dan Islam.
6. Tersiarnya agama dan budaya islam
yang mudah diterima para adipati di daerah pesisir. Hal ini membuat mereka
merasa tidak terikat lagi dengan pemerintahan kerajaan pusat seperti pada masa
kekuasaan kerajaan majapahit.